Paragraf yang Ilmiah Sesuai dengan Fakta dan Logika
Pengertian Paragraf
Paragraf disebut juga alinea. Kata tersebut
merupakan serapan dari bahasa Inggris paragraph. Kata Inggris” paragraf”
terbentuk dari kata Yunani para yang berarti “sebelum” dan grafein “menulis
atau menggores”. Sedangkan kata alinea dari bahasa Belanda dengan ejaan yang
sama. Alinea berarti “ mulai dari baris baru” (Adjad Sakri, 1992). Paragraf atau
alinea tidak dapat dipisah- pisahkan seperti sekarang, tetapi disambung menjadi
satu. Menurut Lamuddin Finoza, paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang
biasanya merupakan gabungan beberapa kalimat, sedangkan dalam
bin_redaksi.blogspot.com/ paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah
karangan yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru.
Paragraf dalam penulisan karya ilmiah memiliki
ciri hampir sama dengan paragraf pada umumnya. Yang membedakan adalah keketatan
dalam pengembangan gagasan dan penyusunan kalimatnya. Gagasan dalam paragraph
keilmuan dituntut pengembangannya secara utuh, dan lengkap. Kalimat-kalimat
dalam paragraph keilmuan dituntut penyusunannya secara runtut atau memiliki
kohesi dan koherensi.
Berikut ini dicontohkan paragraf keilmuan,
yakni: (1) kesatuan; keutuhan, (2) kebertalian, (koheren), dan (3) kecukupan
isi/kelengkapan gagasan.
Ciri Paragraf Penulisan Karya Tulis Ilmiah
1) Kesatuan
Gagasan
Paragraf dinyatakan memiliki kesatuan gagasan
apabila seluruh uraian atau detil pengembangannya, seluruh detil penunjang
tidak boleh menyimpang dari gagasan utama. Perhatikan controh berikut.
Contoh 1
(1) Sebuah Penelitian mengandung tiga unsure
pokok, yakni apa yang diteliti, bagaimana peneliitian itu dilaksanakan, dan mengapa
penelitian itu dilaksanakan. (2)
Pertanyaan pertama mengenai masalah penelitian, pertanyaan kedua mengenai
metodologi penelitian, dan pertanyaan ketiga mengenai pentingnya penelitian. (3) Usaha untuk menjawab apa merupakan
kegiatan pokok. (4) Oleh karena itu,
kegiatan tersebut merupakan inti dari pelakasanaan suatu penelitian.
Dalam contoh (1) di muka, kalimat (1) adalah
kalimat utama, kalimat (2), (3), dan (4) adalah kalimat penjelas. Kalimat
penjelasannya sama-sama mendukung gagasan utama (1) yakni masalah penelitian.
Contoh 2
(1) Morfologi adalah ilmu bahasa yang
mengkaji bentukan kata. (2) Tiga kajian Morfologi adalah afiksasi, morfologi,
dan komposisi. (3) Afiksasi mengaji proses pengimbuhan pada kata dasar,
reduplikasi mengaji proses perulangan kata, komposisi mengaji proses
pengabungan atau pemajemukan kata. (4) Morfologi diajarkan pada jurusan
linguistik dan pendidikan bahasa di perguruan tinggi.
Pada contoh (2) adakah kaliamat yang
kehadirannya tidak mendukung gagasan utama? Apakah anda menemukan bahwa kalimat
(4) adalah kalimat sumbang?
2) Kebertalian
(Kohesi – Koherensi)
Paragraf dinyatakan memiliki kebertalian atau
koherensi apabila hubungan antar kalimat sebelum dan sesudahnya bersifat runtun
atau tidak melompat-lompat. Paragraf bukanlah kumpulan atau tumpukan kalimat
yang masing-masing berdiri sendiri. Paragraf dibentuk oleh beberapa kalimat
yang mempunyai hubungan timbale-balik secara fungsional.
Contoh (1)
(1) Dalam mengajarkan sesuatu, langkap
pertama yang perlu dilakukan ialah menentukan tujuan. (2) Tanpa adanya tujuan
yang sudah ditetapkan, materi yang
diberikan, metode yang digunakan, dan evaluasi yang dipilih, tidak akan
memberikan manfaat bagi anak didik dalam menerapkan hasil proses belajar
mengajar. (3) Dengan mengetahui tujuan,
dapat ditentukan materi yang akan diajarkan, metode yang digunakan,
serta bentuk yang evaluasinya.
Dalam contoh (3) kesetalian dilakukan dengan
cara mengulang kata kunci, yakni kata yang dianggap penting dalam sebuah
paragraf. Kata kunci yang mula-mula timbul di awal paragraf, yakni tujuan kemudian diulang-ulang dalam
kalimat berikutnya. Pengulangan ini berfungsi memelihara kesetalian seluruh
kalimat.
Contoh (2)
(1) Dengan penuh kepuasan Pak Mitra memandangi
hamparan padi yang tumbuh dengan subur.
(2) Jerih payahnya tidak sia-sia. (3) Beberapa bulan lagi ia akan
memetik hasilnya. (4) Sudah terbayang dimatanya, orang sibuk memotong,
memanggul padi berkarung-karung, dan menimbunnya di halaman rumah. (5) Tentu
anaknya, Sumi, dan calon menantunya, Hendra, akan ikut bergembira. (6) Hasil
panen yang berlimpah ini tentu dapat mengantarkan mereka ke magligai
perkawinan.
Kebertalian paragraph (4) dibentuk dengan
menggunakan kata ganti. Kata ganti yang mengacu pada manusia, benda, biasanya
untuk menghindari kebosanan, diganti dengan kata ganti. Untuk menyatakan
kebertalian dari sebuah paragraph, ada bentuk lain yang sering digunakan, yakni
penggunaan kata atau frasa dalam bermacam hubungan.
Contoh (3)
Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam
memilih topik karya ilmiah. Pertama, topik
yang dipilih hendaknya menarik untuk dikaji. Topik yang menarik akan
mengimbulkan kegahiraan dalam mengkajinya. Kedua,
topik jangan terlalu luas dan jangan terlalu sempit. Topik yang terlalu
luas akan menyulitkan penulisannya karena tidak ada pemfokusan masalah. Topik
yang terlalu sempit tidak menantang penulisnya. Keiga, topik yang dipilih sesuai dengan minat dan kemampuan
penulisnya. Keempat, topik yang
dikaji hendaknya ada manfaatnya untuk
menambah ilmu pengatahuan atau berkaitan dengan prestasi.
3)
Kecukupan Isi dan Gagasan
Paragraf dinyatakan memiliki kesatuan isi dan
gagasan apabila diuraikan sejumlah rincian atau detil penunjang sebagaimana
dituntut oleh gagasan utama paragraf. Paragraf yang rincian atau detil
penunjangnya tidak cukup disebut paragraf mini.
Contoh (1)
(1) Ilmu dan teknologi memberikan sumbangannya
kepada perbaikan produksi pertanian denngan berbagai cara yang penting. (2)
Pupuk yang diracik secara alamiah membuat tanah pertanian lebih produktif.
Contoh (2)
(1) Ilmu dan teknologi memberikan sumbangannya
kepada perbaikan produksi pertanian dengan berbagai cara yang penting. (2)
Pupuk yang diracik secara alamiah membuat tanah pertanian lebih produktif. (3)
Insektisida dan pestisida yang diterapkan dengan berkala pada tanaman yang baru
tumbuh akan memusnahkan berbagai jenis hama dan serangga yang merantak. (4)
Herbisida sanggup membubuh rumput yang tidak dikehendaki sehingga tanaman dapat
tumbuh dengan subur.
Paragraf
merupakan kumpulan sebuah kalimat yang disusun secara runtut dan terperinci
sehingga terbentuklah sebuah susunan yang dikenal dengan satu istilah yaitu
paragraf. Pengertian yang berkaitan dengan paragraf sangat banyak, dijelaskan
dalam kamus besar bahasa Indonesia tentang pengertian paragraf yaitu bagian bab
dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya
dimulai dengan garis baru). Apabila dipaparkan secara sistematis maka suatu
karangan secara umum merupakan kumpulan dari bab per bab, dalam tiap bab
tersebut terdapat beberapa paragraf yang disusun secara sistematis dan
konsisten, pada paragraf terdapat kumpulan kalimat-kalimat sebagai pengembangan
dari pemaparan satu buah paragraf, dan dalam kalimat tersebut terdapat kumpulan
kata-kata yang membangun unsur sebuah kalimat yang efektif dan memenuhi
kriteria dalam sebuah kalimat pada tulisan ilmiah. Paragraf juga dapat
dikatakan karangan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya paragraf kita
dapat membedakan di mana suatu ide mulai dan berakhir.
Dalam
bukunya Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan memberikan
definisi tentang paragraf yaitu;
Paragraf
merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf ini
terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam
paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama, atau kalimat
topik, kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat
ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
Dapat
diartikan bahwa paragraf merupakan suatu hasil pemikiran yang mana dalam
paragraf tersebut terdapat inti maupun pokok permasalahan yang menjadi satu hal
yang perlu dijelaskan atau dipaparkan sehingga dapat sebuah paragraf terdapat
beberapa kalimat yang membangun unsur paragraf. Kalimat-kalimat
penjelas/pengiring bertujuan untuk menerangkan dan mengembangkan kalimat pokok
yang menjadi fokus pembicaraan sehingga isi dalam paragraf tersebut dapat
dipaparkan secara luas dan terpadu namun tidak keluar/keluar bahkan menyimpang dari
pokok pembicaraan dalam paragraf tersebut.
Menurut
Oxford Dictionary paragraph is a division of a piece writing, started on a new
line. Paragraf juga dapat diartikan sebagai a short part of a text, consisting
of at least one sentence and beginning on a new line. It usually deals with a
single event, description, idea, etc. Paragraf merupakan bagian yang pendek
dari sebuah teks/bacaan, pada umumnya terdiri dari sedikitnya satu kalimat, dan
dimulai dengan sebuah baris baru. Di dalam ensiklopedia bebas wikipedia.com
terdapat definisi tentang paragraf yaitu a paragraph (from the Greek
paragraphos, “to write beside” or “written beside”) is a self-contained unit of
a discourse in writing dealing with a particular point or idea, paragraphs
consist of one or more sentences. Paragraf dalam bahasa Yunani berasal dari
kata paragraphos, merupakan hasil pemikiran yang terdiri dari satu atau lebig
kalimat yang saling terkait antar kalimat dalam paragraf tersebut. Sumber lain
menyebutkan bahwa the start of a paragraph is indicated by beginning on a new
line, sometimes the first line is indented, at various times, the beginning of
a paragraph has been indicated by the pilcrow: ¶. Awal sebuah paragraf ditandai
dengan dimulainya sebuah baris baru, kadangkala awal dari baris tersebut
mengarah ke dalam (tidak simetris dengan baris sebelum dan sesudahnya), namun
pada ada juga pada sebuah awal suatu paragraf ditandai dengan tanda ¶.
Di
luar daripada konteks di atas mengenai definisi paragraf sebagaimana dipaparkan
di atas, Zaenal Arifin dan Amran Tasai juga memberikan definisi tentang
paragraf, sebagai berikut;
Paragraf
adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai
keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah paragraf
mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat,
mungkin juga lebih dari dua buah kalimat. Bahkan, sering kita temukan bahwa
satua paragraf berisi lebih dari lima buah kalimat. Walaupun paragraf itu
mengandung beberapa kalimat, tidak satupun dari kalimat-kalimat itu yang
memperkatakan soal lain. Seluruhnya memperbincangkan satu masalah atau
sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu.
Dari
pemaparan Zainal Arifin dan Amran Tasai di atas dapat disarikan bahwa paragraf
merupakan kumpulan kalimat, terdapat satu pokok fokus pembicaraan yang
dipaparkan dalam beberapa kalimat yang mana dalam sebuah paragraf tidak
mengikat terdiri atas berapa kalimat, dapat satu kalimat, dua kalimat, bahkan
lebih dari lima kalimat. Yang perlu digarisbawahi di sini adalah sebuah
paragraf hanya terdapat satu pokok pembicaraan fokus yang dikembangkan dalam
satu, dua, tiga, bahkan lebih dari kalimat yang mana jumlah kalimat tergantung
dari unsur pokok fokus pembicaraan dan tidak ada istilah dalam satu paragraf
membicarakan topik yang berlainan dengan topik yang dibicarakan dalam paragraf
tersebut.
Secara
umum definisi paragraf dapat dijabarkan bahwa paragraf merupakan sekumpulan
kalimat yang saling terkait satu kalimat dengan lainnya, paragraf merupakan
bagian dari suatu bab yang tersusun secara runtut dan terpadu, pada umumnya
sebuah paragraf ditandai dengan penulisan pada baris baru dengan penulisan awal
hurufnya mengarah ke dalam, dalam sebuah paragraf terdapat kalimat pembuka,
kalimat inti, dan kalimat penutup. Adapun dalam sebuah penyusunan paragraf
tidak dibenarkan membicarakan/membahas materi yang berseberangan dengan fikus
materi yang dibicarakan dalam satu paragraf karena sebuah paragraf merupakan
satu kesatuan utuh sebuah pemaparan permasalahan atau materi yang utuh dan
terpadu.
1.
Unsur-Unsur Penyusun Paragraf
Secara
umum dalam sebuah paragraf terdapat tiga unsur utama antara lain; kalimat
pembuka, kalimat inti, dan kalimat penutup. Sebuah paragraf biasanya terdiri
dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung.
Oleh karena itu, paragraf yang baik terdapat beberapa unsur di atas, namun
tidak menutup kemungkinan bahwa tidak semua paragraf dengan ketiga unsur tersebut
dipenuhi namun kenyataan yang ada content materi yang dipaparkan tidak
sistematis bahkan tidak berarah sehingga menyulitkan pembaca untuk memahami
maksud dari isi paragraf tersebut.
Dalam
bukunya “Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia”, Zainuddin menyatakan bahwa;
Paragraf
merupakan bentuk yang ikut mendukung suatu gagasan atau buah pikiran yang
berwujud atau berbentuk karangan. Pada dasarnya, paragraf mengandung satu
sub-buah pikiran atau bagian buah pikiran dalam karangan. Dengan demikian, paragraf
mengandung satu ide atau satu pikiran.
Hal
ini menunjukan bahwa sebuah paragraf sudah tentu mengandung sebuah atau bagian
dari pokok permasalahan atau materi yang hendak dipaparkan dengan menganut
prinsip konsistensi dalam pemaparannya agar terhindar dari penggunaan kata-kata
maupun kalimat yang tidak sesuai atau di luar materi yang dibahas.
2.
Jenis-Jenis Paragraf
Jenis-jenis
paragraf sangat beragam bila ditinjau dari berbagai sudut pandang. Adapun
menurut tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 antara lain; paragraf
pembuka, paragraf penghubung, dan paragraf penutup.
Paragraf
pembuka memiliki fungsi sebagai pengantar untuk mencapai pokok
permasalahan/topik yang akan dikembangkan/diuraikan. Oleh karena itu, pada
paragraf pembuka ini perlu dipikirkan sesuatu yang menarik perhatian pembaca
sehingga menarik minat dan perhatian pembaca dan pembacapun akan merasa kurang
apabila tidak menyelesaikan bacaan yang sedang dibacanya. Selain itu, paragraf
pembuka juga berberan sebagai pengantar dalam menyiapkan pikiran pembaca
terhadap fokus permasalahan yang akan dipaparkan. Implikasi dari hal tersebut
menyarankan bahwa dalam penyusunan dan penulisan paragraf pembuka ini menuntut
penggunaan kalimat yang tidak terlalu panjang agar tidak membuat pembaca
bingung dengan panjangnya paragraf yang merupakan kategori paragraf pembuka
tersebut.
Dalam
paragraf penghubung, masalah yang akan diuraikan terdapat di dalam paragraf
ini. Dalam paragraf penghubung berisi inti persoalan yang akan dipaparkan
secara panjang lebar, tentunya dengan memperhatikan penggunaan kata-kata dan
kalimat yang efektif dan efisien. Oleh karenanya, antara paragraf satu dengan
paragraf lain dan berikutnya harus saling terhubung secara logis sehingga
memudahkan pembaca dalam mengerti dan memahami apa sebenarnya yang akan
disampaikan penulis.
Paragraf
penutup merupakan akhir dari sebuah karangan. Dalam sebuah penyusunan dan
penulisan suatu karya ilmiah, paragraf penutup terdapat kesimpulan yang
merupakan intisari dari pokok permasalahan/topik yang dipaparkan dalam paragraf
penghubung. Selain intisari dalam paragraf penutup pada umumnya mengandung
unsur penegasan dari pemaparan pokok permasalahan/topik yang dijelaskan
mengenai hal-hal yang dianggap penting pada paragraf penghubung. Paragraf
penutup berfungsi mengakhiri sebuah karangan sehingga mengimplikasikan pada
banyaknya kalimat/kata yang tidak terlalu panjang agar mudah untuk dipahami dan
dimengerti oleh pembaca.
Selain
menurut tujuannya, Ilham Mulia memaparkan jenis-jenis paragraf menurut letak
kalimat utamanya ke dalam empat jenis antara lain; paragraf deduktif yaitu
paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal kalimat, paragraf induktif
yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir kalimat, paragraf
campuran yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal dan di akhir
paragraf, dan paragraf yang tidak memiliki kalimat utama yaitu paragraf yang
gagasan utamanya tersebar secara seimbang dan merata pada setiap kalimat.
3. Kriteria Paragraf yang Baik
Untuk
membuat sebuah paragraf yang baik dan benar menurut ketentuan dan kaidah-kaidah
yang berlaku perlu diketahui tiga komponen yang disyaratkan sebagai sebuah
paragraf yang baik dan benar. Syarat pembentukan paragraf dimaksud menurut
Sabarti Akhadiah, et. al. terdapat tiga unsur yaitu kesatuan, kepaduan, dan
kelengkapan.
1) Kesatuan (Kohesi)
Tiap
paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi paragraf
ialah mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak
boleh terdapat unsur- unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik.
Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu
tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topiknya. Semua kalimat
terfokus pada topik dan mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan.
2) Kepaduan (Koherensi)
Syarat
kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi atau kepaduan.
Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkan kepaduan. Jadi,
kepaduan/koherensi dititikberatkan pada hubungan antar kalimat dengan kalimat.
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan
melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antar kalimat. Urutan yang logis
tersebut akan terlihat pada pola susunan antar kalimat yang terdapat pada
paragraf tersebut. Kepaduan dalam sebuah paragraf dibangun dengan
memperhatikantiga hal, antara lain; pertama, unsur kebahasaan yang digambarkan
antara lain dengan; (1) repetisi atau pengulangan kata kunci, kata ganti, (2)
kata transisi atau ungkapan penghubung, (3) paralelisme, (4) pemerincian dan
urutan isi paragraf. Kedua, perincian dapat diurutkan secara kronologis
(menurut urutan waktu), secara logis (sebab–akibat , akibat-sebab, khusus-umum,
umum-khusus), menurut urutan ruang (spasial), menurut proses, dan dapat juga
dari sudut pandangan yang satu ke sudut pandangan yang lain.
3)
Kelengkapan
Suatu
paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup
untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya suatu
paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas
dengan pengulangan-pengulangan.
Sumber:
Arifin, Zaenal, et. al. Cermat
Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo. 2008
http://ahyanti-s.blogspot.com/2012/05/kalimat-efektif-dan-paragraf-dalam.html (diakses 02 Desember 2014)
http://stitattaqwa.blogspot.com/2011/06/penulisan-dan-pengembangan-paragraf.html (diakses 02 Desember 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar