Sabtu, 19 Desember 2015

AQIDAH ISLAMIYAH

AQIDAH ISLAMIYAH

TUJUAN :
Peserta memahami makna aqidah secara bahasa dan istilah
Peserta memahami hubungan iman kapada Allah dengan aqidah Islam
Peserta memahami standar nilai aqidah Islam
Peserta memahami makna dan jenis tauhid
RINCIAN BAHASAN
Secara bahasa : ’Aqdun-’Aqooid berarti akal atau ikatan. Maksudnya yaitu
ikatan yang mengikat manusia dengan aturan-aturan Allah dan nilai-nilai Islam.
Sedangkan secara istilah : Aqidah ialah suatu yang wajib diyakini atau diimanai tanpa
keraguan, diikrarkan dengan lisan dan diwujudkannya dalam amal perbuatan sehari-hari.
Aqidah meerupakan motor penggerak dan otak dalam kehidupan manusia
sehingga apabila terjadi sedikit penyimpangan padanya, maka menimbulkan
penyelewengan dari jalan yang lurus pada gerakan dan langkah yang dihasilkan.
Aqidah bagaikan pondasi bangunan. Dia harus dirancang dan dibangun terlebih
dahulu sebelum merancang dan membangun bagian yang lain.Kualitas pondasi yang
dibangun akan berpengaruh terhadap kualitas bangunan yang ditegakkan. Bangunan
yang ingin dibangun itu sendiri adalah Islam yang sempurna  (kamil), menyeluruh
(syamil) dan benar (shohih).
Aqidah merupakan misi dawah yang dibawa oleh Rasul Allah yang pertama
sampai dengan yang terakhir yang tidak berubah-ubah karena pergantian zaman dan
tempat, atau karena perbedaan golongan atau masyarakat (QS.42:13) (Aqidah
Islam,Sayyid Sabiq,hal.18)
Hal-hal pokok yang terutama harus diyakini seseorang yang beriman adalah
tentang eksistensi dan kebenaran Allah, kebenaran Islam dan kebenaran janji serta
ancaman Allah (QS.4:136;21:25;16:35). Semakin kokoh keyakinan seseorang, maka
akan semakin baik pula ibadah dan akhlaknya, karena aqidah bukan sekedar
kepercayaan kepada Allah. Iman adalah keyakinan akan kemahasempurnaan Allah
yang menumbuhkan keberanian dan kesiapan untruk mengatur hidup sesuai dengan
yang dikehendaki-Nya. Aqidah harus menjelma menjadi sesuatu yang nyata - bukan
sekadar hapalan tentang ilmu aqidah - dalam kehidupan.
Al-Quran telah mengungkapkan aqidah dengan “iman” dan syariat dengan
amal shaleh (perbuatan yang baik)”, seperti yang tersebut dalam QS.18:107-108 dan
QS.16:97. Karena iman itu letaknya di hati, maka hati merupakan standar penilaian
aqidah yang akan menentukan tempat kita di akhirat nanti (QS.26:88-89). Selain itu di
dalam sebuah hadits dikatakan : ”Sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupa atau
bentuk kamu, tidak juga kepada jasadmu, tetapi ia melihat kepada hati dan
perbuatanmu.”
Memahami aqidah dimulai dari tauhid (QS.112:1-4).Tauhid berasal dari kata
wahhada yang berarti menjadikan satu. Tauhidullah merupakan dasar dari iman kepada
Allah. Setiap muslim wajib menghayati hakikat tauhid yang diperintahkan Allah sebab dia









merupakan landasan agama-Nya. Penerimaan tauhid menjadi penyebab keselamatan
hidup manusia di dunia dan di akhirat dan mendapatkan imbalan syurga.
Jenis tauhid
1.  Tauhid uluhiyah
·
ketakutan, dan ketaatan secara mutlak. Tidak menghambakan diri kepada selain
Allah dan tidak pula mempersekutukan-Nya dengan sesuatu yang lain baik yang
ada di bumi maupun di langit.
2.  Tauhid rububiyah
·
semua makhluk dan penguasa seluruh alam. Pada hakikatnya tauhid rububiyah
menuntut adanya tauhid uluhiyah. Keyakinan terhadap tauhid rububiyah saja dan
bahkan sengaja membuat aturan menentang serta membuat tandingan-tandingan
selain Allah, maka tauhid ini tidak memberi manfaat sedikitpun.Bahkan dia telah
berada di wilayah kemusyrikan (QS.10:106).
3.  Tauhid asma dan sifat Allah
·
oleh selain-Nya. Semuanya itu harus diyakini dengan sepenuh hati.
DISKUSI
1.  Ada seorang muslim yang sangat pemurah dan baik hati kepada setiap orang, tetapi
ia tidak pernah shalat. Prinsipnya yaitu bahwa kebaikan-kebaikannya itu nanti tetap
akan sampai kepada Allah. Bagaimana pendapatmu?
2.  Adalagi orang yang rajin shalat dan puasa tetapi ia suka pergi ke dukun. Bagaimana
menurutmu?
REFERENSI
·   DR.Ibrahim Muhammad bin Abdullah al-Buraikan, Pengantar Studi Aqidah Islam.
·   Aqidah Seorang Muslim, al-Ummah

·   Sayyid Sabiq, Aqidah Islam, Pola Hidup Manusia Beriman, C.V.Diponegoro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar