Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan
antara biosfer, geosfer, hidrosfer,
dan atmosfer Bumi (objek astronomis
lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini
belum diketahui). Dalam siklus ini terdapat empat
reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran.
Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial (biasanya
termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon
tanah (soil carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut
hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena
proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermacam-macam. Lautan
mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut
dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer.
Bagian
terbesar dari karbon yang berada di atmosfer Bumi adalah gas karbon dioksida
(CO2). Gas-gas lain yang mengandung karbon di atmosfer adalah metan dan
kloroflorokarbon atau CFC (CFC ini merupakan gas artifisial atau buatan).
Gas-gas tersebut adalah gas rumah kaca yang konsentrasinya di atmosfer telah
bertambah dalam dekade terakhir ini, dan berperan dalam pemanasan global.
Karbon
mengalir antara masing-masing penampungan (reservoir) dalam pertukaran yang
disebut siklus karbon, yang memiliki komponen lambat dan cepat. Setiap
perubahan dalam siklus karbon yang bergeser dari satu reservoir menempatkan
lebih banyak karbon di penampungan lain. Perubahan yang menempatkan gas karbon
ke atmosfer hasil dalam suhu lebih hangat di Bumi.
Selama
jangka panjang, siklus karbon tampaknya mempertahankan keseimbangan yang
mencegah semua karbon Bumi dari memasuki atmosfer (seperti halnya di Venus)
atau agar tidak disimpan seluruhnya dalam batuan. Keseimbangan ini membantu
menjaga suhu bumi relatif stabil, seperti termostat.
Siklus karbon merupakan siklus biogeokimia terbesar. Ada 3 hal
yang terjadi pada karbon :
- Tinggal dalam tubuh,
- Respirasi oleh hewan,
- Sampah/sisa
dan Karbon itu masuk ke dalam perairan melalui proses difusi.
Proses dalam siklus karbon
Secara
umum, karbon akan diambil dari udara
oleh organisme fotoautotrof (tumbuhan, ganggang, dll yang
mampu melaksanakan fotosintesis). organisme tersebut, sebut saja tumbuhan,
akan memproses karbon menjadi bahan makanan yang disebutkarbohidrat,
dengan proses kimia sebagai berikut :
6
CO2 + 6 H2O (+Sinar Matahari yg diserap Klorofil) ↔
C6H12O6 + 6 O2
Karbondioksida
+ Air (+Sinar Matahari yg diserap Klorofil)↔ Glukosa + Oksigen.
Hasil sintesa
karbohidrat itu dimakan para makhluk hidup heterotrof sebagai makanan
plus oksigen untuk bernafas. Tidak peduli makhluk herbivora,
carnivora, atau omnivora, sumber pertama energi yang tersimpan
dalam karbohidrat adalah tumbuhan.Karbon di dalam sistem
respirasi akan dilepas kembali dalam bentuk CO2 yang nantinya
dilepaskan saat pernafasan. Selain pelepasan CO2 ke udara saat pernafasan,
para detrivor (pembusuk) juga melepaskan CO2 ke udara dalam
proses pembusukan. Manusia juga tidak kalah peran dalam proses ini. Hasil
segala pembakaran, mulai dari pembakaran sampah, pembakaran bahan bakar minyak
di dalam kendaraan bermotor, asap pabrik, dan lain-lain juga melepaskan CO2 ke
udara. CO2 di udara nantinya akan ditangkap oleh tumbuhan lagi dan
siklus mulai dari awal lagi.
Di
daratan, proses pengubahan CO2 menjadi karbohidrat dan
melepaskan oksigen dilakukan oleh tumbuhan darat, sebaliknya, di daerah
perairan, peran ini dimainkan oleh organisme-organisme fotoautotrof perairan
seperti ganggang, fitoplankton, dan lain-lain. begitupula dengan peran yang
melepaskan CO2 ke udara. Hal itu dilaksanakan oleh para detrovor dan
organisme heterotrof. Di daratan ada manusia, kambing, sapi, harimau, dll. di
lautan ada berbagai jenis ikan dan makhluk-makhluk perairan.
Proses
timbal balik fotosintesis dan respirasi seluler bertanggung jawab atas
perubahan dan pergerakan utama karbon. Naik turunnya CO2 dan O2 atsmosfer
secara musiman disebabkan oleh penurunan aktivitas Fotosintetik. Dalam skala
global kembalinya CO2 dan O2 ke atmosfer melalui respirasi hampir
menyeimbangkan pengeluarannya melalui fotosintesis.
Akan
tetapi pembakaran kayu dan bahan bakar fosil menambahkan lebih banyak lagi CO2
ke atmosfir. Sebagai akibatnya jumlah CO2 di atmosfer meningkat. CO2 dan O2
atmosfer juga berpindah masuk ke dalam dan ke luar sistem akuatik, dimana CO2
dan O2 terlibat dalam suatu keseimbangan dinamis dengan bentuk bahan anorganik
lainnya.
Gambar: Daur Karbon dan daur oksigen
Gambar : Siklus Karbon
Karbon diambil
dari atmosfer dengan berbagai cara, antara lain:
- Ketika matahari bersinar, tumbuhan
melakukan fotosintesa untuk mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat,
dan melepaskan oksigen ke atmosfer. Proses ini akan lebih banyak menyerap
karbon pada hutan dengan tumbuhan yang baru saja tumbuh atau hutan yang
sedang mengalami pertumbuhan yang cepat.
- Pada permukaan laut ke arah kutub,
air laut menjadi lebih dingin dan CO2 akan lebih mudah larut. Selanjutnya
CO2 yang larut tersebut akan terbawa oleh sirkulasi termohalin yang
membawa massa air di permukaan yang lebih berat ke kedalaman laut atau
interior laut (lihat bagian solubility pump).
- Di laut bagian atas (upper ocean),
pada daerah dengan produktivitas yang tinggi, organisme membentuk jaringan
yang mengandung karbon, beberapa organisme juga membentuk cangkang
karbonat dan bagian-bagian tubuh lainnya yang keras. Proses ini akan
menyebabkan aliran karbon ke bawah (lihat bagian biological pump).
- Pelapukan batuan silikat. Tidak
seperti dua proses sebelumnya, proses ini tidak memindahkan karbon ke
dalam reservoir yang siap untuk kembali ke atmosfer. Pelapukan batuan
karbonat tidak memiliki efek netto terhadap CO2 atmosferik karena ion
bikarbonat yang terbentuk terbawa ke laut dimana selanjutnya dipakai untuk
membuat karbonat laut dengan reaksi yang sebaliknya (reverse reaction).
Karbon dapat
kembali ke atmosfer dengan berbagai cara pula, antara lain:
- Melalui pernafasan (respirasi)
oleh tumbuhan dan binatang. Hal ini merupakan reaksi eksotermik dan
termasuk juga di dalamnya penguraian glukosa (atau molekul organik
lainnya) menjadi karbon dioksida dan air.
- Melalui pembusukan binatang dan
tumbuhan. Fungi atau jamur dan bakteri mengurai senyawa karbon pada
binatang dan tumbuhan yang mati dan mengubah karbon menjadi karbon
dioksida jika tersedia oksigen, atau menjadi metana jika tidak tersedia
oksigen.
- Melalui pembakaran material
organik yang mengoksidasi karbon yang terkandung menghasilkan karbon
dioksida (juga yang lainnya seperti asap). Pembakaran bahan bakar fosil
seperti batu bara, produk dari industri perminyakan (petroleum), dan gas
alam akan melepaskan karbon yang sudah tersimpan selama jutaan tahun di
dalam geosfer. Hal inilah yang merupakan penyebab utama naiknya jumlah
karbon dioksida di atmosfer.
- Produksi semen. Salah satu
komponennya, yaitu kapur atau gamping atau kalsium oksida, dihasilkan
dengan cara memanaskan batu kapur atau batu gamping yang akan menghasilkan
juga karbon dioksida dalam jumlah yang banyak.
- Di permukaan laut dimana air
menjadi lebih hangat, karbon dioksida terlarut dilepas kembali ke
atmosfer.
- Erupsi vulkanik atau ledakan
gunung berapi akan melepaskan gas ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk
uap air, karbon dioksida, dan belerang. Jumlah karbon dioksida yang
dilepas ke atmosfer secara kasar hampir sama dengan jumlah karbon dioksida
yang hilang dari atmosfer akibat pelapukan silikat; Kedua proses kimia ini
yang saling berkebalikan ini akan memberikan hasil penjumlahan yang sama
dengan nol dan tidak berpengaruh terhadap jumlah karbon dioksida di
atmosfer dalam skala waktu yang kurang dari 100.000 tahun.
Permasalahan dalam siklus karbon
Karbon (C)
adalah elemen yang paling sering kita temui di dalam kehidupan kita
sehari-hari. Dalam tanaman dan hewan. Tumbuhan menyimpan Carbon d dalam sari
buahnya (dalam bentuk glukose) dan tanaman juga memanfaatkan carbon
(CO2-Carbondioksida) dari atmosfer untuk membantu proses fotosintesisnya.
Ketika tumbuhan mati, mereka membusuk dan bakteri pengurai akan menguraikannya
menjadi bagian dari tanah, yaitu kompos. Karbon yang di dalam tanah (kompos)
dalam jangka waktu berjuta-juta tahun kemudian, akan berubah menjadi fosil,
sebagai sumber minyak bumi. Sedangkan karbon yg berada di dalam air akan dimanfaatkan
tumbuhan air dalam proses fotosintesisnya. Ketika ada ikan yg memakan
tumbuhan ini, maka terjadi perpindahan karbon (zat makanan/glukose) dari
tumbuhan ke ikan. Sedangkan dalam proses pernafasannya, ikan akan mengeluarkan
carbon, dalam bentuk CO2 (karbondioksida).
Kelanjutan dari
fosil yg telah berubah menjadi sumber minyak bumi,carbon yg terkandung akan di
suling (diolah) menjadi berbagai macam jenis minyak bumi, sebagai sumber energi
utama di dunia ini. Metode inilah yg menjadi metode utama penghasil sumber
energi kita, untuk menggerakkan mobil,motor, untuk penggerak listrik dan sumber
energi bagi perindustrian. Dampak dari pembakaran minyak bumi, CO2 akan
dilepaskan ke udara. Pelepasan CO2 yg berlebih diakibatkan salah satunya oleh
deforestation (penghancuran hutan). Dengan tidak adanya hutan, maka CO2 tidak
dapat digunakan sebagai bahan fotosintesis,,akan tetapi akan menumpuk di
atmosfer kita. Penumpukan CO2 akan mengakibatkan efek rumah kaca dimana sinar
UV tidak dapat dipantulkan oleh bumi. Sinar UV yg terperangkan di atmosfer akan
menaikkan suhu bumi dan berakibat kepada Pemanasan Global.
Dengan adanya permasalahan dalam siklus
karbon tersebut, agar tidak terjadi pemanasan global diperlukan adanya
penyerapan dari atmosfir melalui tumbuhan dalam jumlah yang besar. Karena
tumbuhan dalam proses fotosintesis memanfaatkan karbon. Oleh karena itu
pengembangan areal hijau, penghutanan kembali (reboisasi) dan pelestarian hutan
sangat diperlukan. Apakah hutan yang ada saat ini memiliki kemampuan penyerapan
karbon yang setara dengan pelepasan krabon ke atmosfir pada siklus karbon
seperti tersebut di atas? Benarkah tanaman perkebunan seperti sawit dapat
menjadi penyerap karbon yang setara dengan hutan yang terkorversi. Untuk daerah
perkotaan, perlu ada desain jalan dengan diikuti oleh penghijauan di sepanjang
jalan. Begitu juga untuk jalan antar kota penanaman pohon menjadi paket
pemeliharaan dan perlindungan jalan.
Di udara,
konsentrasi karbondioksida sangat kecil bila dibandingkan
dengan oksigen dan nitrogen (kurang dari 0,04 %). akan tetapi gas ini adalah
gas rumah kaca yang berperan dalam efek rumah kaca. Penambahan gas ini dapat
meningkatkan suhu udara di bumi. Sekarang ini, populasi tumbuhan semakin
berkurang (banyak hutan rusak dan lain-lain ) sedangkan kedaraan bermotor
bertambah banyak. Jadi kita bisa bayangkan bahwa pelepasan CO2 ke udara tidak
sebanding dengan pengubahannya oleh tumbuhan menjadi Karbohidrat. ini akan
mempengaruhi keseimbangan atmosfer dan keseimbangan ekosistem di bumi.
Neraca karbon global adalah kesetimbangan pertukaran karbon
(antara yang masuk dan keluar) antar reservoir karbon atau antara satu putaran
(loop) spesifik siklus karbon (misalnya atmosfer - biosfer). Analisis neraca
karbon dari sebuah kolam atau reservoir dapat memberikan informasi tentang
apakah kolam atau reservoir berfungsi sebagai sumber (source) atau lubuk (sink)
karbon dioksida.
DAUR CARBON - OKSIGEN
Dua hal Penting yang dipahami pada Daur ini yaitu
- peristiwa Fotosintesis
- peristiwa Respirasi
Proses timbal balik fotosintesis dan respirasi seluler bertanggung jawab atas perubahan dan pergerakan utama karbon. Naik turunnya CO2 dan O2 atsmosfer secara musiman disebabkan oleh penurunan aktivitas Fotosintetik. Dalam skala global kembalinya CO2 dan O2 ke atmosfer melalui respirasi hampir menyeimbangkan pengeluarannya melalui fotosintesis.
Akan tetapi pembakaran kayu dan bahan bakar fosil menambahkan lebih banyak lagi CO2 ke atmosfir. Sebagai akibatnya jumlah CO2 di atmosfer meningkat. CO2 dan O2 atmosfer juga berpindah masuk ke dalam dan ke luar sistem akuatik, dimana CO2 dan O2 terlibat dalam suatu keseimbangan dinamis dengan bentuk bahan anorganik lainnya.
Yang terpenting untuk dipahami dalam siklus Biogeokimia ini ada 3 hal pokok yaitu
- terjadi daur aliran zat kimia
dari Bio ke Geo atau dari Mahkluk hidup ke Bumi ( penguraian , zat sisa
ekskresi dll yang ditujukan kebumi dari mahkluk hidup
- terjadi daur aliran zat kimia
dari Geo ke Bio yang tidak lain adalah pemanfaatan zat kimia entah dalam
bentuk organik maupun anorganik, biasanya oleh tumbuhan lewat akarnya
- terjadi daur aliran zat kimia
dari Geo ke Geo maksudnya senyawa kimia di udara bisa pindah ke darat
misalnya lewat hujan - darat ke udara - darat ke air - air ke darat dll
yang semua itu pasti untuk suatu keseimbangan . OK
untuk daur aliran zat dari Bio ke Bio tentu sudah anda bisa
ketahui di Rantai makanan atau Jaring makanan.
KONKLUSI
KONKLUSI
Gambar ini akan lebih menunjukkan
pemahaman siklus karbons setelah anda pahami katakanlah sebagai refleksi atau
konklusi atau kesimpulannya OK
Siklus Karbon dan Oksigen
- Di atmosfer terdapat kandungan
CO2 sebanyak 0.03%. Sumber-sumber CO2 di udara berasal dari respirasi
manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik.
- Karbon dioksida (CO2)di udara
dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk ber Fotosintesis dan menghasilkan
oksigen yang nantinya akan digunakan oleh manusia dan hewan untuk ber Respirasi.
- Hewan dan tumbuhan yang mati,
dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah.
- Batubara akan dimanfaatkan lagi
sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar C02 di udara.
- Di ekosistem air, pertukaran
C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung.
- Karbon dioksida berikatan
dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion
bikarbonat.
- Bikarbonat adalah sumber karbon
bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme
heterotrof lain.
- Sebaliknya, saat organisme air
berespirasi, CO2 yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat.
- Jumlah bikarbonat dalam air
adalah seimbang dengan jumlah C02 di air.
Gbr. Siklus Karbon dan Oksigen di
Lingkungan
Agar anda menjadi serius bahwa materi ini penting saya
tambahkan materi ini untuk memahami siklus ini menjadi tidak setengah setengah
lagi ( saya berharap tidak hanya menghafal tetapi memahami)
- Unsur
kimia yang yang paling mendominasi kehidupan adalah karbon.
- Tanpa
kecuali, semua molekul kimia penting kehidupan selalu mengandung unsur
karbon.
- Awalnya,
studi tentang molekul yang mengandung karbon ini merupakan domain dari
ilmu kimia organik.
- Sesuai
namanya, kimia organik bekerja pada bahan kimia yang ada pada sistem
kehidupan (organic = sesuatu yang berasal dari mahluk hidup, organisme).
- Dalam
perkembangannya, berbagai bahan kimia organik bisa disintesis di lab dan
tidak tergantung pada mahluk hidup lagi.
- Selain
itu, beragam senyawa organik baru yang tidak pernah ditemukan pada mahluk
hidup berhasil disintesis.
- Sejak
itu, muncul cabang ilmu baru, yaitu biological chemistry yang disingkat
menjadi biokimia.
- Dalam
hal ini, biokimia mempelajari beragam senyawa kimia, baik yang alami
maupun yang berhasil disintesis di lab, yang bisa ditemukan pada mahluk
hidup.
- Sedangkan
yang tidak ditemukan dalam mahluk hidup tetap menjadi domain kimia
organik.
- Unsur
utama penyusun molekul biologi adalah karbon.
- Ragam
dan stabilitas molekul yang mengandung unsur karbon disebabkan oleh
karakteristiknya yang spesifik, terutama ketika membentuk ikatan dengan
unsur-unsur lain.
- Salah
satu sifat yang paling mendasar dari unsur karbon adalah pada orbital
elektron terluarnya kekurangan 4 elektron dari seharusnya 8 elektron.
- Karena
orbital elektron terluar merupakan pertanda stabil-tidaknya suatu unsur,
maka agar stabil, karbon cenderung berasosiasi dengan 4 unsur lainnya yang
juga kekurangan elektron.
- Dengan
kata lain, unsur karbon mempunyai valensi 4.
- Penggunaan
bersama elektron oleh dua unsur atau lebih akan membentuk ikatan yang
dikenal dengan ikatan kovalen.
- Selain
itu, semakin kecil BM unsur yang diikat oleh karbon maka ikatan kovalen
yang terbentuk stabil.
- Dengan
begitu, untuk satu unsur karbon membutuhkan empat unsur yang lain agar
elektron dalam orbit terluarnya menjadi stabil.
- Pada
umumnya, karbon akan membentuk ikatan kovalen dengan 1 karbon yang lain
dan dengan oksigen, hidrogen, nitrogen dan sulfur.
- Metana
(satu karbon berikatan dengan 4 hidrogen), etanol (CH3 – CH2OH) dan
metilamina(CH3 – NH2) merupakan senyawa karbon sederhana yang mengandung
ikatan tunggal.
- Selain
itu, kadangkala dua atau tiga elektron digunakan bersama oleh dua unsur
sehingga membentuk ikatan rangkap dua atau ikatan rangkap tiga.
- Jadi,
kombinasi valensi dan BM kecil merupakan karakteristik molekul berunsur
karbon menjadi sangat beragam dan stabil yang mendominasi molekul
biologis.
Molekul berunsur
karbon adalah molekul yang stabil
- Kestabilan
molekul berunsur karbon bisa dilihat dari energi ikatan, yaitu jumlah
energi yang dibutuhkan untuk memutus 1 mol (sekitar 6 x 1023) ikatan.
- Seringkali,
energi ikatan disalahartikan sebagai energi yang tersimpan dalam ikatan.
- Energi
ikatan ini diekspresikan sebagai kalori per mol (kal/mol).
- Kalori
adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu air sebesar 1o
C.
- Untuk
memutus ikatan karbon dan karbon (C – C) dibutuhkan 83 kkal/mol,
- Energi
ikatan karbon dan hidrogen (C – H) = 99 kkal/mol, karbon dan oksigen (C –
O) = 84 kkal/mol dan karbon-nitrogen (C – N) = 70 kkal/mol.
- Energi
yang jauh lebih besar dibutuhkan untuk memutus ikatan karbon rangkap dua
(C ═ C), yaitu 146 kkal/mol dan ikatan karbon rangkap tiga (C ≡ C), yaitu
212 kkal/mol.
- Besarnya
energi ikatan molekul berunsur karbon diatas bisa lebih mudah diapresiasi
kalau dibandingkan dengan nilai-nilai energi yang sejenis.
- Misalnya,
energi ikatan non-kovalen hanya beberapa kkal/mol, energi gelombang panas
sekitar 0.6 kkal/mol, ikatan gugus fosfat dalam molekul ATP = 7.3
kkal/mol.
- Jadi
bisa dipahami bahwa molekul yang paling penting bagi kehidupan di muka
bumi ini adalah yang berbasis rantai karbon.
- Hal
ini karena energi panjang gelombang matahari yang masuk ke permukaan bumi
tidak bisa memutus ikatan C – C.
- Hubungan
energi dan panjang gelombang bisa dinotasikan sebagai E =
28.600/lkkal/einstein.
- Menggunakan
notasi tersebut, maka panjang gelombang cahaya matahari yang masuk ke
permukaan bumi berada dalam kisaran cahaya tampak, yaitu antara 400-700
nm, mempunyai energi antara 71.5 – 40.8 kkal/einstein.
- Nilai
energi matahari tersebut jauh dibawah energi ikatan C – C. Dari notasi
diatas bisa dimengerti bahwa sinar ultraviolet dengan panjang gelombang
<400>
- Problem:
mungkinkah kalaupun ada kehidupan di luar bumi akan tersusun oleh molekul
berunsur karbon?
Molekul berunsur
karbon adalah molekul yang sangat beragam
- Valensi
4 dari unsur karbon memungkinkan satu karbon mengikat 4 unsur yang lain,
terutama yang berBM rendah yang hanya ada beberapa saja, dan yang paling
banyak ditemukan dalam mahluk hidup adalah H. O, N, S dan P.
- Hal
ini menyebabkan molekul berunsur karbon menjadi sangat beragam.
- Ditambah
lagi jika satu valensi karbon membentuk ikatan dengan karbon yang lain.
- Jika
rantai karbon hanya berikatan dengan hidrogen maka akan membentuk
hidrokarbon dengan struktur linear maupun sirkular.
- Hidrokarbon
adalah molekul penting secara ekonomis sebagai bahan bakar minyak,
misalnya bensin (octane, C8H18).
- Molekul
ini tidak larut air sehingga di dalam sel fungsi utamanya adalah sebagai
penyusun membran sel bagian dalam.
- Selain
dengan hidrogen dan unsur-unsur tunggal lainnya, rantai karbon berikatan
dengan beragam gugus fungsional yang kemudian sangat menentukan
kelarutannya dalam air dan reaktifitasnya.
- Beberapa
gugus fungsional yang biasa ditemukan dalam mahluk hidup antara lain yang
bermuatan negatif (karboksil dan fosforil), bermuatan positif (amino), dan
berpH netral (hidroksil, sulfhidril, karbonil, aldehida).
Molekul berunsur karbon
dapat membentuk stereoisomer
- Selain
kemampuannya berikatan dengan gugus fungsional, keragaman molekul berunsur
karbon ditambah lagi dengan kemampuan strukturnya membentuk simetri
geometris.
- Hal
ini karena distribusi elektron yang digunakan bersama berada dalam
konfigurasi tetrahedral.
- Jika
ada dua molekul karbon dengan struktur bayangan cermin yang satu dengan
yang lain maka keduanya disebut stereoisomer.
- Meskipun
begitu, kedua molekul yang saling stereoisomer tidak selalu bisa ditemukan
ada dalam mahluk hidup.
- Misalnya,
yang bisa ditemukan ada pada mahluk hidup adalah D-glukosa, sedangkan
L-alanin maupun D-alanin keduanya ditemukan sebagai penyusun protein yang
ada pada mahluk hidup.
Sintesis dengan
Polimerasi yang disusun unsur carbon
- Makromolekul
bertanggungjawab dalam struktur dan fungsi sistem kehidupan
Ada tiga makromolekul
yang menyusun sel dan semua tersusun atas Unsur Carbon
- karbohidrat
- protein
- asam
nukleat
Sintesis makromolekul
dengan polimerasi, tahap-demi-tahap
- Makromolekul
selalu disintesis tahap demi tahap polimerasi dari molekul-molekul kecil
yang disebut monomer
- Pembentukan
polimer atau penambahan unit-unit monomer ke polimer terjadi melalui
reaksi kondensasi – pembentukan molekul air
- Sebelum
kondensasi terjadi, setiap monomer diaktifkan terlebih dahulu
- Molekul
yang membantu aktifasi monomer adalah ATP
Makromolekul itu
adalah
1. Protein (C-H-O-N)
- Asam
amino sebagai monomer protein
- Klasifikasi
struktur primer, sekunder, tertier dan kuartener
2. Asam nukleat
- Jenis-jenis
nukleotida
- Polimer:
DNA dan RNA
- Struktur
double heliks
3. Polisakarida (C -
H - O)
a. Jenis-jenis
monosakarida
b. Ikatan
glikosida
c. Fungsi
penyimpan energi dan struktur
- Asam lemak sebagai penyusun lipid
- Triacilgliserol sebagai lipid penyimpan
- Fosfolipid sebagai penyusun struktur membran sel
- Glikolipid sebagai komponen-komponen khusus membran sel
- Steroid merupakan lipid dengan beragam fungsi
- Terpena dibentuk dari isoprena
http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/daur-carbon-oksigen.html
http://rendyimage.blogspot.com/2013/09/siklus-karbon.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar