Senin, 21 Desember 2015

Tradisi Suku Baduy



1.     Agama Suku Baduy dan Tradisi-tradisinya
Suku Baduy yang merupakan suku tradisional di Provinsi Banten hampir mayoritasnya mengakui kepercayaan sunda wiwitan. Yang mana kepercayaan ini meyakini akan adanya Allah sebagai “Guriang Mangtua” atau disebut pencipta alam semesta dan melaksanakan kehidupan sesuai ajaran Nabi Adam sebagai leluhur yang mewarisi kepercayaan turunan ini. Kepercayaan sunda wiwitan berorientasi pada bagaimana menjalani kehidupan yang mengandung ibadah dalam berperilaku, pola kehidupan sehari-hari,langkah dan ucapan, dengan melalui hidup yang mengagungkan kesederhanaan (tidak bermewah-mewah) seperti tidak mengunakan listrik,tembok,mobil, dan lain-lain.
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Baduy menurut kepercayaan sunda wiwitan:
1.     Upacara Kawalu yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka menyambut bulan kawalu yang dianggap suci dimana pada bulan kawalu masyarakat baduy melaksanakan ibadah puasa selama 3 bulan yaitu bulan Kasa,Karo, dan Katiga.
2.     Upacara ngalaksa yaitu upacara besar yang dilakukan sebagain uacapan syukur atas terlewatinya bulan-bulan kawalu, setelah melaksanakan puasa selama 3 bulan. Ngalaksa atau yang bsering disebut lebaran.
3.     Seba yaitu berkunjung ke pemerintahan daerah atau pusat yang bertujuan merapatkan tali silaturahmi antara masyarakat baduy dengan pemerintah, dan merupakan bentuk penghargaan dari masyarakat baduy.
4.     Upacara menanam padi dilakukan dengan diiringi angklung buhun sebagai penghormatan kepada dewi sri lambing kemakmuran.
5.     Kelahiran yang dilakukan melalui urutan kegiatan yaitu:
a)     Kendit yaitu upacara 7 bulanan ibu yang sedang hamil.
b)    Saat bayi itu lahir akan dibawa ke dukun atau paraji untiuk dijampi-jampi.
c)     Setelah 7 hari setelah kelahiran maka akan diadakan acara perehan
d)    atau selametan.
e)     Upacara Angiran yang dilakukan pada hari ke 40 setelah kelahiran.
f)     Akikah yaiotu dilakukannya cukuran, khitanan dan pemberian nama oleh dukun(kokolot) yuang didapat dari bermimpi dengan mengorbankan ayam.
6.     Perkawinan, dilakukan berdasarkan perjodohan dan dilakukan oleh dukun atau kokolot menurut lembaga adat (Tangkesan) sedangkan Naib sebagai penghulunya. Adapun mengenai mahar atau seserahan yakni sirih, uang semampunya, dan kain poleng.
Dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari tentunya masyarakat baduy disesuaikan dengan penanggalan:
1. Bulan Kasa            7. Bulan Kapitu
2. Bulan Karo           8. Bulan Kadalapan
3. Bulan Katilu         9. Bulan Kasalapan
4. Bulan Sapar         10. Bulan Kasapuluh
5. Bulan Kalima      11. Bulan Hapid Lemah
6. Bulan Kaanem     12. Bulan Hapid Kayu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar