Sabtu, 19 Desember 2015

Tungro dan Ebola


PENYAKIT TUNGRO PADA TANAMAN PADI
 1.       Pengertian Penyakit Tungro
Penyakit tungro merupakan salah satu kendala produksi padi nasional karena kehilangan hasil yang diakibatkannya tinggi.Penyakit ini telah menyebar hampir keseluruh Indonesia, terutama di daerah sentra produksi beras nasional seperti di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, dan Kalimantan Selatan. Menurut Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, luas tanaman terinfeksi setiap tahunnya rata-rata mencapai 16.477 ha, dan yang rusak total (puso) mencapai 1.027 ha selama periode 1996-2002.Dengan perkiraan kehilangan hasil dari tanamanterinfeksi rata-rata 20%, tanaman puso 90%, hargagabah Rp 1200/kg,kerugian akibat penyakit tungromencapai Rp. 14,1 milyar.Pada saat terjadi ledakan serangan nilai kerugian bisa melebihi dari perhitungan tersebut diatas.Ledakan tungro sepuluh tahun terakhir ini terjadi di Kabupaten Klaten pada tahun 1995 dengan luas tanaman terserang 12.340 ha, di Nusa Tenggara Barat pada 1998 dengan luas serangan mencapai 15.000 ha.Disamping itu penyebaran tungro di Jawa Barat terutama di dataran rendah Kabupaten Subang di Jalur Pantai Utara (Jalur Pantura) semakin meluas.
Penyakit tungro disebabkan oleh dua jenis virus yang berbeda yaitu virus bentuk batang Rice Tungro Bacilliform Virus (RTBV) dan virus bentuk bulat Rice Tungro Spherical Virus (RTSV). Kedua jenis virus tersebut tidak memiliki kekerabatan serologi dan dapat menginfeksi tanaman secara bersama-sama. Virus tungro hanya ditularkan oleh wereng hijau (sebagai vektor) tidak terjadi multiplikasi dalam tubuh wereng dan tidak terbawa pada keturunananya. Sejumlah species wereng hijau dapat menularkan virus tungro, namun Nephotettix virescens merupakan wereng hijau yang paling efisien sehingga perlu diwaspadai keberadaannya. Penularan virus tungro dapat terjadi apabila vektor memperoleh virus setelah mengisap tanaman yang terinfeksi virus kemudian berpindah dan mengisap tanaman sehat tanpa melalui periode laten dalam tubuh vektor.
Klasifikasi biologi patogen  penyebab penyakit tungro adalah sebagai berikut :
Rice tungro bacilliform virus (RTBV)
·Group : Group VII (dsDNA-RT)
·Family: Caulimoviridae
·Genus : Tungrovirus
·Species: Rice tungro bacilliform virus
Rice tungro spherical virus (RTSV)
·Group  : Group IV ((+)ssRNA)
·Family : Sequiviridae
·Genus  : Waikavirus
·Species: Rice tungro spherical virus
2.        Gejala Serangan
Gejala penyakit tungro umumnya muncul kurang lebih seminggu setelah inokulasi, dimulai dari adanya diskolorasi kekuningan pada ujung daun muda, kemudian diikuti klorosis di antara vena daun. Tanarnan yang sakit parah mcmpunyai anakan sedikit, pertumbuhan akar terhambat, sangat kerdil, dan menghasilkan panikel yang kecil dengan bulir-bulir gabah kosong. Gejala penyakit akan persisten pada varietas yang rentan, sedangkan pada varietas yang agak tahan gejala tidak berkembang pada daun muda dan ada kecenderungan sehat kembali.
Serangan tungro di suatu hamparan sawah pada umumnya terlihat berkelompok, suatu indikasi bahwa waktu infcksi berbeda-beda. Sebaran tanaman sakit yang mengelompok dapat menyebabkan hamparan tanaman padi terlihat seperti bergelombang karena adanya perbedaan tinggi tanaman antara tanaman sehat dan sakit. Pada varietas yang agak tahan, setelah petani memberikan tambahan pupuk nitrogen, pertanaman padi yang semula sakit tampak seperti sembuh, menghijau kembali dan memberikan harapan untuk memperoleh hasil panen, walaupun sebenarnya virus-virus tungro masih tetap ada dan berkembang di dalamnya. Yang sering terjadi pada varietas yang rentan, pertanaman tampak merana sampai waktu panen atau sampai ada usaha sanitasi untuk menghilangkan sumber penyakit. Pada kasus yang lain apabila pertanaman padi terhindar dan infeksi sampai umur dua bulan, maka virus-virus rungro tidak akan mengakibatkan kerusakan tanaman dan kehilangan hasil panen

Gambar 2.1 Penyakit Tungro pada Padi
Gejala khas serangan Penyakit Tungro yaitu daun berwarna kuning oranye (berbintik-bintik karat berwarna hitam) yang dimulai dari ujung daun selanjutnya berkembang ke bagian bawah. Akibat serangan tungro, jumlah anakan berkurang, tanaman kerdil serta malai yang terbentuk lebih pendek dan banyak yang hampa,biasanya tinggi tanaman tidak merata. Tingkat berkurangnya jumlah anakan dan kekerdilan tergantung pada saat infeksi dan ketahanan varietas. Gejala lain yaitu terjadinya pemendekan jarak antara pangkal daun atau bahkan berhimpitan atau kadang-kadang satu bidang sehingga terlihat seperti kipas. Berikiut ini adalah gambar cirri khas penyakit tungro :
3.        Siklus Penyakit Tungro
Sumber inokulum penyakit tungro terdapat pada tanaman padi, singgang serta rumput-inang yang sakit.  Serangga penular virus tungro menularkan virus secara non persisten. Serangga penular penyakit tungro terutama adalah wereng hijau dari spesies Nephotetix virescens dan N. nigropictus.
Serangga penular penyakit virus tungro menularkan penyakit tersebut secara non persisten. Masa inkubasi dalam tanaman adalah 6 – 9 hari.  Serangga dapat menularkan virus dengan segera dalam waktu 2 jam setelah memperoleh virus dan mempertahankan dalam tubuhnya selama tidak lebih dari 5 hari.  Setelah masa itu, serangga menjadi tidak infektif lagi.  Kembali menjadi infektif setelah menghisap tanaman sakit. Nimfa wereng hijau dapat menularkan virus, tetapi  infektif setelah ganti kulit.  Virus tidak dapat ditularkan melalui telur serangga maupun melalui biji, tanah, air dan secara mekanis (pergesekan antara bagian tanaman sakit dengan yang sehat).
Infeksi tungro dapat terjadi mulai persemaian.  Pada stadium ini tanaman sangat rentan terhadap infeksi virus.  Apabila infeksi terjadi pada stadium persemaian maka gejala tungro akan terlihat pada tanaman umur 2-3 minggu setelah tanam (mst).  Tanaman muda yang terinfeksi akan merupakan sumber infeksi di lapangan.
4.        Perkembangn Tungro
Populasi awal imago wereng hijau (migran) mulai menginfestasi tanaman berumur ± 2 mst.  Selanjutnya generasi yang menginfestasi tanaman muda disebut G0, generasi berikutnya generasi G1 dan seterusnya.  Puncak kepadatan populasi tertinggi lebih sering terjadi pada pertengahan fase pertumbuhan tanaman.
Meskipun kepadatan populasi vektor di lapangan umumnya rendah, tetapi karena kemampuan vektor untuk menyebar relatif tinggi, maka apabila terdapat sumber infeksi, penyakit tungro dapat cepat meluas terutama pada  pola tanam padi yang tidak serempak.
5.        Pengendalian penyakit
Pada prinsipnya penyakit tungro tidak dapat dikendalikan secara langsung artinya, tanaman yang telah terserang tidak dapat disembuhkan.Pengendalian bertujuan untuk mencegah dan meluasnya serangan serta menekan populasi wereng hijau yang menularkan penyakit. Mengingat banyaknya faktor yang berpengaruh pada terjadinya serangan dan intensitas serangan, serta untuk mencapai efektivitas dan efisiensi, upaya pengedalian harus dilakukan secara terpadu yang meliputi :
1.    Waktu tanam tepat
Waktu tanam harus disesuaikan dengan pola fluktuasi populasi wereng hijau yang sering terjadi pada bulan-bulan tertentu.Waktu tanam diupayakan agar pada saat terjadinya puncak populasi, tanaman sudah memasuki fase generatif (berumur 55 hari atau lebih).Karena serangan yang terjadi setelah masuk fase tersebut tidak menimbulkan kerusakan yang berarti.
2.    Tanam serempak
Upaya menanam tepat waktu tidak efektif apabila tidak dilakukan secara serempak. Penanaman tidak serempak menjamin ketersediaan inang dalam rentang waktu yang panjang bagi perkembangan virus tungro, sedangkan bertanam serempak akan memutus siklus hidup wereng hijau dan keberadaan sumber inokulum. Penularan tungro tidak akan terjadi apabila tidak tersedia sumber inokulum walaupun ditemukan wereng hijau, sebaliknya walaupun populasi wereng hijau rendah akan terjadi penularan apabila tersedia sumber inokulum.
3.    Menanam varietas tahan
Menanam varietas tahan merupakan komponen penting dalam pengendalian penyakit tungro.Varietas tahan artinya mampu mempertahankan diri dari infeksi virus dan atau penularan virus oleh wereng hijau.Walaupun terserang, varietas tahan tidak menunjukkan kerusakan fatal, sehingga dapat menghasilkan secara normal. Sejumlah varietas tahan yang dianjurkan untuk daerah NTB antara lain: Tukad Patanu, Tukad Unda, Bondoyudo dan Kalimas. IR-66, IR-72 dan IR-74.Sejumlah varietas Inpari yang baru dilepas juga dinyatakan tahan tungro. Hasil penelitian di daerah endemis membuktikan Tukad Unda cukup tahan dengan intensitas serangan 0,0%-9,14% sedangkan varietas peka IR-64 berkisar 16,0%-79,1%. Penelitian di Lanrang Sulawesi Selatan juga menunjukkan daya tahan Tukad Patanu terhadap tungro dengan intensitas serangan 18,20% sedangkan varietas peka Ciliwung mencapai 75,7%.
4.    Memusnahkan (eradikasi) tanaman terserang
Memusnahkan tanaman terserang merupakan tindakan yang harus dilakukan untuk menghilangkan sumber inokulum sehingga tidak tersedia sumber penularan. Eradikasi harus dilakukan sesegera mungkin setelah ada gejala serangan dengan cara mencabut seluruh tanaman sakit kemudian dibenamkan dalam tanah atau dibakar. Pada umumnya petani tidak bersedia melakukan eradikasi karena mengira penyakit bisa disembuhkan dan kurang memahami proses penularan penyakit. Untuk efektifitas upaya pengendlian, eradikasi mesti dilakukan diseluruh areal dengan tanaman terinfeksi, eradikasi yang tidak menyeluruh berarti menyisakan sumber inokulum.
5.    Pemupukan N yang tepat
Pemupukan N berlebihan menyebab-kan tanaman menjadi lemah, mudah terserang wereng hijau sehingga memudahkan terjadi inveksi tungro, karena itu penggunaan pupuk N harus berdasarkan pengamatan dengan Bagan Warna Daun (BWD) untuk mengetahui waktu pemupukan yang paling tepat. Dengan BWD, pemberian pupuk N secara berangsur-angsur sesuai kebutuhan tanaman sehingga tanaman tidak akan menyerap N secara berlebihan.
6.    Penggunaan pestisida
Penggunaan pestisida dalam mengendalikan tungro bertujuan untuk eradikasi wereng hijau pada pertanaman yang telah tertular tungro agar tidak menyebar ke pertanaman lain dan mencegah terjadinya infeksi virus pada tanaman sehat. Penggunaan insektisida sistemik butiran (carbofuran) lebih efektif mencegah penularan tungro. Mengingat infeksi virus dapat terjadi sejak di pesemaian, sebaiknya pencegahan dilakukan dengan antara lain tidak membuat pesemaian di sekitar lampu untuk menghindari berkumpulnya wereng hijau di pesemaian dan menggunakan insektisida confidor ternyata cukup efektif. Insesektisida hanya efektif menekan populasi wereng hijau pada pertanaman padi yang menerapkan pola tanam serempak. Karena itu pengendalian penyakit tungro yang sangat berbahaya akan berhasil apabila dilakukan secara bersama-sama dalam hamparan relatif luas, utamakan pencegahan melalui pengelolaan tanaman yang tepat (PTT) untuk memperoleh tanaman yang sehat sehinga mampu bertahan dari ancaman hama dan penyakit. 
Permasalahan mengenai penyakit tungro harus lebih diperhatikan oleh peneliti bidang pertanian, juga oleh petani.Karena apabila penyakit ini diabaikan maka panen padi yang diharapkan dapat hilang karena padi terserang penyakit tungro.Menurut saya harus ada Varietas baru yang tahan dengan serangan wereng hijau maupun serangan penyakit tungro. Selain itu petani harus pintar dalam mengendalikan penyakit tungro sedini mungkin, ketika timbul gejala serangan, petani langsung tanggap dan langsung mengatasi masalah/serangan OPT tersebut

VIRUS TUNGRO PADI

Penyakit Tungro adalah penyakit pada tanaman padi (Oryza sativa ) yang disebabkan oleh virus yang biasanya terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan tanaman padi tumbuh kerdil dan berkurangnya jumlah anakan.
  • Penyakit tungro pada tanaman padi ini disebabkan oleh asosiasi dari dua jenis virus.
  • Kedua bentuk partikel virus yang berasosiasi yaitu RTBV (Rice Tungro Baciliform Virus) dengan ukuran 140 x 35 mm dan RTSV (Rice Tungro Spherical Virus) dengan diameter antara 30 – 33 nm.
  • RTBV merupakan anggota dari group”Badnavirus = Banana dna virus” dan hanya dapat ditularkan oleh wereng daun (leafhopper) secara semi persisten dengan hadirnya RTSV.
  • RTSV masuk dalam group “Waika Viruses Sesquivividae” dan dapat ditularkan oleh wereng daun serta berfungsi sebagai “helper virus” untuk RTBV
  • Kedua partikel virus tersebut dapat berada di dalam suatu sel secara bersama-sama tanpa mengakibatkan terjadinya proteksi silang antara satu dengan yang lain

Pelepah dan helaian daun memendek dan daun yang terserang berwarna kuning sampai kuning-oranye.
  • Daun muda sering berlurik atau strip berwarna hijau pucat sampai putih dengan panjang berbeda sejajar dengan tulang daun.
  • Gejala mulai dari ujung daun yang lebih tua.
  • Daun menguning berkurang bila daun yang lebih tua terinfeksi.
  • Dua spesies wereng hijau Nephotettix malayanus dan N.virescens adalah serangga yang menyebarkan (vektor) virus tungro.
  • Infeksi tungro pada tanaman padi khususnya varietas peka akan menimbulkan gejala kerdil, jumlah anakan berkurang.
  • Daun menguning, menggulung keluar dan agak sedikit terpuntir. Tanaman yang kerdil pada ruas daun kedua memendek.
  • Karena adanya perpanjangan pelepah daun baru maka daun yang membuka kadang-kadang pelepahnya terjepit.
  • Akar tanaman berkurang dan gabah yag dihasilkan kecil dan sering tidak sempurna
  • Gejala penyakit tungro pada tanaman yang terinfeksi virus mulai dapat dilihat pada umur 7 – 10 hari sesudah diinokulasi.
  • Penelitian telah menunjukkan bahwa N. virescens dapat menularkan kedua macam virus tersebut secara bersamaan atau masing-masing sendiri-sendiri dari tanaman yang terinfeksi oleh kedua virus tersebut.
  • Tanaman yang terinfeksi oleh kedua virus tersebut menunjukkan gejala yang serius, yang terinfeksi oleh RTSV saja tidak menunjukkan gejala yang jelas,
  • Konsentrasi RTBV yang tinggi dalam jaringan tanaman akan menyebabkan gejala berwarna orange pada daun
  • Tungro tidak dapat ditularkan melalui biji ataupun secara mekanik, tetapi harus ada serangga penular (vektor) yaitu wereng hijau (Nephotettix spp.) atau wereng loreng ((Recilia dorsalis).
  • Sifat penularan virus oleh vektornya bersifat semi persisten artinya periode akuisisi minimum 5-30 menit dan periode inokulasi minimum 7-30 menit.
  • Masa inkubasi virus pada tanaman 6-10 hari, virus dapat ditularkan melalui semua stadia serangga, yaitu nimfa dan imagonya, jantan dan betina, tapi tidak melalui telur.
  • sekali lagi Virus tidak menular melalui tanah, air atau biji padi OK
Mengapa tungro harus dikendalikan?
  • Tungro adalah satu dari penyakit padi yang paling merusak di Asia Tenggara dan Asia Selatan.
  • Epidemik penyakit ini telah terjadi sejak pertengahan tahun 1960an.
  • Malai yang terserang jarang menghasilkan gabah, menjadi pendek dan steril atau hanya sebagian yang berisi dengan gabah yang berubah warna.
  • Pembungaan tanaman sakit tertunda dan pembentukan malai sering tidak sempurna.
Penyakit tungro tidak akan menyebar jika tidak ada tanaman sakit yang menjadi sumber inokulum, demikian juga jika tidak ada wereng hijau sebagai vektornya.
Selain adanya kedua faktor di atas , kondisi lapangan juga menunjang perkembangan seperti:
  • kepekaan varietas yang ditanam
  • tersedianya tanaman padi yang terus menerus
  • faktor iklim seperti curah hujan
  • kecepatan angin akan mempercepat penyebaran peyakit tungro
Bagaimana Mengendalikan Tungro?
  • Varietas tahan. Penggunaan varietas tahan seperti Tukad Unda, Tukad Balian, Tukad Petanu, Bondoyudo, dan Kalimas merupakan cara terbaik untuk mengendalikan tungro.
  • Rotasi varietas penting untuk mengurangi gangguan ketahanan.
  • Pembajakan di bawah sisa tunggul yang terinfeksi.
  • Hal ini dilakukan untuk mengurangi sumber penyakit dan menghancurkan telur dan tempat penetasan wereng hijau.
  • Bajak segera setelah panen bila tanaman sebelumnya terkena penyakit.
  • Cabut dan bakar tanaman yang sakit. Ini perlu dilakukan kecuali bila serangan tungro sudah menyeluruh.
  • Bila serangan sudah tinggi maka mungkin ada tanaman yang terinfeksi tungro tapi kelihatan sehat.
  • Mencabut tanaman yang terinfeksi dapat mengganggu wereng hijau sehingga makin menyebarluaskan infeksi tungro.
  • Tanam benih langsung (Tabela): Infeksi tungro biasanya lebih rendah pada tabela karena lebih tingginya populasi tanaman (bila dibandingkan tanam pindah).
  • Dengan demikian wereng cenderung mencari dan makan serta menyerang tanaman yang lebih rendah populasinya.
  • Waktu Tanam: Tanam padi saat populasi wereng hijau dan tungro rendah.
  • Tanam serempak: Upayakan petani tanam serempak. Ini mengurangi penyebaran tungro dari satu lahan ke lahan lainnya karena stadium tumbuh yang relatif seragam.
  • Bera atau rotasi. Pertanaman padi terus-menerus akan meningkatkan populasi wereng hijau sehingga sulit mencegah infeksi tungro.
  • Adanya periode bera atau tanaman lain selain padi dapat mengurangi populasi wereng hijau dan ketersediaan inang untuk virus tungro.
  • Hindari penanaman varietas rentan di daerah endemik tungro.
  • Setelah panen, segera benamkan jerami dan sisa-sisa tanaman dari yang terinfesi tungro dengan bajak dan garu.
  • Pengendalian juga perlu dilakukan untuk wereng hijau dengan menggunakan insektisida yang berbahan aktif BPMC, buprofezin, etofenproks , imidakloprid

    Apa itu H1N1?

Viral Novel Influenza type A H1N1. Ianya berasal dari Virus Avian Flu (Selsema Burung H5N1) yang telah menjangkiti Babi @ Khinzir dan telah bergabung dengan Swine Flu (yang sepatutnya hanya menjangkiti ternakan Babi sahaja) dan telah evaluasi (Mutasi) untuk penyesuaian diri di dalam 'host' yang lebih tinggi didalam rantaian makanan@manusia Dan semasa didalam badan manusia, sekali lagi ia berevolusi supaya ia menjadi 'air born' dan menjangkit dari manusia kepada manusia.
Jangka Hayat Virus
Oleh kerana ia adalah Virus yang 'air born', ia hanya boleh bertahan di udara selama 2 hingga 8 jam sahaja. Jika selepas tempoh tersebut ia tidak mendapat perumah @ host (badan manusia) ia akan mati. Maka bilik yang dibiarkan selama 24 jam dengan air ventilation yg baik, akan 'bersih' dr virus tersebut.
Asal virus ini:
Sebenarnya telah terdapat outbrake di US sebelum terjadi outbrake di Mexico tapi tidak dilaporkan kepada WHO. Kemungkinan outbrake ini telah dikesan dan US mahu 'baling batu sembunyi tangan' lalu tercetus la outbrakedi Mexico .
Virologi Virus H1N1
Incubation Period yang singkat pada purata 2 hari dengan julat 1 - 4 hari
ini bermakna ia cepat menyerang badan manusia setelah ia menjangkiti pesakit pesakit akan menunjukkan simptom selepas 1 hari dijangkiti paling cepat dan selewat-lewatnya hari ke-4 H1N1 sebenarnya adalah Selsema Biasa namun kepada pesakit yang berisiko, ia dapat membunuh. Jika pesakit adalah seorang yg normal, ia hanya akan memberi kesan seperti demam selsema biasa dan batuk.
Cara Serangan
Virus ini boleh disebarkan melalui batuk, bersin dan percakapan.Virus ini akan menyerang sistem pernafasan (seperti selsema burung dan SARS) peringkat awal, ia hanya pada 'trakea' jika tidak mendapat rawatan awal, ia akan menyerang paru-paru dan boleh menyebabkan kematian akibat 'lung collapse' ia amat merbahaya kepada golongan yangg berisiko tinggi.
Siapa yang berisiko:
1. Orang yang ada masalah 'obesiti' @ gemuk.
2. Perempuan yang mengandung.
3. Orang yang ada asthmatic (Bronkiol Asthmaz4. Orang-orang yang bermasalah dengan sistem imunisasi (menjalani 'operation yg besar', kanak-kanak yang belum cukup suntikan imunisasi, golongan-golongan yang rendah tahap imuniti eg. HIV ext.)
*kematian yang telah dilaporkan terdiri daripada golongan-golongan di atas. 44 kematian di laporkan setakat 12 Ogos 2009.
Simptom-Simptom
hari 1 - rasa kurang sihat, tak bermaya.
hari 2 - selsema, batuk dan demam yg kekal (demam tidak turun walaupun telah makan ubat demam).
hari 3 - rasa kurang selesa di bahagian dada dan sesak nafas.
hari 4 - sakit dada yg teruk jumpa doktor dengan segera.
hari 5 - and above lung collapse @ koma.
Langkah-langkah kawalan
1. Golongan-golongan yang berisiko, elakkan daripada kesesakan (kawasan yang padat dengan orang ramai)
2. Menjaga kebersihan diri, basuh tangan selalu dan dengan betul, jaga kebersihan rumah dan persekitaran .
3. Elakkan diri jika terdapat 'orang batuk, bersin dan kurang sihat' .
4. Jika kurang sihat, elakan diri dari beraktiviti (sosial dan berkumpulan)
5. Jika kurang sihat dan ada ILI ( influenza light illness @ selsema biasa) jangan hadirkan diri di kawasan orang ramai. jika terpaksa, pakai 'mask' (sekurang2 nya 3 ply mask).
6. Untuk orang yang sihat, elakkan dari kawasan yang padat.
7. Jika ada tanda-tanda simptom diatas, segera ke hospital untuk pemeriksaan dan rawatan
8. Jika sihat, jangan ke hospital atau klinik untuk 'checkup' kerana di kawasan tersebut mengandungi banyak virus.
9. Tak perlu ambil anti-viral @ apa-apa ubat influenza. jika sihat dan mengambilnya, akan mengakibatkan resistan (lali) kepada vaksin @ ubat-ubat untuk merawat jika terkena jangkitan. ini adalah kerana berlakunya resistansi virus terhadap persekitaran badan yang telah mengambil ubat-ubat tersebut terlebih awal.
10. Vaksin hanya akan 'wujud' seawal-awalnya pada oktober 09 dan hanya untuk 'frontliner' sahaja dan untuk awam selewat-lewatnya pada 2010.
11. Untuk makluman, influenza test hanya dijalankan di dua makmal sahaja di malaysia, mengambil masa 6 jam untuk run test kepada satu batch sample. Jika klinik menyatakan mereka boleh jalankan ujian, itu tidak betul tak perlu ambil suntikan seasonal influenza kerana ia tidak berkaitan.
12. Tahap kesedaran dan pengetahuan yg tinggi amat perlu untuk kita sama-sama menghadapi outbrake ini. Sama-samalah kita berdoa kepada ALLAH s.w.t agar bala ini cepat berlalu. Amin…
Virus Ebola: Pengertian, Sejarah dan Perkembangan sampai Kini, Juga di Indonesia
Apa itu Ebola? Menurut informasi yang banyak beredar memberikan kesimpulan bahwa pengertian Ebola seperti disebutkan oleh Wikipedia sebagai berikut:
Ebola adalah sejenis virus dari genus Ebolavirus, familia Filoviridae, dan juga nama dari penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Gejala-gejalanya antara lain muntah, diare, sakit badan, pendarahan dalam dan luar, dan demam. Tingkat kematian berkisar antara 80% sampai 100%. Asal katanya adalah dari sungai Ebola di Kongo.
Penyakit Ebola dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau kulit. Masa inkubasinya dari 2 sampai 21 hari, umumnya antara 5 sampai 10 hari. Saat ini telah dikembangkan vaksin untuk Ebola yang 100% efektif dalam monyet, namun vaksin untuk manusia belum ditemukan.
Sejauh ini, Ebola adalah penyakit yang paling mematikan diseluruh dunia. Kesempatan untuk hidup jika terinfeksi penyakit ini masih 0% alias tidak mungkin, dan sampai sekarang masih dicari vaksinnya. Penderita biasanya bisa langsung meninggal dalam siklus 6 hari sampai 20 hari, alias sangat cepat. Sekarang bisa dikatakan bahwa Ebola adalah penyakit yang paling dihindari untuk terjangkit diseluruh dunia.
Sejarah Singkat virus atau penyakit Ebola
Bagaimana Penyebaran Sejarah Virus Ebola serta kasus penyakit yang disebabkan oleh Virus Ebola ini?
Tahun 1976 : Virus Ebola pertama kali diidentifikasi di provinsi sebelah barat negara Sudan serta wilayah Zaire ( sekarang Kongo ). Virus Ebola ini pertama kali teridentifikasi setelah terjadi endemik penyakit di wilayah Yambuki, Kongo, dan Nzara, Sudan.
Tahun 2000 : Terdapat 425 orang di Uganda terinfeksi serta lebih dari separuhnya meninggal dunia.
Mei 2011 : Wanita yang berumur 12 tahun di Uganda meninggal dunia karena Virus Ebola.
29 Juli 2012 : terdapat 20 orang yang diduga terinfeksi Virus Ebola di Uganda serta 13 orang dari mereka meninggal dunia.
Dan ditahun sampai tahun 2014 menurut laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 729 orang meninggal dunia hingga 31 Juli lalu karena terjangkit virus Ebola. Sebanyak 57 kematian terjadi antara Kamis dan Ahad pekan lalu di Guinea, Nigeria, dan Sierra Leone.
Kini Ebola Bisa Menyebar ke Eropa dan Asia
Sebagaimana menurut lansiran dari dw.de yang merilis bahwa  Presiden Sierra Leone, Ernest Bai Koroma mengumumkan keadaan darurat kesehatan publik untuk mengatasi penyebaran wabah Ebola yang tercatat paling buruk sepanjang sejarah. Presiden Koroma juga memerintahkan pasukan keamanan untuk menjaga karantina wilayah yang menjadi pusat penyebaran virus mematikan tersebut.
Paket kebijakan keras mengatasi penyebaran Ebola sebelumnya diumumkan oleh negara tetangganya, Liberia pada Rabu malam.
Koroma juga mengumumkan bahwa dirinya membatalkan kunjungan ke Washington untuk acara KTT Amerika Serikat-Afrika pekan depan, akibat krisis Ebola yang menyerang negaranya.
Virus Ebola yang sangat menular bertanggungjawab atas kematian 672 orang di negara Afrika Barat: Liberia, Guinea dan Sierra Leone, demikian menurut keterangan organisasi kesehatan dunia WHO.
Masih menurut laman dw.de yang mengabarkan bahwa Ebola sudah mengancam Eropa dan Asia
Sementara itu, dikhawatirkan wabah Ebola bisa menyebar ke benua lain. Organisasi kemanusiaan Doctors Without Borders (MSF) mengatakan krisis yang menyengkeram Afrika Barat itu hanya akan menjadi lebih buruk dan memperingatkan tidak ada strategi menyeluruh untuk menangani wabah terburuk Ebola yang pernah terjadi di dunia ini.
Bart Janssens, direktur operasi MSF memperingatkan bahwa pemerintah dan negara-negara serta organisasi internasional tidak punya “cara pandang menyeluruh“ tentang bagaimana mengatasi wabah ini.
“Epidemi ini belum pernah terjadi sebelumnya, benar-benar di luar kendali dan situasi ini hanya akan memburuk, karena (virus) masih menyebar, terutama di beberapa titik di Liberia dan Sierra Leone,” kata dia.
“Jika situasi ini tidak membaik dengan cepat, ada resiko nyata negara-negara baru akan tertular,” kata dia kepada harian La Libre Belgique.
Pemerintah Hong Kong mengumumkan akan mengambil langkah berupa karantina untuk kasus-kasus yang dicurigai, meski seorang perempuan yang tiba dari Afrika dengan gejala yang mirip Ebola, setelah diuji laboratorium, hasilnya negatif.
Organisasi penerbangan sipil internasional (ICAO) telah melakukan pembicaraan dengan para pejabat kesehatan dunia terkait langkah-langkah yang bisa diambil untuk menghentikan penyebaran Ebola.
Di Inggris, di mana salah seorang telah diperiksa laboratorium dan dinyatakan negatif, Menteri Luar Negeri Philip Hammond mengatakan kasus ini merupakan “sebuah ancaman serius”.
Sebuah pertemuan darurat telah diputuskan bahwa pendekatan terbaik adalah menyediakan ”sumber daya tambahan untuk mengatasi penyakit di sumbernya” di Afrika Barat, kata dia.
Ebola bisa membunuh korban hanya dalam hitungan hari, ditandai demam tinggi dan nyeri otot, muntah, diare, dan dalam beberapa kasus terjadi kegagalan fungsi organ tubuh dan pendarahan tanpa henti.
Bagaimana Cara Virus Ebola sampai ke Manusia?
#1.Secara singkat proses pernularan virus Ebola bisa sampai ketubuh manusia sebagai berikut seperti dilnasir dari laman beritahandry.blogspot.com:
#2.Penularan terjadi dari binatang yang telah terinfeksi Virus Ebola ke tubuh manusia.
#3.Kemudian dari manusia yang terinfeksi ini, virus dapat ditularkan ke dalam beberapa cara, misalnya ditularkan dengan cara kontak langsung dengan carah, keringat, organ tubuh serta cairan tubuh lainnya dari manusia yang telah terinfeksi Virus Ebola.
#4.Manusia juga dapat terinfeksi oleh sebab berkontak dengan benda, misalnya jarum suntik yang terkontaminasi dengan manusia yang telah terinfeksi Virus Ebola.
#5.Penularan yang terjadi di Rumah Sakit pun dapat terjadi bila pasien serta tenaga medis tidak menggunakan masker atau sarung tangan.
#6. Adapun masa inkubasi nya adalah 2 sampai dengan 21 hari.
Saat ini para pemimpin Afrika dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sepakat menyiapkan USD 100 juta (sekitar Rp 1,17 triliun) untuk memerangi epidemi atau virus Ebola yang kian meluas.
Sedangkan di Indonesia, walau wabah Ebola belum megancam, namun Kementian Kesehetana minta Warga Indonesia untuk waspada.
Seperti di lansir dari JPPN yang melaporkan bahwa Pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sendiri saat ini telah menginstruksikan petugas kesehatan di kantor kesehatan pelabuhan (KKP) untuk terus siaga. Kemenkes meminta para petugas memeriksa dengan detail pasien-pasien yang dicurigai terinveksi virus ini. Hal ini untuk mencegah masuknya ebola ke Indonesia. Kemenkes juga telah menyiapkan laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes, untuk dapat memeriksa Ebola jika diperlukan.
Pengobatan dan Pencegahan Pada Gejala Penyakit Ebola
Sampai sekarang memang belum ada obat atau vaksin yang bisa menyembuhkan penyakit Ebola, sebagaimana di laporkan laman gejalapenyakit.com di bawah ini.
Dalam pengobatan pada gejala penyakit Ebola ini sebenarnya belum ada obat yang 100% dapat menyembuhkan dengan total, pengobatan yang dilakukan biasanya hanya dengan antivirus untuk melawan virus menyerang semakin banyak.
Penderita biasanya dirawat di rumah sakit secara intensif dengan obat-obatan yang membantunya untuk menjaga kondisi tubuh agar masih bisa bertahan dalam melawan virus tersebut.
Pendarahan yang sering terjadi pada penyakit ini, biasanya penderita akan memerlukan tranfusi darah untuk mengganti darah yang sudah keluar. Karena penyebaran yang cukup cepat seperti hanya dengan sentuhan kulit, maka pencegahan yang bisa dilakukan adalah sebisa mungkin untuk tidak kontak secara langsung dengan penderita, dan jika ada keluarga menderita penyakit ini sebaiknya dilakukan perawatan di rumah sakit untuk meminimalisir angka penularan yang terjadi.
Dan jika menemukan korban yang meninggal akibat penyakit ini, diusahakan untuk tidak terjadi kontak secara langsung. Dan selalu menjaga kesehatan untuk meningkatan selalu sistem kekebalan tubuh untuk menjaga tubuh dari serangan virus dan bakteri akibat penyakit.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar