PENYAKIT TUNGRO
PADA TANAMAN PADI
1. Pengertian
Penyakit Tungro
Penyakit tungro merupakan salah satu
kendala produksi padi nasional karena kehilangan hasil yang diakibatkannya
tinggi.Penyakit ini telah menyebar hampir keseluruh Indonesia, terutama di
daerah sentra produksi beras nasional seperti di Pulau Jawa, Bali, Nusa
Tenggara Barat, Sulawesi, dan Kalimantan Selatan. Menurut Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan, luas tanaman terinfeksi setiap tahunnya rata-rata
mencapai 16.477 ha, dan yang rusak total (puso) mencapai 1.027 ha selama periode
1996-2002.Dengan perkiraan kehilangan hasil dari tanamanterinfeksi rata-rata
20%, tanaman puso 90%, hargagabah Rp 1200/kg,kerugian akibat penyakit
tungromencapai Rp. 14,1 milyar.Pada saat terjadi ledakan serangan nilai
kerugian bisa melebihi dari perhitungan tersebut diatas.Ledakan tungro sepuluh
tahun terakhir ini terjadi di Kabupaten Klaten pada tahun 1995 dengan luas
tanaman terserang 12.340 ha, di Nusa Tenggara Barat pada 1998 dengan luas
serangan mencapai 15.000 ha.Disamping itu penyebaran tungro di Jawa Barat
terutama di dataran rendah Kabupaten Subang di Jalur Pantai Utara (Jalur
Pantura) semakin meluas.
Penyakit tungro disebabkan oleh dua
jenis virus yang berbeda yaitu
virus bentuk batang Rice Tungro
Bacilliform Virus (RTBV) dan virus bentuk bulat Rice Tungro Spherical Virus (RTSV). Kedua jenis virus tersebut
tidak memiliki kekerabatan serologi dan dapat menginfeksi tanaman secara
bersama-sama. Virus tungro hanya ditularkan oleh wereng hijau (sebagai vektor) tidak terjadi
multiplikasi dalam tubuh wereng dan tidak terbawa pada keturunananya. Sejumlah species wereng hijau dapat
menularkan virus tungro, namun Nephotettix
virescens
merupakan wereng hijau yang paling efisien sehingga perlu diwaspadai
keberadaannya. Penularan virus tungro dapat terjadi apabila vektor memperoleh
virus setelah mengisap tanaman yang terinfeksi virus kemudian berpindah dan
mengisap tanaman sehat tanpa melalui periode laten dalam tubuh vektor.
Klasifikasi biologi patogen
penyebab penyakit tungro adalah sebagai berikut :
Rice
tungro bacilliform virus (RTBV)
·Group
: Group VII (dsDNA-RT)
·Family:
Caulimoviridae
·Genus
: Tungrovirus
·Species:
Rice tungro bacilliform virus
Rice
tungro spherical virus (RTSV)
·Group
: Group IV ((+)ssRNA)
·Family
: Sequiviridae
·Genus
: Waikavirus
·Species:
Rice tungro spherical virus
2. Gejala Serangan
Gejala penyakit tungro umumnya muncul
kurang lebih seminggu setelah inokulasi, dimulai dari adanya diskolorasi
kekuningan pada ujung daun muda, kemudian diikuti klorosis di antara vena daun.
Tanarnan yang sakit parah mcmpunyai anakan sedikit, pertumbuhan akar terhambat,
sangat kerdil, dan menghasilkan panikel yang kecil dengan bulir-bulir gabah
kosong. Gejala penyakit akan persisten pada varietas yang rentan, sedangkan
pada varietas yang agak tahan gejala tidak berkembang pada daun muda dan ada
kecenderungan sehat kembali.
Serangan tungro di suatu hamparan sawah
pada umumnya terlihat berkelompok, suatu indikasi bahwa waktu infcksi
berbeda-beda. Sebaran tanaman sakit yang mengelompok dapat menyebabkan hamparan
tanaman padi terlihat seperti bergelombang karena adanya perbedaan tinggi
tanaman antara tanaman sehat dan sakit. Pada varietas yang agak tahan, setelah
petani memberikan tambahan pupuk nitrogen, pertanaman padi yang semula sakit
tampak seperti sembuh, menghijau kembali dan memberikan harapan untuk
memperoleh hasil panen, walaupun sebenarnya virus-virus tungro masih tetap ada
dan berkembang di dalamnya. Yang sering terjadi pada varietas yang rentan,
pertanaman tampak merana sampai waktu panen atau sampai ada usaha sanitasi
untuk menghilangkan sumber penyakit. Pada kasus yang lain apabila pertanaman
padi terhindar dan infeksi sampai umur dua bulan, maka virus-virus rungro tidak
akan mengakibatkan kerusakan tanaman dan kehilangan hasil panen
Gambar 2.1 Penyakit Tungro pada Padi
Gejala khas serangan Penyakit Tungro
yaitu daun berwarna kuning oranye (berbintik-bintik karat berwarna hitam) yang
dimulai dari ujung daun selanjutnya berkembang ke bagian bawah. Akibat serangan
tungro, jumlah anakan berkurang, tanaman kerdil serta malai yang terbentuk
lebih pendek dan banyak yang hampa,biasanya tinggi tanaman tidak merata.
Tingkat berkurangnya jumlah anakan dan kekerdilan tergantung pada saat infeksi
dan ketahanan varietas. Gejala lain yaitu terjadinya pemendekan jarak antara
pangkal daun atau bahkan berhimpitan atau kadang-kadang satu bidang sehingga
terlihat seperti kipas. Berikiut ini adalah gambar cirri khas penyakit tungro :
3. Siklus Penyakit
Tungro
Sumber inokulum penyakit tungro
terdapat pada tanaman padi, singgang serta rumput-inang yang sakit.
Serangga penular virus tungro menularkan virus secara non persisten. Serangga
penular penyakit tungro terutama adalah wereng hijau dari spesies Nephotetix virescens dan N.
nigropictus.
Serangga penular penyakit virus tungro
menularkan penyakit tersebut secara non persisten. Masa inkubasi dalam tanaman
adalah 6 – 9 hari. Serangga dapat menularkan virus dengan segera dalam
waktu 2 jam setelah memperoleh virus dan mempertahankan dalam tubuhnya selama
tidak lebih dari 5 hari. Setelah masa itu, serangga menjadi tidak
infektif lagi. Kembali menjadi infektif setelah menghisap tanaman sakit.
Nimfa wereng hijau dapat menularkan virus, tetapi infektif setelah ganti
kulit. Virus tidak dapat ditularkan melalui telur serangga maupun melalui
biji, tanah, air dan secara mekanis (pergesekan antara bagian tanaman sakit
dengan yang sehat).
Infeksi tungro dapat terjadi mulai
persemaian. Pada stadium ini tanaman sangat rentan terhadap infeksi
virus. Apabila infeksi terjadi pada stadium persemaian maka gejala tungro
akan terlihat pada tanaman umur 2-3 minggu setelah tanam (mst). Tanaman
muda yang terinfeksi akan merupakan sumber infeksi di lapangan.
4. Perkembangn
Tungro
Populasi awal imago wereng hijau
(migran) mulai menginfestasi tanaman berumur ± 2 mst. Selanjutnya
generasi yang menginfestasi tanaman muda disebut G0, generasi berikutnya
generasi G1 dan seterusnya. Puncak kepadatan populasi tertinggi lebih
sering terjadi pada pertengahan fase pertumbuhan tanaman.
Meskipun kepadatan populasi vektor di
lapangan umumnya rendah, tetapi karena kemampuan vektor untuk menyebar relatif
tinggi, maka apabila terdapat sumber infeksi, penyakit tungro dapat cepat
meluas terutama pada pola tanam padi yang tidak serempak.
5. Pengendalian
penyakit
Pada prinsipnya penyakit tungro tidak
dapat dikendalikan secara langsung artinya, tanaman yang telah terserang tidak
dapat disembuhkan.Pengendalian bertujuan untuk mencegah dan meluasnya serangan
serta menekan populasi wereng hijau yang menularkan penyakit. Mengingat
banyaknya faktor yang berpengaruh pada terjadinya serangan dan intensitas
serangan, serta untuk mencapai efektivitas dan efisiensi, upaya pengedalian
harus dilakukan secara terpadu yang meliputi :
1.
Waktu tanam tepat
Waktu tanam harus disesuaikan dengan
pola fluktuasi populasi wereng hijau yang sering terjadi pada bulan-bulan
tertentu.Waktu tanam diupayakan agar pada saat terjadinya puncak populasi,
tanaman sudah memasuki fase generatif (berumur 55 hari atau lebih).Karena
serangan yang terjadi setelah masuk fase tersebut tidak menimbulkan kerusakan
yang berarti.
2.
Tanam serempak
Upaya menanam tepat waktu tidak efektif
apabila tidak dilakukan secara serempak. Penanaman tidak serempak menjamin
ketersediaan inang dalam rentang waktu yang panjang bagi perkembangan virus
tungro, sedangkan bertanam serempak akan memutus siklus hidup wereng hijau dan
keberadaan sumber inokulum. Penularan tungro tidak akan terjadi apabila tidak
tersedia sumber inokulum walaupun ditemukan wereng hijau, sebaliknya walaupun
populasi wereng hijau rendah akan terjadi penularan apabila tersedia sumber
inokulum.
3.
Menanam varietas tahan
Menanam varietas tahan merupakan
komponen penting dalam pengendalian penyakit tungro.Varietas tahan artinya
mampu mempertahankan diri dari infeksi virus dan atau penularan virus oleh
wereng hijau.Walaupun terserang, varietas tahan tidak menunjukkan kerusakan
fatal, sehingga dapat menghasilkan secara normal. Sejumlah varietas tahan yang
dianjurkan untuk daerah NTB antara lain: Tukad Patanu, Tukad Unda, Bondoyudo
dan Kalimas. IR-66, IR-72 dan IR-74.Sejumlah varietas Inpari yang baru dilepas
juga dinyatakan tahan tungro. Hasil penelitian di daerah endemis membuktikan
Tukad Unda cukup tahan dengan intensitas serangan 0,0%-9,14% sedangkan varietas
peka IR-64 berkisar 16,0%-79,1%. Penelitian di Lanrang Sulawesi Selatan juga
menunjukkan daya tahan Tukad Patanu terhadap tungro dengan intensitas serangan
18,20% sedangkan varietas peka Ciliwung mencapai 75,7%.
4.
Memusnahkan (eradikasi) tanaman terserang
Memusnahkan tanaman terserang merupakan
tindakan yang harus dilakukan untuk menghilangkan sumber inokulum sehingga
tidak tersedia sumber penularan. Eradikasi harus dilakukan sesegera mungkin
setelah ada gejala serangan dengan cara mencabut seluruh tanaman sakit kemudian
dibenamkan dalam tanah atau dibakar. Pada umumnya petani tidak bersedia
melakukan eradikasi karena mengira penyakit bisa disembuhkan dan kurang
memahami proses penularan penyakit. Untuk efektifitas upaya pengendlian,
eradikasi mesti dilakukan diseluruh areal dengan tanaman terinfeksi, eradikasi
yang tidak menyeluruh berarti menyisakan sumber inokulum.
5.
Pemupukan N yang tepat
Pemupukan N berlebihan menyebab-kan
tanaman menjadi lemah, mudah terserang wereng hijau sehingga memudahkan terjadi
inveksi tungro, karena itu penggunaan pupuk N harus berdasarkan pengamatan
dengan Bagan Warna Daun (BWD) untuk mengetahui waktu pemupukan yang paling
tepat. Dengan BWD, pemberian pupuk N secara berangsur-angsur sesuai kebutuhan
tanaman sehingga tanaman tidak akan menyerap N secara berlebihan.
6.
Penggunaan pestisida
Penggunaan pestisida dalam
mengendalikan tungro bertujuan untuk eradikasi wereng hijau pada pertanaman
yang telah tertular tungro agar tidak menyebar ke pertanaman lain dan mencegah
terjadinya infeksi virus pada tanaman sehat. Penggunaan insektisida sistemik
butiran (carbofuran) lebih efektif mencegah penularan tungro. Mengingat infeksi
virus dapat terjadi sejak di pesemaian, sebaiknya pencegahan dilakukan dengan
antara lain tidak membuat pesemaian di sekitar lampu untuk menghindari
berkumpulnya wereng hijau di pesemaian dan menggunakan insektisida confidor
ternyata cukup efektif. Insesektisida hanya efektif menekan populasi wereng
hijau pada pertanaman padi yang menerapkan pola tanam serempak. Karena itu
pengendalian penyakit tungro yang sangat berbahaya akan berhasil apabila
dilakukan secara bersama-sama dalam hamparan relatif luas, utamakan pencegahan
melalui pengelolaan tanaman yang tepat (PTT) untuk memperoleh tanaman yang sehat
sehinga mampu bertahan dari ancaman hama dan penyakit.
Permasalahan mengenai penyakit tungro harus lebih diperhatikan oleh peneliti bidang pertanian, juga oleh petani.Karena apabila penyakit ini diabaikan maka panen padi yang diharapkan dapat hilang karena padi terserang penyakit tungro.Menurut saya harus ada Varietas baru yang tahan dengan serangan wereng hijau maupun serangan penyakit tungro. Selain itu petani harus pintar dalam mengendalikan penyakit tungro sedini mungkin, ketika timbul gejala serangan, petani langsung tanggap dan langsung mengatasi masalah/serangan OPT tersebut
Permasalahan mengenai penyakit tungro harus lebih diperhatikan oleh peneliti bidang pertanian, juga oleh petani.Karena apabila penyakit ini diabaikan maka panen padi yang diharapkan dapat hilang karena padi terserang penyakit tungro.Menurut saya harus ada Varietas baru yang tahan dengan serangan wereng hijau maupun serangan penyakit tungro. Selain itu petani harus pintar dalam mengendalikan penyakit tungro sedini mungkin, ketika timbul gejala serangan, petani langsung tanggap dan langsung mengatasi masalah/serangan OPT tersebut
VIRUS TUNGRO PADI
Penyakit
Tungro adalah penyakit pada tanaman padi (Oryza sativa ) yang disebabkan
oleh virus yang biasanya terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan
tanaman padi tumbuh kerdil dan berkurangnya jumlah anakan.
- Penyakit tungro pada
tanaman padi ini disebabkan oleh asosiasi dari dua jenis virus.
- Kedua bentuk partikel
virus yang berasosiasi yaitu RTBV
(Rice Tungro Baciliform Virus)
dengan ukuran 140 x 35 mm dan RTSV (Rice Tungro Spherical Virus) dengan diameter
antara 30 – 33 nm.
- RTBV merupakan anggota
dari group”Badnavirus = Banana dna virus” dan hanya dapat ditularkan oleh
wereng daun (leafhopper) secara semi persisten dengan hadirnya RTSV.
- RTSV masuk dalam group
“Waika Viruses Sesquivividae” dan dapat ditularkan oleh wereng daun serta
berfungsi sebagai “helper virus” untuk RTBV
- Kedua partikel virus
tersebut dapat berada di dalam suatu sel secara bersama-sama tanpa
mengakibatkan terjadinya proteksi silang antara satu dengan yang lain
Pelepah dan helaian daun memendek dan daun yang terserang berwarna kuning sampai kuning-oranye.
- Daun muda sering
berlurik atau strip berwarna hijau pucat sampai putih dengan panjang
berbeda sejajar dengan tulang daun.
- Gejala mulai dari
ujung daun yang lebih tua.
- Daun menguning
berkurang bila daun yang lebih tua terinfeksi.
- Dua spesies wereng
hijau Nephotettix malayanus dan N.virescens adalah serangga yang
menyebarkan (vektor) virus tungro.
- Infeksi tungro pada
tanaman padi khususnya varietas peka akan menimbulkan gejala kerdil,
jumlah anakan berkurang.
- Daun menguning,
menggulung keluar dan agak sedikit terpuntir. Tanaman yang kerdil pada
ruas daun kedua memendek.
- Karena adanya
perpanjangan pelepah daun baru maka daun yang membuka kadang-kadang
pelepahnya terjepit.
- Akar tanaman berkurang
dan gabah yag dihasilkan kecil dan sering tidak sempurna
- Gejala penyakit tungro
pada tanaman yang terinfeksi virus mulai dapat dilihat pada umur 7 – 10
hari sesudah diinokulasi.
- Penelitian telah
menunjukkan bahwa N. virescens dapat
menularkan kedua macam virus tersebut secara bersamaan atau masing-masing
sendiri-sendiri dari tanaman yang terinfeksi oleh kedua virus tersebut.
- Tanaman yang
terinfeksi oleh kedua virus tersebut menunjukkan gejala yang serius, yang
terinfeksi oleh RTSV saja tidak
menunjukkan gejala yang jelas,
- Konsentrasi RTBV yang tinggi dalam jaringan tanaman akan
menyebabkan gejala berwarna orange pada daun
- Tungro tidak dapat
ditularkan melalui biji ataupun secara mekanik, tetapi harus ada serangga
penular (vektor) yaitu wereng hijau (Nephotettix spp.)
atau wereng loreng ((Recilia
dorsalis).
- Sifat penularan virus
oleh vektornya bersifat semi persisten artinya periode akuisisi minimum
5-30 menit dan periode inokulasi minimum 7-30 menit.
- Masa inkubasi virus
pada tanaman 6-10 hari, virus dapat ditularkan melalui semua stadia
serangga, yaitu nimfa dan imagonya, jantan dan betina, tapi tidak melalui
telur.
- sekali lagi Virus
tidak menular melalui tanah, air atau biji padi OK
Mengapa tungro harus
dikendalikan?
- Tungro adalah satu
dari penyakit padi yang paling merusak di Asia Tenggara dan Asia Selatan.
- Epidemik penyakit ini
telah terjadi sejak pertengahan tahun 1960an.
- Malai yang terserang
jarang menghasilkan gabah, menjadi pendek dan steril atau hanya sebagian
yang berisi dengan gabah yang berubah warna.
- Pembungaan tanaman
sakit tertunda dan pembentukan malai sering tidak sempurna.
Penyakit
tungro tidak akan menyebar jika tidak ada tanaman sakit yang menjadi sumber
inokulum, demikian juga jika tidak ada wereng hijau sebagai vektornya.
Selain adanya kedua faktor di atas , kondisi lapangan juga menunjang perkembangan seperti:
Selain adanya kedua faktor di atas , kondisi lapangan juga menunjang perkembangan seperti:
- kepekaan varietas yang
ditanam
- tersedianya tanaman
padi yang terus menerus
- faktor iklim seperti
curah hujan
- kecepatan angin akan
mempercepat penyebaran peyakit tungro
Bagaimana Mengendalikan
Tungro?
- Varietas tahan.
Penggunaan varietas tahan seperti Tukad Unda, Tukad Balian, Tukad Petanu,
Bondoyudo, dan Kalimas merupakan cara terbaik untuk mengendalikan tungro.
- Rotasi varietas
penting untuk mengurangi gangguan ketahanan.
- Pembajakan di bawah
sisa tunggul yang terinfeksi.
- Hal ini dilakukan
untuk mengurangi sumber penyakit dan menghancurkan telur dan tempat
penetasan wereng hijau.
- Bajak segera setelah
panen bila tanaman sebelumnya terkena penyakit.
- Cabut dan bakar
tanaman yang sakit. Ini perlu dilakukan kecuali bila serangan tungro sudah
menyeluruh.
- Bila serangan sudah
tinggi maka mungkin ada tanaman yang terinfeksi tungro tapi kelihatan
sehat.
- Mencabut tanaman yang
terinfeksi dapat mengganggu wereng hijau sehingga makin menyebarluaskan
infeksi tungro.
- Tanam benih langsung
(Tabela): Infeksi tungro biasanya lebih rendah pada tabela karena lebih
tingginya populasi tanaman (bila dibandingkan tanam pindah).
- Dengan demikian wereng
cenderung mencari dan makan serta menyerang tanaman yang lebih rendah
populasinya.
- Waktu Tanam: Tanam
padi saat populasi wereng hijau dan tungro rendah.
- Tanam serempak:
Upayakan petani tanam serempak. Ini mengurangi penyebaran tungro dari satu
lahan ke lahan lainnya karena stadium tumbuh yang relatif seragam.
- Bera atau rotasi.
Pertanaman padi terus-menerus akan meningkatkan populasi wereng hijau
sehingga sulit mencegah infeksi tungro.
- Adanya periode bera
atau tanaman lain selain padi dapat mengurangi populasi wereng hijau dan
ketersediaan inang untuk virus tungro.
- Hindari penanaman
varietas rentan di daerah endemik tungro.
- Setelah panen, segera
benamkan jerami dan sisa-sisa tanaman dari yang terinfesi tungro dengan
bajak dan garu.
- Pengendalian juga
perlu dilakukan untuk wereng hijau dengan menggunakan insektisida yang
berbahan aktif BPMC, buprofezin, etofenproks , imidakloprid
Apa itu H1N1?
Viral
Novel Influenza type A H1N1. Ianya berasal dari Virus Avian Flu (Selsema Burung
H5N1) yang telah menjangkiti Babi @ Khinzir dan telah bergabung dengan Swine
Flu (yang sepatutnya hanya menjangkiti ternakan Babi sahaja) dan telah evaluasi
(Mutasi) untuk penyesuaian diri di dalam 'host' yang lebih tinggi didalam
rantaian makanan@manusia Dan semasa didalam badan manusia, sekali lagi ia
berevolusi supaya ia menjadi 'air born' dan menjangkit dari manusia kepada
manusia.
Jangka
Hayat Virus
Oleh
kerana ia adalah Virus yang 'air born', ia hanya boleh bertahan di udara selama
2 hingga 8 jam sahaja. Jika selepas tempoh tersebut ia tidak mendapat perumah @
host (badan manusia) ia akan mati. Maka bilik yang dibiarkan selama 24 jam
dengan air ventilation yg baik, akan 'bersih' dr virus tersebut.
Asal
virus ini:
Sebenarnya
telah terdapat outbrake di US sebelum terjadi outbrake di Mexico tapi tidak
dilaporkan kepada WHO. Kemungkinan outbrake ini telah dikesan dan US mahu
'baling batu sembunyi tangan' lalu tercetus la outbrakedi Mexico .
Virologi Virus H1N1
Virologi Virus H1N1
Incubation
Period yang singkat pada purata 2 hari dengan julat 1 - 4 hari
ini bermakna ia cepat menyerang badan manusia setelah ia menjangkiti pesakit pesakit akan menunjukkan simptom selepas 1 hari dijangkiti paling cepat dan selewat-lewatnya hari ke-4 H1N1 sebenarnya adalah Selsema Biasa namun kepada pesakit yang berisiko, ia dapat membunuh. Jika pesakit adalah seorang yg normal, ia hanya akan memberi kesan seperti demam selsema biasa dan batuk.
ini bermakna ia cepat menyerang badan manusia setelah ia menjangkiti pesakit pesakit akan menunjukkan simptom selepas 1 hari dijangkiti paling cepat dan selewat-lewatnya hari ke-4 H1N1 sebenarnya adalah Selsema Biasa namun kepada pesakit yang berisiko, ia dapat membunuh. Jika pesakit adalah seorang yg normal, ia hanya akan memberi kesan seperti demam selsema biasa dan batuk.
Cara
Serangan
Virus
ini boleh disebarkan melalui batuk, bersin dan percakapan.Virus ini akan
menyerang sistem pernafasan (seperti selsema burung dan SARS) peringkat awal,
ia hanya pada 'trakea' jika tidak mendapat rawatan awal, ia akan menyerang
paru-paru dan boleh menyebabkan kematian akibat 'lung collapse' ia amat
merbahaya kepada golongan yangg berisiko tinggi.
Siapa
yang berisiko:
1.
Orang yang ada masalah 'obesiti' @ gemuk.
2.
Perempuan yang mengandung.
3.
Orang yang ada asthmatic (Bronkiol Asthmaz4. Orang-orang yang bermasalah dengan
sistem imunisasi (menjalani 'operation yg besar', kanak-kanak yang belum cukup
suntikan imunisasi, golongan-golongan yang rendah tahap imuniti eg. HIV ext.)
*kematian
yang telah dilaporkan terdiri daripada golongan-golongan di atas. 44 kematian
di laporkan setakat 12 Ogos 2009.
Simptom-Simptom
hari
1 - rasa kurang sihat, tak bermaya.
hari
2 - selsema, batuk dan demam yg kekal (demam tidak turun walaupun telah makan
ubat demam).
hari
3 - rasa kurang selesa di bahagian dada dan sesak nafas.
hari
4 - sakit dada yg teruk jumpa doktor dengan segera.
hari
5 - and above lung collapse @ koma.
Langkah-langkah
kawalan
1.
Golongan-golongan yang berisiko, elakkan daripada kesesakan (kawasan yang padat
dengan orang ramai)
2.
Menjaga kebersihan diri, basuh tangan selalu dan dengan betul, jaga kebersihan
rumah dan persekitaran .
3.
Elakkan diri jika terdapat 'orang batuk, bersin dan kurang sihat' .
4.
Jika kurang sihat, elakan diri dari beraktiviti (sosial dan berkumpulan)
5.
Jika kurang sihat dan ada ILI ( influenza light illness @ selsema biasa) jangan
hadirkan diri di kawasan orang ramai. jika terpaksa, pakai 'mask' (sekurang2
nya 3 ply mask).
6.
Untuk orang yang sihat, elakkan dari kawasan yang padat.
7.
Jika ada tanda-tanda simptom diatas, segera ke hospital untuk pemeriksaan dan
rawatan
8.
Jika sihat, jangan ke hospital atau klinik untuk 'checkup' kerana di kawasan
tersebut mengandungi banyak virus.
9.
Tak perlu ambil anti-viral @ apa-apa ubat influenza. jika sihat dan
mengambilnya, akan mengakibatkan resistan (lali) kepada vaksin @ ubat-ubat
untuk merawat jika terkena jangkitan. ini adalah kerana berlakunya resistansi
virus terhadap persekitaran badan yang telah mengambil ubat-ubat tersebut
terlebih awal.
10.
Vaksin hanya akan 'wujud' seawal-awalnya pada oktober 09 dan hanya untuk
'frontliner' sahaja dan untuk awam selewat-lewatnya pada 2010.
11.
Untuk makluman, influenza test hanya dijalankan di dua makmal sahaja di
malaysia, mengambil masa 6 jam untuk run test kepada satu batch sample. Jika
klinik menyatakan mereka boleh jalankan ujian, itu tidak betul tak perlu ambil
suntikan seasonal influenza kerana ia tidak berkaitan.
12.
Tahap kesedaran dan pengetahuan yg tinggi amat perlu untuk kita sama-sama
menghadapi outbrake ini. Sama-samalah kita berdoa kepada ALLAH s.w.t agar bala
ini cepat berlalu. Amin…
Virus Ebola:
Pengertian, Sejarah dan Perkembangan sampai Kini, Juga di Indonesia
Apa itu Ebola? Menurut informasi yang
banyak beredar memberikan kesimpulan bahwa pengertian Ebola seperti disebutkan
oleh Wikipedia sebagai berikut:
Ebola
adalah sejenis virus dari genus Ebolavirus, familia Filoviridae, dan juga nama
dari penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Gejala-gejalanya antara lain
muntah, diare, sakit badan, pendarahan dalam dan luar, dan demam. Tingkat
kematian berkisar antara 80% sampai 100%. Asal katanya adalah dari sungai Ebola
di Kongo.
Penyakit
Ebola dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau kulit.
Masa inkubasinya dari 2 sampai 21 hari, umumnya antara 5 sampai 10 hari. Saat
ini telah dikembangkan vaksin untuk Ebola yang 100% efektif dalam monyet, namun
vaksin untuk manusia belum ditemukan.
Sejauh
ini, Ebola adalah penyakit yang paling mematikan diseluruh dunia. Kesempatan
untuk hidup jika terinfeksi penyakit ini masih 0% alias tidak mungkin, dan
sampai sekarang masih dicari vaksinnya. Penderita biasanya bisa langsung
meninggal dalam siklus 6 hari sampai 20 hari, alias sangat cepat. Sekarang bisa
dikatakan bahwa Ebola adalah penyakit yang paling dihindari untuk terjangkit
diseluruh dunia.
Sejarah
Singkat virus atau penyakit Ebola
Bagaimana
Penyebaran Sejarah Virus Ebola serta kasus penyakit yang disebabkan oleh Virus
Ebola ini?
Tahun
1976 : Virus Ebola pertama kali diidentifikasi di provinsi sebelah barat negara
Sudan serta wilayah Zaire ( sekarang Kongo ). Virus Ebola ini pertama kali
teridentifikasi setelah terjadi endemik penyakit di wilayah Yambuki, Kongo, dan
Nzara, Sudan.
Tahun
2000 : Terdapat 425 orang di Uganda terinfeksi serta lebih dari separuhnya
meninggal dunia.
Mei
2011 : Wanita yang berumur 12 tahun di Uganda meninggal dunia karena Virus
Ebola.
29
Juli 2012 : terdapat 20 orang yang diduga terinfeksi Virus Ebola di Uganda
serta 13 orang dari mereka meninggal dunia.
Dan
ditahun sampai tahun 2014 menurut laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
mencatat 729 orang meninggal dunia hingga 31 Juli lalu karena terjangkit virus
Ebola. Sebanyak 57 kematian terjadi antara Kamis dan Ahad pekan lalu di Guinea,
Nigeria, dan Sierra Leone.
Kini
Ebola Bisa Menyebar ke Eropa dan Asia
Sebagaimana
menurut lansiran dari dw.de yang merilis bahwa Presiden Sierra Leone,
Ernest Bai Koroma mengumumkan keadaan darurat kesehatan publik untuk mengatasi
penyebaran wabah Ebola yang tercatat paling buruk sepanjang sejarah. Presiden
Koroma juga memerintahkan pasukan keamanan untuk menjaga karantina wilayah yang
menjadi pusat penyebaran virus mematikan tersebut.
Paket
kebijakan keras mengatasi penyebaran Ebola sebelumnya diumumkan oleh negara
tetangganya, Liberia pada Rabu malam.
Koroma
juga mengumumkan bahwa dirinya membatalkan kunjungan ke Washington untuk acara
KTT Amerika Serikat-Afrika pekan depan, akibat krisis Ebola yang menyerang
negaranya.
Virus
Ebola yang sangat menular bertanggungjawab atas kematian 672 orang di negara
Afrika Barat: Liberia, Guinea dan Sierra Leone, demikian menurut keterangan
organisasi kesehatan dunia WHO.
Masih
menurut laman dw.de yang mengabarkan bahwa Ebola sudah mengancam Eropa dan Asia
Sementara
itu, dikhawatirkan wabah Ebola bisa menyebar ke benua lain. Organisasi
kemanusiaan Doctors Without Borders (MSF) mengatakan krisis yang menyengkeram
Afrika Barat itu hanya akan menjadi lebih buruk dan memperingatkan tidak ada
strategi menyeluruh untuk menangani wabah terburuk Ebola yang pernah terjadi di
dunia ini.
Bart
Janssens, direktur operasi MSF memperingatkan bahwa pemerintah dan
negara-negara serta organisasi internasional tidak punya “cara pandang
menyeluruh“ tentang bagaimana mengatasi wabah ini.
“Epidemi
ini belum pernah terjadi sebelumnya, benar-benar di luar kendali dan situasi
ini hanya akan memburuk, karena (virus) masih menyebar, terutama di beberapa
titik di Liberia dan Sierra Leone,” kata dia.
“Jika
situasi ini tidak membaik dengan cepat, ada resiko nyata negara-negara baru
akan tertular,” kata dia kepada harian La Libre Belgique.
Pemerintah
Hong Kong mengumumkan akan mengambil langkah berupa karantina untuk kasus-kasus
yang dicurigai, meski seorang perempuan yang tiba dari Afrika dengan gejala
yang mirip Ebola, setelah diuji laboratorium, hasilnya negatif.
Organisasi
penerbangan sipil internasional (ICAO) telah melakukan pembicaraan dengan para
pejabat kesehatan dunia terkait langkah-langkah yang bisa diambil untuk
menghentikan penyebaran Ebola.
Di
Inggris, di mana salah seorang telah diperiksa laboratorium dan dinyatakan
negatif, Menteri Luar Negeri Philip Hammond mengatakan kasus ini merupakan
“sebuah ancaman serius”.
Sebuah
pertemuan darurat telah diputuskan bahwa pendekatan terbaik adalah menyediakan
”sumber daya tambahan untuk mengatasi penyakit di sumbernya” di Afrika Barat,
kata dia.
Ebola
bisa membunuh korban hanya dalam hitungan hari, ditandai demam tinggi dan nyeri
otot, muntah, diare, dan dalam beberapa kasus terjadi kegagalan fungsi organ
tubuh dan pendarahan tanpa henti.
Bagaimana
Cara Virus Ebola sampai ke Manusia?
#1.Secara
singkat proses pernularan virus Ebola bisa sampai ketubuh manusia sebagai
berikut seperti dilnasir dari laman beritahandry.blogspot.com:
#2.Penularan
terjadi dari binatang yang telah terinfeksi Virus Ebola ke tubuh manusia.
#3.Kemudian
dari manusia yang terinfeksi ini, virus dapat ditularkan ke dalam beberapa
cara, misalnya ditularkan dengan cara kontak langsung dengan carah, keringat,
organ tubuh serta cairan tubuh lainnya dari manusia yang telah terinfeksi Virus
Ebola.
#4.Manusia
juga dapat terinfeksi oleh sebab berkontak dengan benda, misalnya jarum suntik
yang terkontaminasi dengan manusia yang telah terinfeksi Virus Ebola.
#5.Penularan
yang terjadi di Rumah Sakit pun dapat terjadi bila pasien serta tenaga medis
tidak menggunakan masker atau sarung tangan.
#6.
Adapun masa inkubasi nya adalah 2 sampai dengan 21 hari.
Saat
ini para pemimpin Afrika dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sepakat menyiapkan USD
100 juta (sekitar Rp 1,17 triliun) untuk memerangi epidemi atau virus Ebola
yang kian meluas.
Sedangkan
di Indonesia, walau wabah Ebola belum megancam, namun Kementian Kesehetana
minta Warga Indonesia untuk waspada.
Seperti
di lansir dari JPPN yang melaporkan bahwa Pihak Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) sendiri saat ini telah menginstruksikan petugas kesehatan di kantor
kesehatan pelabuhan (KKP) untuk terus siaga. Kemenkes meminta para petugas
memeriksa dengan detail pasien-pasien yang dicurigai terinveksi virus ini. Hal
ini untuk mencegah masuknya ebola ke Indonesia. Kemenkes juga telah menyiapkan
laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes)
Kemenkes, untuk dapat memeriksa Ebola jika diperlukan.
Pengobatan
dan Pencegahan Pada Gejala Penyakit Ebola
Sampai
sekarang memang belum ada obat atau vaksin yang bisa menyembuhkan penyakit
Ebola, sebagaimana di laporkan laman gejalapenyakit.com di bawah ini.
Dalam
pengobatan pada gejala penyakit Ebola ini sebenarnya belum ada obat yang 100%
dapat menyembuhkan dengan total, pengobatan yang dilakukan biasanya hanya
dengan antivirus untuk melawan virus menyerang semakin banyak.
Penderita
biasanya dirawat di rumah sakit secara intensif dengan obat-obatan yang
membantunya untuk menjaga kondisi tubuh agar masih bisa bertahan dalam melawan
virus tersebut.
Pendarahan
yang sering terjadi pada penyakit ini, biasanya penderita akan memerlukan
tranfusi darah untuk mengganti darah yang sudah keluar. Karena penyebaran yang
cukup cepat seperti hanya dengan sentuhan kulit, maka pencegahan yang bisa
dilakukan adalah sebisa mungkin untuk tidak kontak secara langsung dengan penderita,
dan jika ada keluarga menderita penyakit ini sebaiknya dilakukan perawatan di
rumah sakit untuk meminimalisir angka penularan yang terjadi.
Dan
jika menemukan korban yang meninggal akibat penyakit ini, diusahakan untuk
tidak terjadi kontak secara langsung. Dan selalu menjaga kesehatan untuk
meningkatan selalu sistem kekebalan tubuh untuk menjaga tubuh dari serangan
virus dan bakteri akibat penyakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar