1.
Agama Suku Baduy dan
Tradisi-tradisinya
Suku Baduy yang merupakan suku
tradisional di Provinsi Banten hampir mayoritasnya mengakui kepercayaan sunda
wiwitan. Yang mana kepercayaan ini meyakini akan adanya Allah sebagai “Guriang
Mangtua” atau disebut pencipta alam semesta dan melaksanakan kehidupan sesuai
ajaran Nabi Adam sebagai leluhur yang mewarisi kepercayaan turunan ini.
Kepercayaan sunda wiwitan berorientasi pada bagaimana menjalani kehidupan yang
mengandung ibadah dalam berperilaku, pola kehidupan sehari-hari,langkah dan
ucapan, dengan melalui hidup yang mengagungkan kesederhanaan (tidak
bermewah-mewah) seperti tidak mengunakan listrik,tembok,mobil, dan lain-lain.
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan
oleh masyarakat Baduy menurut kepercayaan sunda wiwitan:
1.
Upacara Kawalu yaitu upacara yang
dilakukan dalam rangka menyambut bulan kawalu yang dianggap suci dimana pada
bulan kawalu masyarakat baduy melaksanakan ibadah puasa selama 3 bulan yaitu
bulan Kasa,Karo, dan Katiga.
2.
Upacara ngalaksa yaitu upacara besar
yang dilakukan sebagain uacapan syukur atas terlewatinya bulan-bulan kawalu,
setelah melaksanakan puasa selama 3 bulan. Ngalaksa atau yang bsering disebut
lebaran.
3.
Seba yaitu berkunjung ke pemerintahan
daerah atau pusat yang bertujuan merapatkan tali silaturahmi antara masyarakat
baduy dengan pemerintah, dan merupakan bentuk penghargaan dari masyarakat
baduy.
4.
Upacara menanam padi dilakukan
dengan diiringi angklung buhun sebagai penghormatan kepada dewi sri lambing
kemakmuran.
5.
Kelahiran yang dilakukan melalui
urutan kegiatan yaitu:
a) Kendit yaitu upacara 7 bulanan ibu yang sedang hamil.
b) Saat bayi itu lahir akan dibawa ke dukun atau paraji untiuk
dijampi-jampi.
c) Setelah 7 hari setelah kelahiran maka akan diadakan acara
perehan
d) atau selametan.
e) Upacara Angiran yang dilakukan pada hari ke 40 setelah
kelahiran.
f) Akikah yaiotu dilakukannya cukuran, khitanan dan pemberian
nama oleh dukun(kokolot) yuang didapat dari bermimpi dengan mengorbankan ayam.
6.
Perkawinan, dilakukan berdasarkan
perjodohan dan dilakukan oleh dukun atau kokolot menurut lembaga adat
(Tangkesan) sedangkan Naib sebagai penghulunya. Adapun mengenai mahar atau
seserahan yakni sirih, uang semampunya, dan kain poleng.
Dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
tentunya masyarakat baduy disesuaikan dengan penanggalan:
1. Bulan Kasa 7.
Bulan Kapitu
2. Bulan Karo 8.
Bulan Kadalapan
3. Bulan Katilu 9. Bulan
Kasalapan
4. Bulan Sapar 10. Bulan
Kasapuluh
5. Bulan Kalima 11. Bulan Hapid Lemah
6. Bulan Kaanem 12. Bulan Hapid Kayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar