A.Pengertian dan Sejarah EYD
Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD) adalah ejaan bahasa
Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972.
Ejaan ini menggantikan ejaan-ejaan sebelumnya, Ejaan
Republik atau Ejaan
Soewandi. Pada dasarnya ejaan adalah
seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf,
Kata, dan tanda baca sebagai sarananya.Batasan tersebut menunjukan pengertian
kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan
huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang
jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara
menuliskan bahasa.Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai
bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.
Keteraturan
bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna.Ibarat sedang
mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalulintas yang harus dipatuhi oleh
setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada,
terciptalah lalu lintas yang tertib danteratur. Seperti itulah kira-kira bentuk
hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.Ejaan yang berlaku sekarang
dinamakan Ejaan yang disempurnakan (EYD)
EYD sendiri mulai
diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan ketiga dalam sejarah bahasa
Indonesia ini memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah
dipakai selama dua puluh lima tahun yang dikenal dengan Ejaan Republik atau
Ejaan Soewandi (Menteri PP dan K Republik Indonesia pada saat Ejaan itu
diresmikan padatahun 1947).
B.Pemakaian Huruf
Pemakaian Huruf pada dasarnya itu
berbicara mengenai masalah yang mendasar
darisuatu bahasa, yakni : Abjad,Vokal,Kosonan,Huruf diftong,huruf capital,
huruf tebal dan huruf miring
HURUF
|
NAMA
|
|
KAPITAL
|
KECIL
|
|
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
|
A
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
m
n
o
p
q
r
s
t
u
v
w
x
y
z
|
a
be
ce
de
e
ef
ge
ha
i
je
ka
el
em
en
o
pe
ki
er
es
te
u
ve
we
eks
ye
zet
|
B.1 Abjad
Di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang disempurnakan disebutkan bahwa abjad yang digunakan dalam bahasa Indonesia
terdiri dari huruf sebagai berikut
DAFTAR ABJAD BAHASA INDONESIA
B.2
.Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam
bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u.
HURUF VOCAL
|
CONTOH KATA
|
A
|
Api
|
I
|
Ikan
|
U
|
Uang
|
e*
|
Emas
|
O
|
Orang
|
Keterangan
:
Untuk keperluan pelafalan kata yang
benar, tanda aksen (*) dapat digunakan jika ejaan kata menimbulkan keraguan
Misalnya:
Ø Anak-anak bermain di teras
(téras).
Ø Upacara itu dihadiri
pejabat teras Bank Indonesia
Ø Kami menonton film seri
(séri). Pertandingan itu berakhir seri.
Ø Di mana kécap
itu dibuat? Coba kecap dulu makanan itu.
B.3.
Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam
bahasa Indonesia terdiri atas huruf huruf b, c, d, f,
g, h, j, k, l, m, n, p,
q, r, s, t, v, w, x, y,
dan z
Huruf
Konsonan |
Contoh Pemakaian dalam Kata
|
||
Posisi Awal
|
Posisi Tengah
|
Posisi Akhir
|
|
b
c d f g h j k l m n p q** r s t v w x** y z |
bahasa
cakap dua fakir guna hari jalan kami - lekas maka nama pasang Quran raih sampai tali varia wanita xerox yakin zeni |
sebut
kaca ada kafan tiga saham manja paksa rakyat* alas kami tanah apa status quo bara asli mata lava hawa - payung lazim |
adab
- Abad maaf gudeg tuah mikraj politik bapak* akal diam daun siap Taufiq putar tangkas rapat - - sinar-x - juz |
Keterangan :
* Huruf k melambangkan bunyi
hamzah. ** Huruf q dan x khusus dipakai untuk nama diri (seperti Taufiq
dan Xerox) dan keperluan ilmu (seperti status quo dan sinar x).
B.4
Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat
diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
Huruf
Diftong |
Contoh Pemakaian dalam Kata
|
||
Posisi Awal
|
Posisi Tengah
|
Posisi Akhir
|
|
ai
au oi |
ain
aula - |
malaikat
saudara boikot |
pandai
harimau amboi |
B.5 Gabungan Huruf Konsonan
Gabungan
huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing masing melambangkan satu bunyi
konsonan.
Gabungan
Huruf Konsonan |
Contoh Pemakaian dalam Kata
|
||
Posisi Awal
|
Posisi Tengah
|
Posisi Akhir
|
|
kh
ng ny sy |
khusus
ngilu nyata syarat |
akhir
bangun banyak isyarat |
tarikh
senang - arasy |
Catatan: Nama orang, badan hukum, dan nama diri yang lain ditulis sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, kecuali jika ada pertimbangan khusus.
B.6 Huruf Kapital
1.Huruf
kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal
kalimat.Misalnya:
Ø Dia membaca buku.
Ø Apa maksudnya?
Ø Kita harus bekerja keras.
2.Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.Misalnya:
Ø Adik bertanya, "Kapan kita
pulang?"
Ø Orang itu menasihati anaknya,
"Berhati-hatilah, Nak!"
Ø "Kemarin engkau terlambat," katanya.
3.Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan
Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.Misalnya:
Ø Islam Quran
Ø Allah
Ø Yang Mahakuasa
Ø Tuhan akan
menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
4.
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya:
Ø Mahaputra Yamin
Ø Sultan Hasanuddin
Ø Haji Agus Salim
b. Huruf kapital
tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang tidak diikuti nama orang. Misalnya:
Ø Dia
baru saja diangkat menjadi sultan.
Ø Pada
tahun ini dia pergi naik haji.
Ø Ilmunya
belum seberapa, tetapi lagaknya sudah seperti kiai.
5.
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti
nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti
nama orang tertentu. Misalnya:
Ø Wakil
Presiden Adam Malik
Ø Perdana
Menteri Nehru
Ø Profesor
Supomo
b.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan atau nama instansi
yang merujuk kepada bentuk lengkapnya. Misalnya:
Ø Sidang
itu dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia.
Ø Sidang
itu dipimpin Presiden.
Ø Kegiatan
itu sudah direncanakan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
c.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang
tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau nama tempat tertentu.
Misalnya:
Berapa
orang camat yang hadir dalam rapat itu?
Catatan:
1.Huruf kapital tidak dipakai sebagai
huruf pertama seperti pada de, van, dan der (dalam nama Belanda), von (dalam
nama Jerman), atau da (dalam nama Portugal). Misalnya: J.J de Hollander,J.P.
van Bruggen ,H. van der Giessen
(2)Dalam nama orang tertentu, huruf
kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata bin atau binti.
Misalnya: Abdul Rahman bin Zaini,Ibrahim bin Adham,Siti Fatimah binti Salim
7.a.Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.Misalnya: bangsa Eskimo,suku
Sunda,bahasa Indonesia
b.Huruf kapital tidak dipakai sebagai
huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar
kata turunan.Misalnya: pengindonesiaan kata asing,keinggris-inggrisan,kejawa-jawaan.
8.a.Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya.
Misalnya : tahun Hijriah,tarikh
Masehi,bulan Agustus,bulan Maulid
b.Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama unsur unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya:
Perang Candu,Perang Dunia I,Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
9.a.Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama unsur unsur nama diri geografi.
Misalnya:Banyuwangi,Asia
Tenggara,Cirebon,Amerika Serikat
b.Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama unsur unsur nama geografi yang diikuti nama diri geografi.
Misalnya: Bukit Barisan,Danau
TobaDataran Tinggi Dieng,Gunung Semeru
B.7.
Huruf Miring
1.
|
Huruf
miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam tulisan.
|
Misalnya:
Saya
belum pernah membaca buku Negarakertagama karangan Prapanca.
Majalah
Bahasa dan Sastra diterbitkan oleh Pusat Bahasa.
Berita
itu muncul dalam surat kabar Suara Merdeka.
|
|
Catatan:
Judul
skripsi, tesis, atau disertasi yang belum diterbitkan dan dirujuk dalam
tulisan tidak ditulis dengan huruf miring, tetapi diapit dengan tanda
petik.
|
|
2.
|
Huruf
miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata.
|
Misalnya:
Huruf
pertama kata abad adalah a.
Dia
bukan menipu, melainkan ditipu.
Bab
ini tidak membicarakan pemakaian huruf kapital.
|
Buatlah
kalimat dengan menggunakan ungkapan berlepas tangan.
|
||
3.
|
a.
|
Huruf
miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan
bahasa Indonesia.
|
Misalnya:
Nama
ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
Orang
tua harus bersikap tut wuri handayani terhadap anak.
Politik
devide et impera pernah merajalela di negeri ini.
Weltanschauung
dipadankan dengan 'pandangan dunia'.
|
||
b.
|
Ungkapan
asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia penulisannya diperlakukan
sebagai kata Indonesia.
|
|
Misalnya:
Negara
itu telah mengalami empat kali kudeta.
Korps
diplomatik memperoleh perlakuan khusus.
|
||
Catatan:
Dalam
tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring
digarisbawahi.
|
B.8.
Huruf Tebal
.
|
Huruf
tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, bagian bab,
daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan
lampiran.
|
Misalnya: Judul : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Bab :
BAB
I PENDAHULUAN
Bagian
bab :
1.1
Latar Belakang Masalah
1.2
Tujuan
Daftar,
indeks, dan lampiran:
DAFTAR
ISI DAFTAR TABEL
DAFTAR
LAMBANG
DAFTAR
PUSTAKA
INDEKS LAMPIRAN
|
|
2.
|
Huruf
tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata; untuk keperluan itu digunakan huruf
miring.
|
Misalnya:
Akhiran
–i tidak dipenggal pada
ujung baris.
Saya
tidak mengambil bukumu.
Gabungan
kata kerja sama ditulis
terpisah.
|
|
Seharusnya
ditulis dengan huruf miring:
Akhiran
–i tidak dipenggal pada ujung baris.
Saya
tidak mengambil bukumu.
Gabungan
kata kerja sama ditulis terpisah.
|
|
3.
|
Huruf
tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema dan sublema serta
untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi.
|
Misalnya:
kalah v 1 tidak menang ...; 2 kehilangan atau merugi ...; 3 tidak lulus ...; 4 tidak menyamai
mengalah v mengaku kalah
|
mengalahkan v 1 menjadikan kalah ...; 2 menaklukkan ...; 3 menganggap kalah ...
terkalahkan v dapat dikalahkan
...
|
|
Catatan:
Dalam
tulisan tangan atau ketikan manual, huruf atau kata yang akan dicetak dengan huruf
tebal diberi garis bawah ganda.
|
C. PENULISAN
KATA
C.1 Kata
Dasar
Kata yang berupa kata
dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya: Kantor pos sangat ramai.
Adik naik sepeda baru
(ketiga kalimat ini
dibangun dengan gabungan kata dasar)
C.2 Kata Turunan
1. Imbuhan
(awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya: berbaga ketetapan sentuhan gemetar
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata,
awalan, atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya.
Misalnya: diberi
tahu, beri tahukan
bertanda tangan, tanda tangani
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata
mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: memberitahukan Ditandatangani
C.3 Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis
secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Misalnya: anak-anak,
buku-buku, berjalan-jalan, dibesar-besarkan,
mondar-mandir,
porak-poranda, kupu-kupu, laba-laba.
C.4 Gabungan Kata
A. Gabungan kata yang
lazim disebutkan kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis
terpisah.
Misalnya: duta besar, kerja sama, kereta api cepat luar
biasa.
B. Gabungan kata,
termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan salah pengertian dapat
ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang
berkaitan.
Misalnya:
alat pandang-dengar (audio-visual),
anak-istri saya (keluarga), buku sejarah-baru (sejarahnya yang baru), ibu-bapak
(orang tua), orang-tua muda (ayat ibu muda) kaki-tangan penguasa (alat
penguasa)
C.
Gabungan kata berikut ditulis serangkai karena hubungannya sudah sangat padu
sehingga tidak dirasakan lagi sebagai dua kata.
Misalnya:
acapkali, apabila,
bagaimana, barangkali, beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti,
halal-bihalal, kacamata, kilometer, manakala, matahari, olahraga, radioaktif,
saputangan.
D.
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan
kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
adibusana, antarkota,
biokimia, caturtunggal, dasawarsa, inkonvensional, kosponsor.
Jika bentuk terikan
diikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital, di antara kedua unsur kata itu
ditulisakan tanda hubung (-).Misalnya: non-Asia, neo-Nazi
C.5 Kata Ganti ku, kau, mu,
dan nya
Kata ganti ku dan kau
sebagai bentuk singkat kata aku dan engkau, ditulis serangkai
dengan kata yang mengikutinya.
aku bawa, aku ambil menjadi kubawa, kuambil
engkau bawa, engkau ambil menjadi kaubawa,
kauambil
Misalnya:
Bolehkan aku ambil jeruk
ini satu?
Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut ini.
Bolehkah kuambil jeruk ini
satu?
C.6 Kata Depan di, ke, dan
dari
Kata depan di, ke, dan
dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah
dianggap kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Misalnya: Tinggalah
bersama saya di sini.
Di mana orang tuamu?
Akan tetapi, perhatikan penulisan yang berikut.
Kinerja Lely lebih baik daripada
Tuti.
Kami percaya kepada Ada.
Akhir-akhir ini beliau jarang kemari.
C.7 Kata Sandang si dan sang
Kata si dan sang
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya: si kancil, sang petualang
Salah
|
|
C.8 Partikel
1. Partikel
–lah dan –kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:Bacalah
peraturan ini sampai tuntas.
Siapakah tokoh yang
menemukan radium?
2. Partikel pun
ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun yang dikatakannya, aku tetap tak percaya.
Satu kali pun Dedy
belum pernah datang ke rumahku.
Catatan:
Kelompok berikut ini
ditulis serangkaian, misalnya adapun, andaipun.
Misalnya:
Adapun sebab-musababnya sampai sekarang belum diketahui.
Walaupun hari hujan, ia datang juga.
3. Partikel per yang berarti (demi), dan
(tiap) ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Misalnya:
Mereka masuk ruang satu per satu (satu demi satu).
Harga kain itu Rp 2.000,00 per meter (tiap meter).
C.9 Singkatan dan Akronim
1.Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu
huruf atau lebih.
a.Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan,
jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik di belakang tiap-tiap
singkatan itu.
Misalnya:
H. Hamid
Haji Hamid
Suman Hs.
Suman Hasibuan
M.Hum. magister
humaniora
S.Sos sarjana
sosial
Bpk. bapak
b.Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri
atas gabungan huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti
dengan tanda titik.
Misalnya: WHO World Health Organization
SD sekolah dasar
c. 1)Singkatan kata yang berupa gabungan huruf
diikuti dengan tanda titik.
Misalnya: kpd. kepada
tgl. tanggal
2)Singkatan gabungan kata yang terdiri atas
tiga huruf diakhiri dengan tanda titik.
Misalnya:
ybs. yang
bersangkutan
Yth. Yang
terhormat
d.Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua
huruf (lazim digunakan dalam surat-menyurat) masing-masing diikuti oleh tanda
titik.
Misalnya: a.n. atas
nama
u.p. untuk
perhatian
2.Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang
diperlakukan sebagai sebuah kata.
a.Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf
awal unsur-unsur nama diri ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda
titik.
Misalnya: PASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
SIM surat izin mengemudi
b.Akronim nama diri yang berupa singkatan dari
beberapa unsur ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya: Bulog Badan Urusan Logistik
Bappenas Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional
C.10 Angka dan Bilangan
Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau
kata. Angka dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim
digunakan angka Arab atau angka Romawi.Angka Arab : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
Angka Romawi
: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100),
D (500), M (1.000), V (5.000), M (1.000.000)
1.Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan
dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika bilangan itu
dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau paparan.Misalnya: Mereka
menonton drama itu sampai tiga kali.
Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum
terdiri atas 50 bus, 100 minibus, dan 250 sedan.
2.Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan
huruf, jika lebih dari dua kata, susunan kalimat diubah agar bilangan yang
tidak dapat ditulis dengan huruf itu tidak ada pada awal kalimat.Misalnya: Lima
puluh siswa kelas 6 lulus ujian.
Bukan: 250 orang peserta diundang Panitia dalam
seminar itu.
3.Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar
dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca.Misalnya: Perusahaan itu baru
saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.
4.Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran
panjang, berat, luas, dan isi; (b) satuan waktu; (c) nilai uang; dan (d)
jumlah. Misalnya: 0,5 sentimeter tahun 1928 US$3,50* 27
orang
luh dua-pertiga) (2)Penulisan lambang mata
uang, seperti Rp, US$, £, dan ¥ tidak diakhiri dengan tanda titik dan tidak ada
spasi antara lambang itu dan angka yang mengikutinya, kecuali di dalam tabel.
5.Angka digunakan untuk melambangkan nomor
jalan, rumah, apartemen, atau kamar.
Misalnya: Apartemen No. 5
Hotel Mahameru, Kamar 169
6.Angka digunakan untuk menomori bagian
karangan atau ayat kitab suci.
Misalnya: Bab X, Pasal 5, halaman 252
7.Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan
sebagai berikut.
a.Bilangan utuh
Misalnya: dua belas (12)
tiga puluh (30)
b.Bilangan pecahan
Misalnya: setengah (1/2)
dua persepuluh (0,2) atau (2/10)
satu persen (1%)
satu permil (1‰)
D. TANDA BACA
D.1
Tanda titik
1. Tanda
titik dipakai
pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh: Saya suka makan nasi.
Contoh: Saya suka makan nasi.
2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh:Irwan S. Gatot George W. Bush
Contoh:Irwan S. Gatot George W. Bush
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan,
pangkat, dan sapaan.
Contoh:Dr. (doktor)S.E. (sarjana ekonomi)Kol. (kolonel)Bpk. (bapak)
Contoh:Dr. (doktor)S.E. (sarjana ekonomi)Kol. (kolonel)Bpk. (bapak)
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang
sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya
dipakai satu tanda titik.
Contoh:dll. (dan lain-lain)dsb. (dan sebagainya)tgl. (tanggal) hlm. (halaman)
Contoh:dll. (dan lain-lain)dsb. (dan sebagainya)tgl. (tanggal) hlm. (halaman)
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh:Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik) 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
Contoh:Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik) 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan
ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
Contoh:Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama
resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama
dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)SMA (Sekolah Menengah Atas)
Contoh:DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)SMA (Sekolah Menengah Atas)
9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang
kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
contoh:Cu (tembaga)52 cm
contoh:Cu (tembaga)52 cm
D.2 Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu
pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang
satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti,
tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Contoh:Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak
kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk
kalimat.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan
penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya
oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan
tetapi.
Contoh:Oleh karena itu, kamu harus datang.
Contoh:Oleh karena itu, kamu harus datang.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya,
wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
contoh:O, begitu.
contoh:O, begitu.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain dalam kalimat.
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii)
bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan
wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:Medan, 18 Juni 1984, Medan, Indonesia.
Contoh:Medan, 18 Juni 1984, Medan, Indonesia.
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang
dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan
kaki.
Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar
akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri,
keluarga, atau marga.contoh: Rinto Jiang, S.E.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di
antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:33,5 m, Rp10,50
Contoh:33,5 m, Rp10,50
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan
yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di
belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan
langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan
langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
D.3 Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis dan setara. Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai
juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang
setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik
menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan
siaran pilihan pendengar.
D.4 Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan
lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh: Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Contoh: Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian.
'pemeran' Contoh:
Ketua : Borgx
Wakil Ketua : Hayabuse
Sekretaris : Ivan Lanin
'pemeran' Contoh:
Ketua : Borgx
Wakil Ketua : Hayabuse
Sekretaris : Ivan Lanin
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap, Boss!"
Contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap, Boss!"
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan
halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di
antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh:(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
Contoh:(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
5. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka
banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
6. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau
pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
D.5 Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
2. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan
bagian-bagian tanggal.
Contoh:p-e-n-g-u-r-u-s, 8-4-1973
Contoh:p-e-n-g-u-r-u-s, 8-4-1973
3. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan
bagian-bagian ungkapan.
Bandingkan:ber-evolusi dengan be-revolusi
Bandingkan:ber-evolusi dengan be-revolusi
dua puluh lima-ribuan (20×5000) dengan
dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).
4. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se-
dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan
angka, (c) angka dengan -an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan
imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap.
Contoh:se-Indonesia hadiah ke-2
Contoh:se-Indonesia hadiah ke-2
5. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa
Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh: di-charter pen-tackle-an
Contoh: di-charter pen-tackle-an
D.6
Tanda Pisah (–, —)
1a. Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau
kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.
Contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.
1b. Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau
keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
Contoh:Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
D.7
Tanda Elipsis (...)
1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus,
misalnya untuk menuliskan naskah drama.
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
Contoh: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau
naskah ada bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
D.8 Tanda Tanya (?)
1. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh:Kapan ia berangkat?
Contoh:Kapan ia berangkat?
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan
bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh: Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
Contoh: Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
D.9
Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang
berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan,
ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh: Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
Contoh: Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
D.10 Tanda Kurung ((...))
1. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh:Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia
Contoh:Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia
3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di
dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a)
Contoh:Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a)
4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu
urutan keterangan.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi.
D.11 Tanda Kurung Siku ([...])
1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis
orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang
terdapat di dalam naskah asli.Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
yang sudah bertanda kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
D.12 Tanda
Petik ("...")
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh:"Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
Contoh:"Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku
yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
Contoh:Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul
"Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo..
4. Tanda petik
penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian
kalimat ditempatkan di belakang tanda
petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus
pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh:Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
Contoh:Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
D.13
Tanda Petik Tunggal ('...')
1. Tanda petik
tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam
petikan lain.
Contoh:Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
Contoh:Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
2. Tanda petik
tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan
kata atau ungkapan asing.Contoh: feed-back 'balikan'
D.14
Tanda Garis Miring
(/)
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada
alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:Jalan Kramat III/10
Contoh:Jalan Kramat III/10
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per
atau sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika.
Contoh:harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)
Contoh:harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)
Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk
menuliskan tanda aritmetika dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi
÷ .
Contoh: 10 ÷ 2 = 5. Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis pembagi dapat dipakai.
Contoh:
.
Contoh: 10 ÷ 2 = 5. Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis pembagi dapat dipakai.
Contoh:

3. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai
pengganti kata atau.
o. Tanda
Penyingkat (Apostrof)(')
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian angka tahun.
Contoh:Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
Contoh:Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar