A.
Pengertian
Evolusi
Evolusi
berasal dari bahsa latin evolvere yang artinya membuka gulungan. Jadi secara
etimologi evolusi adalah proses perubahan struktur makhluk hidup dari bentuk
yang sederhana menjadi bentuk yang lebih kompleks dan berlangsung dari generasi
ke generasi dalam jangka waktu yang sangat lama.
B.
Sejarah
evolusi
Pemikiran
tentang teori evolusi, yakni bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu
sebenarnya telah ada dan tercetus paling tidak sejak abad ke 6 SM. Pemikiran
tersebut dapat terlihat pada ilmu pengetahuan peradaban Yunani, Romawi, Cina,
dan Islam. Namun baru pada sekitar abad ke 18 pemikiran tentang gagasan teori
evolusi mulai ditelusuri lagi oleh para filsuf dan bilogiawan. Perdebatan
mengenai mekanisme yang terjadi dalam teori tersebut terus berlanjut. Sehingga
ada banyak kontradiksi yang terjadi mengenai pendapat para pakar. Namun pada
akhirnya sekitar tahun 1930-an para pakar berhasil menyimpulkan sebuah teori
yang dianggap mampu menyatukan perbedaan pendapat yang ada sebelumnya, sehingga
munculah istilah biologi evolusioner. Teori Evolusi dapat mempengaruhi setiap
aspek dari bentuk dan perilaku yang terdapat pada sebuah organisme. Yang paling
terlihat adalah adaptasi dalam perilaku dan fisik yang disebabkan oleh seleksi
alam. Adaptasi-adaptasi yang terjadi tersebut meningkatkan kebugaran dengan
membantu aktivitas dari sebuah organism seperti kemampuan menemukan makanan,
menghindari predator atau pemangsa, dan menarik lawan jenis. Organisme juga
dapat melakukan merespon terhadap seleksi yang terjadi dengan berkooperasi
antara satu sama lainnya, biasanya dengan saling membantu dalam proses
simbiosis. Dalam jangka waktu yang sangat lama, teori evolusi diyakini mampu
menghasilkan spesies yang baru melalui pemisahan populasi leluhur organisme
menjadi sebuah kelompok baru yang tidak akan bercampur kawin. Para naturalis
mulai berfokus pada keanekaragaman spesies, dan munculnya ilmu paleontologi
(ilmu yang mempelajari tentang sejarah kehidupan di bumi termasuk hewan dan
tumbuhan zaman lampau yang telah menjadi fosil) dengan konsep kepunahannya
lebih jauh membantah pandangan bahwa alam bersifat statis. Pada awal abad
ke-19, Jean-Baptiste Lamarck mengajukan teorinya mengenai transmutasi spesies.
Teori ini merupakan teori evolusi pertama yang ilmiah. Pada tahun 1858, Charles
Darwin dan Alfred Russel Wallace mempublikasikan sebuah teori evolusi yang
baru. Dalam bukunya On the Origin of Species (1859), Darwin secara mendetail
menjelaskan mekanisme evolusi. Berbeda dengan Lamarck, Darwin mengajukan konsep
nenek moyang bersama dan percabangan pohon kehidupan yang didasari oleh seleksi
alam.
C.
Teori-teori evolusi
1.
Aristoteles(384-322SM)
Beberapa
filsuf Yunani telah berbicara mengenai evolusi mengenai kehidupan. Namun,
Aristoteles yang mengungkapkan peneliti tentang makhluk hidup, tidak mendukung
konsep tersebut. Dalam sistem klasifikasi yang diciptakannya, Aristoteles
menyusun makhluk hidup berdasarkan pertambahan bentuk kekompleksannya. Sistem
klasifikasi tersebut tidak memberikan tempat bagi bentuk-bentuk kehidupan baru
yang muncul pada masa depan. Bagi Aristoteles, spesies memiliki bentuk yang
tetap dan tidak mengalami perubahan.
2.
Willam Paley(1743-1805)
Dalam
bukunya yang berjudul Natural Theology , William Paley berpendapat bahwa
kekompleksan makhluk hidup merupakan bukti kerja Sang Maha Pencipta. Hipotesis
tersebut dikenal sebagai teori penciptaan khusus. Para penganut teori ini
percaya bahwa semua jenis makhluk hidup di bumi muncul bersama-sama pada suatu
waktu dan tetap tidak berubah sejak mereka diciptakan oleh Tuhan.
3.
George Louis Leclerc (1707-1788)
George
Louis Leclerc mengatakan bahwa makhluk hidup berubah sepanjang waktu dan bumi
berusia lebih dari 6000 tahun. Makhluk hidup mungkin saja berubah jika organ
tubuhnya tidak digunakan dan mengalami degenerasi. Ia juga berpendapat bahwa
manusia dan kera berpedapat dekat karena kera dianggap sebagai manusia yang
mengalami degenerasi. Ia menyembunyikan pendapatnya dalam sebuah buku yang
berjudul Natural History, karena untuk mencegah meluasnya kritik dari masyarakat.
Ia juga merupakan pelopor yang menyatakan bahwa spesies dapat berubah dari
generasi ke generasi, ia secara terbuka menolak pendapat bahwa suatu spesies
dapat berevolusi menjadi spesies lain.
4.
Erasmus Darwin(1731-1802)
Erasmus
Darwin merupakan kakek Charles Darwin. Ia adalah seorang dokter, penyair dan
ahli science (amatir). Setelah membaca George Louis Leclerc ia percaya bahwa
evolusi terjadi pada semua makhluk hidup termasuk manusia. Ia mempercayai bahwa
karakteristik yang diperoleh orang tua akan diwariskan kepada keturunannya. Ia
menuliskan pendapatnya dalam buku Zoomania or The Laws Organic Life. Ia menulis
tentang evolusi kehidupan dari’setetes kecil di lautan purba’ hingga membentuk
ikan, amphibi, reptil, dan manusia. Namun seperti halnya George Louis Leclerc,
Eramus Darwin tidak tahu apa yang menyebabkan evolusi.
5.
Jean Baptiste de Monent de Lamarck(1744-1829)
Jean
Baptiste de Monent de Lamarck mengajukan pendapat mengenai proses-proses yang
mendorong perubahan biologis, namun teorinya mengenai proses evolusi seluruhnya
tidak benar. Ia mempercayai bahwa organisme mikroskopik muncul secara spontan
dari bahan-bahan tidak hidup yang kemudian berevolusi menjadi bentuk-bentuk
yang lebih kompleks dalam buku yang berjudul Philosophie Zoologique. Ia percaya
bahwa evolusi terjadi saat suatu organisme menggunakan bagian tubuh dengan
suatu cara sehingga bagian tubuh itu berubah sepanjang hidupnya dan perubahan
tersebut diwariskan kepada keturunannya. Lamarck menduga bahwa leher jerapah
yang panjang merupakan akibat penarikan atau peregangan selama bertahun-tahun.
Jerapah menarik lehernya untuk mencapai daun-daun pada pucuk daun. Sehingga
leher itu tumbuh memanjang. Seperti halnya Eramus Darwin ia juga berpendapat
bahwa makhluk hidup yang sesuai yang akan bertahan. Kesimpulannya evolusi
binatang dapat berubah karena tuntutan alam atau penyesuaian diri terhadap
seleksi alam semasa hidup yang bisa diwariskan terhadap keturunannya.
6.
George Cuvier(1769-1832)
Ia
mengemukakan sebuah teori yang dikenal sebagai teori catastropisme ia meyakini
bahwa Tuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan serta menciptakan dan
menghancurkan bumi ini setiap diciptakannya makhluk hidup baru sehingga semua
makhluk hidup yang ada menyesuaikan dengan alam di sekitarnya tidak seperti
makhluk terdahulu.
7.
Charles Lyell(1797-1875)
Lyell
menuangkan pendapatnya kedalam bukunya yang berjudul Principles of Geology. Ia
berpendapat bahwa fosil-fosil yang ada dilapisan bumi memiliki hubungan yang
saling berkaitan. Ia juga menunjukan fosil-fosil itu berubah secara bertahap
dari tingkat yang paling muda hingga yang paling tua dan bumi mengalami
perubahan-perubahan progresif yang lebih lambat.
8.
Charles Darwin(1809-1882)
Charles
Darwin menganut atau menggunakan tori evolusi organik, dimana teori ini
menjelaskan bagaimana proses atau tahap yang dilewati makhluk hidup satu dengan
makhluk hidup yang lain. Ia mengkaji pengalaman-pengalaman dari beberapa
penelitianya seperti pemeliharaan burung merpati di Inggris. Menurut
pengalamannya ia menyimpulkan kemudian ia tuangkan kedalam bukunya yang
berjudul The Origin oof Species, terbit pada tahun 1859. Melalui bukunya
tersebut ia mengemukakan dua teori inti yaitu:
1.Spesies
yang ada sekarang ini berasal dari spesies terdahulu.
2.Evolusi
terjadi melalui seleksi alam.
Munusia bukanlah keturunan kera seperti yang
kebanyakan orang katakan, tatapi dalam teori pokok yang pertama ini Darwin
mengungkapkan bahwa pada kenyataannya manusia itu memiliki kesamaan ciri dengan
kera (Jacob, dkk., 1983:11). Pada teori pokoknya yang kedua Darwin berpendapat
bahwa yang dimaksud dengan seleksi alam adalah terjadi perubahan yang terjadi
dan menyeleksi makhluk yang ada di dalamnya, dimana makhluk atau individu yang
bisa bertahan akan dapat bertahan dan dapat melestarikan keturunannya sedangkan
individu yang tidak dapat menyesuaikan akan punah. Dari keturunan individu yang
sangat kuat inilah akan terbentuk individu yang terus menerus mangalami
perubahan yang secara bertahap sedikit demi sedikat, dan perubahan itu terjadi
selama jutaan tahun, sehingga timbulnya berbagai jenis individu yang sangat
berbeda. Pada tahun 1871 Darwin kembali menghebohkan penduduk dunia dengan buku
keduanya yang berjudul The Descent of Man. Di buku keduanya ini Darwin juga
tidak pernah menyebutkan bahwa manusia purba adalah kera. Dalam buku ini,
Charles Darwin hanya mencari hubungan manusia dan primata karena primata
memiliki kesamaan ciri terhadap manusia. Charles Darwin menggambarkan bahwa
nenek moyang manusia adalah manusia yang primitif. Dibandingkan dengan anatomi
binatang yang memiliki kemiripan yang sangat dekat dengan manusia adalah kera
(simpanse dan gorila) karena kedua binatang itu yang paling mirip dengan
manusia. Untuk tahap selanjutnya nenek moyang manusia mirip dan mengarah pada kera
(Jacob, dkk., 1983:107). Dan menurut Darwin nenek moyang yang mirip kera inilah
yang mengalami perubahan sedikit demi sedikit. Teori Charles Darwin didukung
oleh Thomas Henry Huxley (1863) yang dituangkan ke dalam bukunya yang berjudul
Man’s Place in Nature. Teori dari kedua ilmuan ini disalah tafsirkan
pengertiannya oleh banyak orang bahkan beberapa ilmuan yang beranggapan bahwa
manusia adalah keturunan langsung dari kera. Jadi dapat disimpulkan bahwa
manusia bukanlah berasal dari kera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar