Sabtu, 19 Desember 2015

Teori Evolusi

A.    Pengertian Evolusi
Evolusi berasal dari bahsa latin evolvere yang artinya membuka gulungan. Jadi secara etimologi evolusi adalah proses perubahan struktur makhluk hidup dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang lebih kompleks dan berlangsung dari generasi ke generasi dalam jangka waktu yang sangat lama.
B.     Sejarah evolusi
Pemikiran tentang teori evolusi, yakni bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu sebenarnya telah ada dan tercetus paling tidak sejak abad ke 6 SM. Pemikiran tersebut dapat terlihat pada ilmu pengetahuan peradaban Yunani, Romawi, Cina, dan Islam. Namun baru pada sekitar abad ke 18 pemikiran tentang gagasan teori evolusi mulai ditelusuri lagi oleh para filsuf dan bilogiawan. Perdebatan mengenai mekanisme yang terjadi dalam teori tersebut terus berlanjut. Sehingga ada banyak kontradiksi yang terjadi mengenai pendapat para pakar. Namun pada akhirnya sekitar tahun 1930-an para pakar berhasil menyimpulkan sebuah teori yang dianggap mampu menyatukan perbedaan pendapat yang ada sebelumnya, sehingga munculah istilah biologi evolusioner. Teori Evolusi dapat mempengaruhi setiap aspek dari bentuk dan perilaku yang terdapat pada sebuah organisme. Yang paling terlihat adalah adaptasi dalam perilaku dan fisik yang disebabkan oleh seleksi alam. Adaptasi-adaptasi yang terjadi tersebut meningkatkan kebugaran dengan membantu aktivitas dari sebuah organism seperti kemampuan menemukan makanan, menghindari predator atau pemangsa, dan menarik lawan jenis. Organisme juga dapat melakukan merespon terhadap seleksi yang terjadi dengan berkooperasi antara satu sama lainnya, biasanya dengan saling membantu dalam proses simbiosis. Dalam jangka waktu yang sangat lama, teori evolusi diyakini mampu menghasilkan spesies yang baru melalui pemisahan populasi leluhur organisme menjadi sebuah kelompok baru yang tidak akan bercampur kawin. Para naturalis mulai berfokus pada keanekaragaman spesies, dan munculnya ilmu paleontologi (ilmu yang mempelajari tentang sejarah kehidupan di bumi termasuk hewan dan tumbuhan zaman lampau yang telah menjadi fosil) dengan konsep kepunahannya lebih jauh membantah pandangan bahwa alam bersifat statis. Pada awal abad ke-19, Jean-Baptiste Lamarck mengajukan teorinya mengenai transmutasi spesies. Teori ini merupakan teori evolusi pertama yang ilmiah. Pada tahun 1858, Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace mempublikasikan sebuah teori evolusi yang baru. Dalam bukunya On the Origin of Species (1859), Darwin secara mendetail menjelaskan mekanisme evolusi. Berbeda dengan Lamarck, Darwin mengajukan konsep nenek moyang bersama dan percabangan pohon kehidupan yang didasari oleh seleksi alam.
C. Teori-teori evolusi
1. Aristoteles(384-322SM)
Beberapa filsuf Yunani telah berbicara mengenai evolusi mengenai kehidupan. Namun, Aristoteles yang mengungkapkan peneliti tentang makhluk hidup, tidak mendukung konsep tersebut. Dalam sistem klasifikasi yang diciptakannya, Aristoteles menyusun makhluk hidup berdasarkan pertambahan bentuk kekompleksannya. Sistem klasifikasi tersebut tidak memberikan tempat bagi bentuk-bentuk kehidupan baru yang muncul pada masa depan. Bagi Aristoteles, spesies memiliki bentuk yang tetap dan tidak mengalami perubahan.
2. Willam Paley(1743-1805)
Dalam bukunya yang berjudul Natural Theology , William Paley berpendapat bahwa kekompleksan makhluk hidup merupakan bukti kerja Sang Maha Pencipta. Hipotesis tersebut dikenal sebagai teori penciptaan khusus. Para penganut teori ini percaya bahwa semua jenis makhluk hidup di bumi muncul bersama-sama pada suatu waktu dan tetap tidak berubah sejak mereka diciptakan oleh Tuhan.
3. George Louis Leclerc (1707-1788)
George Louis Leclerc mengatakan bahwa makhluk hidup berubah sepanjang waktu dan bumi berusia lebih dari 6000 tahun. Makhluk hidup mungkin saja berubah jika organ tubuhnya tidak digunakan dan mengalami degenerasi. Ia juga berpendapat bahwa manusia dan kera berpedapat dekat karena kera dianggap sebagai manusia yang mengalami degenerasi. Ia menyembunyikan pendapatnya dalam sebuah buku yang berjudul Natural History, karena untuk mencegah meluasnya kritik dari masyarakat. Ia juga merupakan pelopor yang menyatakan bahwa spesies dapat berubah dari generasi ke generasi, ia secara terbuka menolak pendapat bahwa suatu spesies dapat berevolusi menjadi spesies lain.
4. Erasmus Darwin(1731-1802)
Erasmus Darwin merupakan kakek Charles Darwin. Ia adalah seorang dokter, penyair dan ahli science (amatir). Setelah membaca George Louis Leclerc ia percaya bahwa evolusi terjadi pada semua makhluk hidup termasuk manusia. Ia mempercayai bahwa karakteristik yang diperoleh orang tua akan diwariskan kepada keturunannya. Ia menuliskan pendapatnya dalam buku Zoomania or The Laws Organic Life. Ia menulis tentang evolusi kehidupan dari’setetes kecil di lautan purba’ hingga membentuk ikan, amphibi, reptil, dan manusia. Namun seperti halnya George Louis Leclerc, Eramus Darwin tidak tahu apa yang menyebabkan evolusi.
5. Jean Baptiste de Monent de Lamarck(1744-1829)
Jean Baptiste de Monent de Lamarck mengajukan pendapat mengenai proses-proses yang mendorong perubahan biologis, namun teorinya mengenai proses evolusi seluruhnya tidak benar. Ia mempercayai bahwa organisme mikroskopik muncul secara spontan dari bahan-bahan tidak hidup yang kemudian berevolusi menjadi bentuk-bentuk yang lebih kompleks dalam buku yang berjudul Philosophie Zoologique. Ia percaya bahwa evolusi terjadi saat suatu organisme menggunakan bagian tubuh dengan suatu cara sehingga bagian tubuh itu berubah sepanjang hidupnya dan perubahan tersebut diwariskan kepada keturunannya. Lamarck menduga bahwa leher jerapah yang panjang merupakan akibat penarikan atau peregangan selama bertahun-tahun. Jerapah menarik lehernya untuk mencapai daun-daun pada pucuk daun. Sehingga leher itu tumbuh memanjang. Seperti halnya Eramus Darwin ia juga berpendapat bahwa makhluk hidup yang sesuai yang akan bertahan. Kesimpulannya evolusi binatang dapat berubah karena tuntutan alam atau penyesuaian diri terhadap seleksi alam semasa hidup yang bisa diwariskan terhadap keturunannya.
6. George Cuvier(1769-1832)
Ia mengemukakan sebuah teori yang dikenal sebagai teori catastropisme ia meyakini bahwa Tuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan serta menciptakan dan menghancurkan bumi ini setiap diciptakannya makhluk hidup baru sehingga semua makhluk hidup yang ada menyesuaikan dengan alam di sekitarnya tidak seperti makhluk terdahulu.
7. Charles Lyell(1797-1875)
Lyell menuangkan pendapatnya kedalam bukunya yang berjudul Principles of Geology. Ia berpendapat bahwa fosil-fosil yang ada dilapisan bumi memiliki hubungan yang saling berkaitan. Ia juga menunjukan fosil-fosil itu berubah secara bertahap dari tingkat yang paling muda hingga yang paling tua dan bumi mengalami perubahan-perubahan progresif yang lebih lambat.
8. Charles Darwin(1809-1882)
Charles Darwin menganut atau menggunakan tori evolusi organik, dimana teori ini menjelaskan bagaimana proses atau tahap yang dilewati makhluk hidup satu dengan makhluk hidup yang lain. Ia mengkaji pengalaman-pengalaman dari beberapa penelitianya seperti pemeliharaan burung merpati di Inggris. Menurut pengalamannya ia menyimpulkan kemudian ia tuangkan kedalam bukunya yang berjudul The Origin oof Species, terbit pada tahun 1859. Melalui bukunya tersebut ia mengemukakan dua teori inti yaitu:
1.Spesies yang ada sekarang ini berasal dari spesies terdahulu.
2.Evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Munusia bukanlah keturunan kera seperti yang kebanyakan orang katakan, tatapi dalam teori pokok yang pertama ini Darwin mengungkapkan bahwa pada kenyataannya manusia itu memiliki kesamaan ciri dengan kera (Jacob, dkk., 1983:11). Pada teori pokoknya yang kedua Darwin berpendapat bahwa yang dimaksud dengan seleksi alam adalah terjadi perubahan yang terjadi dan menyeleksi makhluk yang ada di dalamnya, dimana makhluk atau individu yang bisa bertahan akan dapat bertahan dan dapat melestarikan keturunannya sedangkan individu yang tidak dapat menyesuaikan akan punah. Dari keturunan individu yang sangat kuat inilah akan terbentuk individu yang terus menerus mangalami perubahan yang secara bertahap sedikit demi sedikat, dan perubahan itu terjadi selama jutaan tahun, sehingga timbulnya berbagai jenis individu yang sangat berbeda. Pada tahun 1871 Darwin kembali menghebohkan penduduk dunia dengan buku keduanya yang berjudul The Descent of Man. Di buku keduanya ini Darwin juga tidak pernah menyebutkan bahwa manusia purba adalah kera. Dalam buku ini, Charles Darwin hanya mencari hubungan manusia dan primata karena primata memiliki kesamaan ciri terhadap manusia. Charles Darwin menggambarkan bahwa nenek moyang manusia adalah manusia yang primitif. Dibandingkan dengan anatomi binatang yang memiliki kemiripan yang sangat dekat dengan manusia adalah kera (simpanse dan gorila) karena kedua binatang itu yang paling mirip dengan manusia. Untuk tahap selanjutnya nenek moyang manusia mirip dan mengarah pada kera (Jacob, dkk., 1983:107). Dan menurut Darwin nenek moyang yang mirip kera inilah yang mengalami perubahan sedikit demi sedikit. Teori Charles Darwin didukung oleh Thomas Henry Huxley (1863) yang dituangkan ke dalam bukunya yang berjudul Man’s Place in Nature. Teori dari kedua ilmuan ini disalah tafsirkan pengertiannya oleh banyak orang bahkan beberapa ilmuan yang beranggapan bahwa manusia adalah keturunan langsung dari kera. Jadi dapat disimpulkan bahwa manusia bukanlah berasal dari kera. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar