Sabtu, 19 Desember 2015

IHSAN

8. IHSAN

TUJUAN
Peserta memahami hakikat ihsan dan balasan bagi orang-orang yang berbuat ihsan
Peserta mengetahui landasan berbuat ihsan
Peserta mengetahui cara beramal dengan ihsan
RINCIAN BAHASAN
Pengertian
Ihsan dianalogikan sebagai atap bangunan Islam (Rukun Iman adalah pondasi,
rukun Islam adalah tiang-tiang bangunannya). Sebagaimana sebuah atap yang
berfungsi untuk melindungi isi bangunan, begitu pula dengan ihsan. Ihsan (perbuatan
baik dan berkualitas) berfungsi sebagai pelindung bagi bangunan keislaman seseorang.
Jika seseorang berbuat ihsan, maka amal-amal Islam lainnya akan terpelihara dan tahan
lama.
Landasan Ihsan
1.  Landasan Quality (Landasan Hukum)
·
Allah mencintai orang-orang yang berbuat ihsan (QS. 2:195). Dalam hadits yang
diriwayatkan dari Abi Ya'la Syaddad bin Aus r.a. dari Rasulullah SAW bersabda :
"Sesungguhnya Allah telah mewajibkan untuk berbuat ihsan terhadap segala
sesuatu, maka jika kamu menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang ihsan,
dan hendaklah menajamkan pisau dan menyenangkan (menenangkan dan
menentramkan) hewan sembelihan itu" (HR Muslim). Tuntutan untuk berbuat ihsan
dalam Islam yaitu secara maksimal (terhadap segala sesuatu : manusia, hewan,
tumbuhan, dll) dan optimal (terhadap yang hidup maupun yang akan mati).
2.  Landasan Kauniy
·
suka akan perbuatan baik dan berkualitas. Misalnya dalam segi kebersihan,
keteraturan, dan kedisiplinan dalam bermasyarakat.
Alasan Berbuat Ihsan
Ada dua alasan mengapa kita berbuat ihsan :
1.  Adanya monitoring Allah (Muraqabatullah)
·
menyamar sebagai manusia, tentang definisi ihsan : "Mengabdilah kamu kepada
Allah seakan-akan kamu melihat Dia, jika kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya
Dia melihatmu."
2.  Adanya kebaikan Allah (Ihsanullah)
·
seharusnya pula kita berbuat ihsan, kapan dan di manapun, kepada siapapun
(QS.28:77, 55:60, 108:1-3).
Allah memerintahkan kita berbuat ihsan (baik) kepada orang lain (QS.28:77) dan
 
Dengan melihat fenomena dalam kehidupan ini, secara sunnatullah setiap orang
 
Dalam HR Muslim dikisahkan jawaban Rasul ketika ditanya malaikat Jibril yang
 
Allah akan memberikan nikmat-Nya yang besar kepada semua makhluknya, maka
 










Dengan mengingat Muraqabatullah dan Ihsanullah, maka sudah selayaknya kita
ber-Ihsanu Niyah (berniat yang baik). Karena niat yang baik akan mengarahkan kita
kepada :
1.  Ikhlasun Niyat (Niat yang ikhlas). Niat yang baik seharusnya pula diiringi dengan
niat yang ikhlas.
2.  Itqonul ‘Amal (Amal yang rapih). Setelah kita berusaha mengikhlaskan niat kita, kita
berusaha untuk beramal sebaik-baiknya. Salah satu ciri amal yang baik ialah yang
rapi dalam pelaksanaannya. Kesungguhan dalam beramal salah satunya
mencerminkan niat yang ikhlas. Selama ini pengertian kita kepada karakteristik niat
yang ikhlas cenderung keliru (karena niat kita ikhlas maka amal yang kita lakukan
seadanya, tidak sepenuh hati). Padahal sebaliknya, niat yang ikhlas tercermin
dalam amal yang sungguh-sungguh dan berkualitas.
3.  Jaudatul Adaa’ (Penyelesaian yang baik). Niat yang baik juga akan menyebabkan
kita berusaha untuk menyelesaikan amal kita dengan baik. Evaluasi setelah
beramal adalah hal yang sebaiknya dilakukan.
Jika seseorang beramal dan memenuhi kriteria di atas, maka ia telah memiliki
Ihsanul ‘Amal (Amal yang ihsan).
Ada tiga keuntungan jika seseorang beramal dengan amal yang ihsan :
1.  Dicintai Allah (QS.2:195). Allah mencintai orang-orang yang berbuat ihsan karena
orang tersebut telah menunaikan hak-hak Allah atas makhluk-Nya (berbuat baik
terhadap makhluk Allah), selain itu juga Allah mencintai amal yang rapi dan
berkualitas (QS.61:4, 55:60).
2.  Mendapat pahala (QS.33:29). Adalah hal yang wajar dan masuk akal, orang akan
lebih menghargai perbuatan yang baik dan berkualitas. Kita sebagai muslim
tentunya mengharap lebih dari itu, yaitu pahala dan keridhaan dari Allah.
3.  Mendapat Pertolongan Allah (QS.16:128). Keuntungan lain dari amal yang ihsan
ialah kelak pelakunya akan mendapat pertolongan Allah, sesuatu yang hanya Allah
karuniakan pada orang-orang yang dikehendaki-Nya.
Kesimpulan
Jadi untuk beramal yang ihsan harus memenuhi kriteria :
1.  Zhohirotul Ihsan (Penampakan yang ihsan). Artinya : Lakukanlah yang terbaik! (Do
your Best !)
2.  Qiimatul Ihsan (Niat yang ihsan). Artinya, Ikhlaslah selalu (To be ikhlas, please !)
DISKUSI
Sebutkanlah contoh perbuatan yang tidak ihsan di sekitarmu. Mengapa perbuatan
tersebut banyak terjadi pada kaum muslimin?
REFERENSI

Paket BP Nurul Fikri, Ihsan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar