Senin, 21 Desember 2015

Pendidikan dan Pembangunan



1.     Hubungan Pendidikan dan Pembangunan Nasional
            Pendidikan sebagai upaya maksimal dan menyeluruh yang hasilnya tidak langsung dapat dirasakan dan dilihat, ada proses yang cukup panjang antara dimulainya usaha dengan ketercapaian hasil dari usaha tersebut. Satu hal yang pasti adalah bahwa pendidikan memberikan andil yang besar pada pembangunan dan hal tersebut dipandang sebagai satu kesatuan umum yang menyebabkan pendidikan menjadi bagian atau komponen penting dalam pembangunan. Dengan demikian, antara pendidikan dan pemabangunan memiliki keterkaitan yang cukup erat agar mampu mendukung satu sama lain.Hubungan pendidikan dan pembangunan nasional dicerminkan dalam pendidikan dan pembangunan ekonomi, dalam hal ini paradigma yang berlaku adalah semakin banyak masyarakat yang terdidik dalam batas-batas tertentu maka akan meningkatkan pendapatan perkapita penduduk. Dengan kata lain masyarakat terdidik memiliki peluang kerja dan peluang usaha produktif  yang lebih tinggi. Dengan demikian akumulasi masyarakat yang terdidik akan menghasilkan posisi tawar yang lebih tinggi sehingga terjadi peningkatan pendapatan dalam arti luas. Akan tetapi, dalam praktik pelaksanannya dibanyak negara berkembang (pada tahun 1980-an) peningkatan pada aspek pendidikan tidak disertai dengan peningkatan pendapatan masyarakatnya. Bahkan sebaliknya, semakin tingginya dana untuk pembangunan di bidang pendidikan justru kondisi pelaksanaan pembangunan di negara-negara berkembang tersebut (terutama di kawasan asia).
Di negara berkembang seperti indonesia, pembangunan di bidang pendidikan selalu terhalang dengan masalah yang bersifat menetap dan terus berlangsung, seperti:
a)      Pembangunan bidang pendidikan selalu berkaitan dengan perluasan kesempatan belajar di kalangan masyarakat luas, sehingga kuantitas harus terkejar dalam pencapaian target kuantitatif (pembangunan gedung sekolah, pengadaan guru, alat laboratorium, peralatan olahraga, dll).
b)      Pembangunan bidang pendidikan selalu berkaitan dengan peningkatan mutu (kualitas) yang harus terpenuhi untuk mengajar ketinggalan dengan negara maju.
c)      Pembangunan bidang pendidikan selalu mempertanyakan relevansi antara output (keluaran) dengan kebutuhan pasar. Sebab sejauh pengamatan hasil produksi pendidikan tidak pernah memiliki relevansi yang kuat terhadap kebutuhan pasar. Lulusan yang dihasilkan oleh sekolah selama ini tidak pernah sesuai dengan angkatan kerja yang dibutuhkan oleh dunia industri.

            Tiga pemasalahan pokok  tersebut menyebabkan pendidikan berada posisi yang sulit untuk meningkatkan pembangunan pada sektor ekonomi dalam bentuk peningkatan pendapatan masyarakat. Pembangunan bidang pendidikan, seperti halnya dengan pembangunan bidang lain membutuhkan reorientasi yang lebih luas sehingga dapat mengakomodasi banyak kebocoran dan bias. Pembangunan yang dilaksanakan harus berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
2.     Esensi Pendidikan dan Pembangunan Serta Titik Temunya
Status pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam esensi pembangunan serta antara keduanya dirumuskan sebagai berikut:
I.                   Pendidikan merupakan usaha untuk diri manusia.sedangkan pembangunan merupakan usaha dari diri manusia.
II.                Pendidikan menghasilkan sumber daya manusia yang menunjang pembangunan sedagkan pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan saran dan seterusnya).
3.     Sumbangan Pendidikan pada Pembangunan
Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat dari berbagai segi di antaranya:
a. Segi sasaran pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi. Jadi tujuan citra manusia yang dapat menjadi sumber daya pembangunan yang manusiawi.
b. Segi lingkungan pendidikan
Klasifikasi ini menunjukkan peran pendidikan dalam berbagai lingkungan atau sistem. Lingkungan keluarga(pendidikan informal), lingkungan sekolah (pendidikan formal), lingkungan masyarakat (pendidikan nonformal), ataupun dalam sistem pendidikan prajabatan dan dalam jabatan.
c. Segi jenjang pendidikan
Jenjang pendidikan meliputi pendidikan dasar (basic education), pndidikan lanjutan, menengah, dan pendidikan  tinggi.


            Fuad Hasan menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang terentang antara “potensi” dengan “aktualisasi”, dan di antara rentang itu ada upaya pendidikan. Pendidikan tersebut berperan untuk mengembangkan yaitu menghidup suburkan potensi-potensi kebaikan dan mengerdilkan potensi-potensi kejahatan. Pendidikan sangat penting peranannya dalam merubah potensi manusia menjadi aksidensi dari naluri menjadi nurani, sehingga manusia menjadi sumber daya atau modal utama pembangunan yang manusiawi. Manusia dipandang sebagai subjek pembangunan karena dengan segenap kemampuannya menggarap lingkungan secara dinamis dan kreatif.
4.     Peranan Pendidikan dalam Pembangunan
Pendidikan sangat erat kaitannya dengan pembangunan. Pendidikan merupakan usaha untuk diri manusia agar mampu menghasilkan SDM yang menunjang pembangunan. Sedangkan pembangunan merupakan usaha dari diri manusia dan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyelidikan, saran dan seterusnya).Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasaranya adalah peningkatan kualitas SDM.
a.       Peranan pendidikan dalam pembangunan nasional
Peranan pendidikan sangat berpengaruh dalam pembangunan suatu Negara karena Negara yang maju sudah pasti memiliki mutu pendidikan yang sangat baik di negaranya . karena jika Negara mempunyai generasi penerus yang cerdas pasti para penerus akan memperbaiki pembangunan terhadap Negara . pendidikan sangatlah penting untuk menentukan kedudukan suatu bangsa,  ilmu pengetahuan teknologi suatu Negara juga mempengaruhi kemajuan Negara . contoh saja Indonesia , Negara kita ini masih lemah dari sektor pendidikan dibanding Negara maju seperti jepang , jerman , Negara maju lainnya . karena di Negara Indonesia masih banyak masalah pendidikan yang belum diselesaikan oleh pemerintah seperti masih banyaknya bangunan sekolah yang tidak layak untuk belajar dan pengembangan metode belajat yang masih jauh dari harapan . maka dari itu Indonesia sampai saat ini masih di kategori kan sebagai Negara berkembang . contoh saja seperti Negara maju jepang , jepang terkenal dengan teknologinya yang berkembang sangat pesat hal ini tidak lepas dari pendidikan yang sangat baik di jepang . karena jepang sangat mementingkan pendidikan agar muncul para penerus negaranya yang memiliki tingkat intelektual yang kuat dan memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi hal inilah yang membuat jepang menjadi Negara maju. Karena syarat Negara yang paling utama untuk menjadi Negara maju adalah memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang tinggi. Seharusnya pemerintah Indonesia bisa berkaca dari jepang untuk memajukan mutu pendidikan Indonesia agar kelak Indonesia bisa menjadi Negara maju dan terlepas dari angka kemiskinan yang tinggi saat ini
Berkaitan dengan peranan pendidikan dalam pembangunan nasional muncul dua paradigma yang menjadi kiblat bagi pengambil kebijakan dalam pengembangan kebijakan pendidikan: Paradigma Fungsional dan paradigma Sosialisasi. Paradigma Fungsional melihat bahwa keterbelakangan dan kemiskinan dikarenakan negara tidak mempunyai cukup penduduk yang memiliki pengetahuan, kemampuan dan sikap modern. Menurut pengalaman masyarakat di Barat, lembaga pendidikan formal sistem persekolahan merupakan lembaga utama mengembangkan pengetahuan malatih, kemampuan dan keahlian serta menanamkan sikap modern para individu yang diperlukan dalam proses pembangunan. Bukti-bukti menunjukan adanya kaitan yang erat antara pendidikan formal seseorang dan partisipasinya dalam pembangunan. Perkembangan lebih lanjut muncul, tesis Human Investment, yang menyatakan bahwa investasi dalam diri manusia lebih menguntungkan, memiliki economic rate of return yang lebih tinggi di bandingkan dengan investasi dalam bidang fisik.
Sejalan dengan paradigma Fungsional, paradigma sosialisasi melihat peranan pendidikan dalam pembangunan adalah:
1)      Mengembangkan kompetensi individu,
2)      Kompetensi yang lebih tinggi tersebut diperlukan untuk meningkatkan produktivitas, dan
3)      Secara umum, meningkatkan kemampuan warga masyarakat dan semakin banyaknya warga masyarakat yang memiliki kemampuan akan meningkakan kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
 Oleh karena itu, berdasarkan paradigma sosialisasi ini, pendidikan harus di perluas secara besar-besaran dan menyeluruh, kalau suatu bangsa menginginkan kemajuan. Paradigma Fungsional dan paradigma Sosialisasi telah melahirkan pengaruh besar dalam dunia pendidikan paling tidak dalam dua hal.
Pertama, telah melahirkan paradigma pendidikan yang bersifat analisis-mekanistis dengan mendasarkan pada doktrin reduksionisme dan mekanistis. Reduksionisme melihat pendidikan sebagai barang yang dapat dipecah-pecah dipisah-pisah satu dengan yang lain. Mekanis melihat bahwa pecahan-pecahan atau bagian-bagian tersebut memiliki keterkaitan linier fungsional, satu bagian menentukan bagian yang lain secara langsung. Akibatnya, pendidikan telah direduksi sedemikian rupa kedalam serpihan-serpihan kecil yang satu dengan yang lain menjadi terpisah tiada hubungan, seperti, kurikulum kredit SKS, pokok bahasan, program pengayaan, seragam, pekerjaan rumah dan latihan-latihan. Suatu sistem penilaian telah dikembangkan untuk menyesuaikan dengan serpihan-serpihan tersebut: nilai, indeks prestasi, ranking, rata-rata nilai, kepatuhan dan ijasah.
Kedua, para pengambil kebijakan pemerintah menjadikan pendidikan sebagai engine of growth, penggerak dan lokomotif pembangunan. Sebagai penggerak pembangunan maka pendidikan harus mampu menghasilkan invention dan innovation, yang merupakan inti kekuatan pembangunan. Agar berhasil melaksanakan fungsinya, maka pendidikan harus diorganisir dalam suatu lembaga pendidikan formal sistem persekolahan, yang bersifat terpisah dan berada diatas dunia yang lain, khususnya dunia ekonomi. Bahkan pendidikan harus menjadi panutan dan penentu perkembangan dunia yang lain, khususnya, dan bukan sebaliknya perkembangan ekonomi menentukan perkembangan pendidikan. Dalam lembaga pendidikan formal inilah berbagai ide dan gagasan akan dikaji, berbagai teori akan diuji, berbagai teknik dan metode akan dikembangkan, dan tenaga kerja dengan berbagai jenis kemampuan akan dilatih.
Sesuai dengan peran pendidikan sebagai engine of growth, dan penentu bagi perkembangan masyarakat, maka bentuk sistem pendidikan yang paling tepat adalah single track dan diorganisir secara terpusat sehingga mudah diarahkan untuk kepentingan pembangunan nasional. Lewat jalur tunggal inilah lembaga pendidikan akan mampu menghasilkan berbagai tenaga kerja yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Agar proses pendidikan efisien dan efektif, pendidikan harus disusun dalam struktur yang bersifat rigid, manajemen (bersifat sentralistis, kurikulum penuh dengan pengetahuan dan teori-teori (text bookish).
b.      Peranan Pendidikan Dalam Bidang Pembangunan Ekonomi
Pendidikan memberi konstribusi secara signifikan terhadap pembangunan ekonomi telah menjadi kebenaran yang bersifat aksiomatik. Berbagai kajian akademis dan penelitian empiris telah membuktikan keabsahannya. Pendidikan bukan hanya melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas, memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta menguasai tekhnologi, tetapi juga dapat menumbuhkan iklim bisnis yang sehat dan kondusif bagi pertumbuhan ekonomi karena itu, investasi dibidang pendidikan tidak saja berfaedah bagi perorangan, tetapi juga bagi komunitas bisnis dan masyarakat umum. Pencapaian pendidikan pada semua level niscaya akan meningkatkan pendapatan dan produktivitas masyarakat. Pendidikan merupakan jalan menuju kemajuan dan pencapaian kesejahteraan sosial dan ekonomi. Sedangkan kegagalan membangun pendidikan akan melahirkan berbagai problem krusial: pengangguran, kriminalitas, penyalahgunaan narkoba, dan welfare dependency yang menjadi beban sosial politik bagi pemerintah.
Ada tiga paradigma yang menegaskan bahwa pembangunan merujuk knowledge based economy tampak kian dominan:
·         Kemajuan ekonomi dalam banyak hal bertumpu pada basis dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi.
·         Hubungan kuasalitas antara pendidikan dan kemajuan ekonomi menjadi kiat kilat dan solid.
·         Pendidikan menjadi penggerak utama dinamika perkembangan ekonomi yang mendorong proses transformasi struktural berjangka panjang.
·         Peranan Pendidikan Dalam Membangun SDM
Pendidikan pada hakekatnya berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, secara hakiki, pembangunan pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya pembangunan manusia. Upaya-upaya pembangunan di bidang pendidikan, pada dasarnya diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan manusia itu sendiri. Karena pendidikan merupakan hak setiap warga negara, di dalamnya terkandung makna bahwa pemberian layanan pendidikan kepada individu, masyarakat, dan warga negara adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga. Karena itu, manajemen sistem pembangunan pendidikan harus didesain dan dilaksanakan secara terpadu, serta diarahkan pada peningkatan akses pelayanan yang seluas-luasnya bagi warga masyarakat, dengan mengutamakan mutu, efektivitas dan efisiensi. Upaya pembangunan pendidikan yang dilakukan memiliki landasan komitmen internasional, sebagai visi bersama berbagai negara di dunia, melalui kesepakatan yang dikenal dengan kesepakatan Dakkar-Senegal tahun 2000.  Kesepakatan Dakkar yang diimplementasikan dalam kesepahaman Education for All (EFA) meliputi enam komponen penting, yaitu:
o   Pendidikan anak usia dini (PAUD)
o   Pendidikan Dasar
o   Pendidikan keaksaraan
o   Pendidikan kecakapan hidup
o   Kesetaraan dan keadilan gender
o   Peningkatan mutu pendidikan

c.       Pendidikan Dan Pengaruhnya Dalam Pembangunan Sosial
1)      Pendidikan berwawasan kependudukan
Secara sederhana  pembangunan berwawasan kependudukan mengandung dua makna sekaligus, yaitu:
Ø  Pembangunan berwawasan kependudukan
Pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi penduduk yang ada, penduduk harus dijadikan titik sentral dalam proses pembangunan. Penduduk harus dijadikan subjek dan objek dalam pembangunan. Pembangunan adalah oleh penduduk dan untuk penduduk.
Ø  Pembangunan berwawasan kependudukan
Pembangunan sumber daya manusia, pembangunan lebih menekankan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dibandingkan dengan pembangunan infrastruktur semata-mata.
 5. Wujud Pembangunan System Pendidikan
Secara makro, sistem pendidikan meliputi banyak aspek yang satu sama lain saling terkait, yaitu aspek filosofis dan keilmuan, yuridis, struktur, dan kurikulum.
I.            Hubungan antar aspek-aspek.
Aspek filosofis, keilmuan, dan yuridis menjadi landasan bagi butir-butir yang lain, karena member arah serta mewadahi butir-butir yang lain. Aspek filosofis keilmuan dan yuridis menjadi landasan bagi aspek-aspek yang lain, karena memberikan arah pada aspek-aspek lainnya. Meskipun aspek filosofis menjadi landasan, tetapi tidak harus diartikan bahwa setiap terjadi perubahan filosofis dan yuridis harus diikuti dengan perubahan aspek-aspek yang lain secara total.
II.            Aspek filosofis keilmuan
Aspek filosofis berupa penggarapan tujuan nasioanal pendidikan. Rumusan tujuan pendidikan nasional  yang etntunya memberikan peluang bagi pengembanga hakikat manusia yang kodrati yang berartipula bersifat wajar. Bagi kita pengembangan sifat kodrati manusia itu pararel dengan jiwa Pancasila.
III.            Aspek yuridis
UUD 1945 sebagai landasan hukum pendidikan sifatnya relatif tetap. Beberapa pasal yang melandasi pendidikan sifatnya eksplisit (pasal 31 ayat (1) dan (2); pasal (32)) maupun yang implisit (pasal 27 ayat (1) dan (2); pasal (34)). Pasal pasal tersebut sifatnya masih sangat global dan perlu dijabarkan lebih rinci kedalam UU Pendidikan seperti UU Pendidikan No. 4 Tahun 1950, UU Pendidikan No. 12 Tahun 1954 dan disempurnakan lagi oleh UU RI No. 2 Tahun 1989.
 IV.            Aspek struktur
Aspek struktur pembangunan sistem pendidikan berperan pada upaya pembenahan struktur pembangunan pendidikan yang mencakup jenjang dan jenis pendidikan, lama  waktu belajar dari jenjang yang satu ke jenjang yang lai, sebagai akibat dari perkembangan sosial budaya dan politik.
V.            Aspek kurikulum
Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Tujuan kurikuler berubah, maka kurikulum berubah pula. Perubahan tersebut dapat berupa materinya, orientasinya, pendekatannya maupun metodenya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar