Sabtu, 19 Desember 2015

Paragraf yang Ilmiah Sesuai dengan Fakta dan Logika

Paragraf yang Ilmiah Sesuai dengan Fakta dan Logika
Pengertian Paragraf
Paragraf disebut juga alinea. Kata tersebut merupakan serapan dari bahasa Inggris paragraph. Kata Inggris” paragraf” terbentuk dari kata Yunani para yang berarti “sebelum” dan grafein “menulis atau menggores”. Sedangkan kata alinea dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Alinea berarti “ mulai dari baris baru” (Adjad Sakri, 1992). Paragraf atau alinea tidak dapat dipisah- pisahkan seperti sekarang, tetapi disambung menjadi satu. Menurut Lamuddin Finoza, paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan gabungan beberapa kalimat, sedangkan dalam bin_redaksi.blogspot.com/ paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru.
Paragraf dalam penulisan karya ilmiah memiliki ciri hampir sama dengan paragraf pada umumnya. Yang membedakan adalah keketatan dalam pengembangan gagasan dan penyusunan kalimatnya. Gagasan dalam paragraph keilmuan dituntut pengembangannya secara utuh, dan lengkap. Kalimat-kalimat dalam paragraph keilmuan dituntut penyusunannya secara runtut atau memiliki kohesi dan koherensi.
Berikut ini dicontohkan paragraf keilmuan, yakni: (1) kesatuan; keutuhan, (2) kebertalian, (koheren), dan (3) kecukupan isi/kelengkapan gagasan.
Ciri Paragraf Penulisan Karya Tulis Ilmiah
1)   Kesatuan Gagasan
Paragraf dinyatakan memiliki kesatuan gagasan apabila seluruh uraian atau detil pengembangannya, seluruh detil penunjang tidak boleh menyimpang dari gagasan utama. Perhatikan controh berikut.
Contoh 1
(1) Sebuah Penelitian mengandung tiga unsure pokok, yakni apa yang diteliti, bagaimana peneliitian itu dilaksanakan, dan mengapa penelitian itu dilaksanakan.  (2) Pertanyaan pertama mengenai masalah penelitian, pertanyaan kedua mengenai metodologi penelitian, dan pertanyaan ketiga mengenai pentingnya penelitian.  (3) Usaha untuk menjawab apa merupakan kegiatan pokok.  (4) Oleh karena itu, kegiatan tersebut merupakan inti dari pelakasanaan suatu penelitian.
Dalam contoh (1) di muka, kalimat (1) adalah kalimat utama, kalimat (2), (3), dan (4) adalah kalimat penjelas. Kalimat penjelasannya sama-sama mendukung gagasan utama (1) yakni masalah penelitian.
Contoh 2
(1)  Morfologi adalah ilmu bahasa yang mengkaji bentukan kata. (2) Tiga kajian Morfologi adalah afiksasi, morfologi, dan komposisi. (3) Afiksasi mengaji proses pengimbuhan pada kata dasar, reduplikasi mengaji proses perulangan kata, komposisi mengaji proses pengabungan atau pemajemukan kata. (4) Morfologi diajarkan pada jurusan linguistik dan pendidikan bahasa di perguruan tinggi.
Pada contoh (2) adakah kaliamat yang kehadirannya tidak mendukung gagasan utama? Apakah anda menemukan bahwa kalimat (4) adalah kalimat sumbang?

2)   Kebertalian (Kohesi – Koherensi)
Paragraf dinyatakan memiliki kebertalian atau koherensi apabila hubungan antar kalimat sebelum dan sesudahnya bersifat runtun atau tidak melompat-lompat. Paragraf bukanlah kumpulan atau tumpukan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri. Paragraf dibentuk oleh beberapa kalimat yang mempunyai hubungan timbale-balik secara fungsional.
Contoh (1)
(1)  Dalam mengajarkan sesuatu, langkap pertama yang perlu dilakukan ialah menentukan tujuan. (2) Tanpa adanya tujuan yang sudah ditetapkan, materi  yang diberikan, metode yang digunakan, dan evaluasi yang dipilih, tidak akan memberikan manfaat bagi anak didik dalam menerapkan hasil proses belajar mengajar.  (3) Dengan mengetahui tujuan,  dapat ditentukan materi yang akan diajarkan, metode yang digunakan, serta bentuk yang evaluasinya.
Dalam contoh (3) kesetalian dilakukan dengan cara mengulang kata kunci, yakni kata yang dianggap penting dalam sebuah paragraf. Kata kunci yang mula-mula timbul di awal paragraf, yakni tujuan kemudian diulang-ulang dalam kalimat berikutnya. Pengulangan ini berfungsi memelihara kesetalian seluruh kalimat.
Contoh  (2)
(1) Dengan penuh kepuasan Pak Mitra memandangi hamparan padi yang tumbuh dengan subur.  (2) Jerih payahnya tidak sia-sia. (3) Beberapa bulan lagi ia akan memetik hasilnya. (4) Sudah terbayang dimatanya, orang sibuk memotong, memanggul padi berkarung-karung, dan menimbunnya di halaman rumah. (5) Tentu anaknya, Sumi, dan calon menantunya, Hendra, akan ikut bergembira. (6) Hasil panen yang berlimpah ini tentu dapat mengantarkan mereka ke magligai perkawinan.
Kebertalian paragraph (4) dibentuk dengan menggunakan kata ganti. Kata ganti yang mengacu pada manusia, benda, biasanya untuk menghindari kebosanan, diganti dengan kata ganti. Untuk menyatakan kebertalian dari sebuah paragraph, ada bentuk lain yang sering digunakan, yakni penggunaan kata atau frasa dalam bermacam hubungan.
Contoh (3)
Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam memilih topik karya ilmiah. Pertama, topik yang dipilih hendaknya menarik untuk dikaji. Topik yang menarik akan mengimbulkan kegahiraan dalam mengkajinya. Kedua, topik jangan terlalu luas dan jangan terlalu sempit. Topik yang terlalu luas akan menyulitkan penulisannya karena tidak ada pemfokusan masalah. Topik yang terlalu sempit tidak menantang penulisnya. Keiga, topik yang dipilih sesuai dengan minat dan kemampuan penulisnya. Keempat, topik yang dikaji  hendaknya ada manfaatnya untuk menambah ilmu pengatahuan atau berkaitan dengan prestasi.
3)      Kecukupan Isi dan Gagasan
Paragraf dinyatakan memiliki kesatuan isi dan gagasan apabila diuraikan sejumlah rincian atau detil penunjang sebagaimana dituntut oleh gagasan utama paragraf. Paragraf yang rincian atau detil penunjangnya tidak cukup disebut paragraf mini.
Contoh (1)
(1) Ilmu dan teknologi memberikan sumbangannya kepada perbaikan produksi pertanian denngan berbagai cara yang penting. (2) Pupuk yang diracik secara alamiah membuat tanah pertanian lebih produktif.
Contoh (2)
(1) Ilmu dan teknologi memberikan sumbangannya kepada perbaikan produksi pertanian dengan berbagai cara yang penting. (2) Pupuk yang diracik secara alamiah membuat tanah pertanian lebih produktif. (3) Insektisida dan pestisida yang diterapkan dengan berkala pada tanaman yang baru tumbuh akan memusnahkan berbagai jenis hama dan serangga yang merantak. (4) Herbisida sanggup membubuh rumput yang tidak dikehendaki sehingga tanaman dapat tumbuh dengan subur.
Paragraf merupakan kumpulan sebuah kalimat yang disusun secara runtut dan terperinci sehingga terbentuklah sebuah susunan yang dikenal dengan satu istilah yaitu paragraf. Pengertian yang berkaitan dengan paragraf sangat banyak, dijelaskan dalam kamus besar bahasa Indonesia tentang pengertian paragraf yaitu bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru). Apabila dipaparkan secara sistematis maka suatu karangan secara umum merupakan kumpulan dari bab per bab, dalam tiap bab tersebut terdapat beberapa paragraf yang disusun secara sistematis dan konsisten, pada paragraf terdapat kumpulan kalimat-kalimat sebagai pengembangan dari pemaparan satu buah paragraf, dan dalam kalimat tersebut terdapat kumpulan kata-kata yang membangun unsur sebuah kalimat yang efektif dan memenuhi kriteria dalam sebuah kalimat pada tulisan ilmiah. Paragraf juga dapat dikatakan karangan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya paragraf kita dapat membedakan di mana suatu ide mulai dan berakhir.
Dalam bukunya Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan memberikan definisi tentang paragraf yaitu;
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf ini terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama, atau kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
Dapat diartikan bahwa paragraf merupakan suatu hasil pemikiran yang mana dalam paragraf tersebut terdapat inti maupun pokok permasalahan yang menjadi satu hal yang perlu dijelaskan atau dipaparkan sehingga dapat sebuah paragraf terdapat beberapa kalimat yang membangun unsur paragraf. Kalimat-kalimat penjelas/pengiring bertujuan untuk menerangkan dan mengembangkan kalimat pokok yang menjadi fokus pembicaraan sehingga isi dalam paragraf tersebut dapat dipaparkan secara luas dan terpadu namun tidak keluar/keluar bahkan menyimpang dari pokok pembicaraan dalam paragraf tersebut.
Menurut Oxford Dictionary paragraph is a division of a piece writing, started on a new line. Paragraf juga dapat diartikan sebagai a short part of a text, consisting of at least one sentence and beginning on a new line. It usually deals with a single event, description, idea, etc. Paragraf merupakan bagian yang pendek dari sebuah teks/bacaan, pada umumnya terdiri dari sedikitnya satu kalimat, dan dimulai dengan sebuah baris baru. Di dalam ensiklopedia bebas wikipedia.com terdapat definisi tentang paragraf yaitu a paragraph (from the Greek paragraphos, “to write beside” or “written beside”) is a self-contained unit of a discourse in writing dealing with a particular point or idea, paragraphs consist of one or more sentences. Paragraf dalam bahasa Yunani berasal dari kata paragraphos, merupakan hasil pemikiran yang terdiri dari satu atau lebig kalimat yang saling terkait antar kalimat dalam paragraf tersebut. Sumber lain menyebutkan bahwa the start of a paragraph is indicated by beginning on a new line, sometimes the first line is indented, at various times, the beginning of a paragraph has been indicated by the pilcrow: ¶. Awal sebuah paragraf ditandai dengan dimulainya sebuah baris baru, kadangkala awal dari baris tersebut mengarah ke dalam (tidak simetris dengan baris sebelum dan sesudahnya), namun pada ada juga pada sebuah awal suatu paragraf ditandai dengan tanda ¶.
Di luar daripada konteks di atas mengenai definisi paragraf sebagaimana dipaparkan di atas, Zaenal Arifin dan Amran Tasai juga memberikan definisi tentang paragraf, sebagai berikut;
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat. Bahkan, sering kita temukan bahwa satua paragraf berisi lebih dari lima buah kalimat. Walaupun paragraf itu mengandung beberapa kalimat, tidak satupun dari kalimat-kalimat itu yang memperkatakan soal lain. Seluruhnya memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu.
Dari pemaparan Zainal Arifin dan Amran Tasai di atas dapat disarikan bahwa paragraf merupakan kumpulan kalimat, terdapat satu pokok fokus pembicaraan yang dipaparkan dalam beberapa kalimat yang mana dalam sebuah paragraf tidak mengikat terdiri atas berapa kalimat, dapat satu kalimat, dua kalimat, bahkan lebih dari lima kalimat. Yang perlu digarisbawahi di sini adalah sebuah paragraf hanya terdapat satu pokok pembicaraan fokus yang dikembangkan dalam satu, dua, tiga, bahkan lebih dari kalimat yang mana jumlah kalimat tergantung dari unsur pokok fokus pembicaraan dan tidak ada istilah dalam satu paragraf membicarakan topik yang berlainan dengan topik yang dibicarakan dalam paragraf tersebut.
Secara umum definisi paragraf dapat dijabarkan bahwa paragraf merupakan sekumpulan kalimat yang saling terkait satu kalimat dengan lainnya, paragraf merupakan bagian dari suatu bab yang tersusun secara runtut dan terpadu, pada umumnya sebuah paragraf ditandai dengan penulisan pada baris baru dengan penulisan awal hurufnya mengarah ke dalam, dalam sebuah paragraf terdapat kalimat pembuka, kalimat inti, dan kalimat penutup. Adapun dalam sebuah penyusunan paragraf tidak dibenarkan membicarakan/membahas materi yang berseberangan dengan fikus materi yang dibicarakan dalam satu paragraf karena sebuah paragraf merupakan satu kesatuan utuh sebuah pemaparan permasalahan atau materi yang utuh dan terpadu.
1.      Unsur-Unsur Penyusun Paragraf
Secara umum dalam sebuah paragraf terdapat tiga unsur utama antara lain; kalimat pembuka, kalimat inti, dan kalimat penutup. Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Oleh karena itu, paragraf yang baik terdapat beberapa unsur di atas, namun tidak menutup kemungkinan bahwa tidak semua paragraf dengan ketiga unsur tersebut dipenuhi namun kenyataan yang ada content materi yang dipaparkan tidak sistematis bahkan tidak berarah sehingga menyulitkan pembaca untuk memahami maksud dari isi paragraf tersebut.
Dalam bukunya “Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia”, Zainuddin menyatakan bahwa;
Paragraf merupakan bentuk yang ikut mendukung suatu gagasan atau buah pikiran yang berwujud atau berbentuk karangan. Pada dasarnya, paragraf mengandung satu sub-buah pikiran atau bagian buah pikiran dalam karangan. Dengan demikian, paragraf mengandung satu ide atau satu pikiran.
Hal ini menunjukan bahwa sebuah paragraf sudah tentu mengandung sebuah atau bagian dari pokok permasalahan atau materi yang hendak dipaparkan dengan menganut prinsip konsistensi dalam pemaparannya agar terhindar dari penggunaan kata-kata maupun kalimat yang tidak sesuai atau di luar materi yang dibahas.
2.      Jenis-Jenis Paragraf
Jenis-jenis paragraf sangat beragam bila ditinjau dari berbagai sudut pandang. Adapun menurut tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 antara lain; paragraf pembuka, paragraf penghubung, dan paragraf penutup.
Paragraf pembuka memiliki fungsi sebagai pengantar untuk mencapai pokok permasalahan/topik yang akan dikembangkan/diuraikan. Oleh karena itu, pada paragraf pembuka ini perlu dipikirkan sesuatu yang menarik perhatian pembaca sehingga menarik minat dan perhatian pembaca dan pembacapun akan merasa kurang apabila tidak menyelesaikan bacaan yang sedang dibacanya. Selain itu, paragraf pembuka juga berberan sebagai pengantar dalam menyiapkan pikiran pembaca terhadap fokus permasalahan yang akan dipaparkan. Implikasi dari hal tersebut menyarankan bahwa dalam penyusunan dan penulisan paragraf pembuka ini menuntut penggunaan kalimat yang tidak terlalu panjang agar tidak membuat pembaca bingung dengan panjangnya paragraf yang merupakan kategori paragraf pembuka tersebut.
Dalam paragraf penghubung, masalah yang akan diuraikan terdapat di dalam paragraf ini. Dalam paragraf penghubung berisi inti persoalan yang akan dipaparkan secara panjang lebar, tentunya dengan memperhatikan penggunaan kata-kata dan kalimat yang efektif dan efisien. Oleh karenanya, antara paragraf satu dengan paragraf lain dan berikutnya harus saling terhubung secara logis sehingga memudahkan pembaca dalam mengerti dan memahami apa sebenarnya yang akan disampaikan penulis.
Paragraf penutup merupakan akhir dari sebuah karangan. Dalam sebuah penyusunan dan penulisan suatu karya ilmiah, paragraf penutup terdapat kesimpulan yang merupakan intisari dari pokok permasalahan/topik yang dipaparkan dalam paragraf penghubung. Selain intisari dalam paragraf penutup pada umumnya mengandung unsur penegasan dari pemaparan pokok permasalahan/topik yang dijelaskan mengenai hal-hal yang dianggap penting pada paragraf penghubung. Paragraf penutup berfungsi mengakhiri sebuah karangan sehingga mengimplikasikan pada banyaknya kalimat/kata yang tidak terlalu panjang agar mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh pembaca.
Selain menurut tujuannya, Ilham Mulia memaparkan jenis-jenis paragraf menurut letak kalimat utamanya ke dalam empat jenis antara lain; paragraf deduktif yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal kalimat, paragraf induktif yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir kalimat, paragraf campuran yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal dan di akhir paragraf, dan paragraf yang tidak memiliki kalimat utama yaitu paragraf yang gagasan utamanya tersebar secara seimbang dan merata pada setiap kalimat.
3. Kriteria Paragraf yang Baik
Untuk membuat sebuah paragraf yang baik dan benar menurut ketentuan dan kaidah-kaidah yang berlaku perlu diketahui tiga komponen yang disyaratkan sebagai sebuah paragraf yang baik dan benar. Syarat pembentukan paragraf dimaksud menurut Sabarti Akhadiah, et. al. terdapat tiga unsur yaitu kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan.
1)  Kesatuan (Kohesi)
Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi paragraf ialah mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak boleh terdapat unsur- unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik. Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topiknya. Semua kalimat terfokus pada topik dan mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan.
2)  Kepaduan (Koherensi)
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi atau kepaduan. Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkan kepaduan. Jadi, kepaduan/koherensi dititikberatkan pada hubungan antar kalimat dengan kalimat. Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antar kalimat. Urutan yang logis tersebut akan terlihat pada pola susunan antar kalimat yang terdapat pada paragraf tersebut. Kepaduan dalam sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikantiga hal, antara lain; pertama, unsur kebahasaan yang digambarkan antara lain dengan; (1) repetisi atau pengulangan kata kunci, kata ganti, (2) kata transisi atau ungkapan penghubung, (3) paralelisme, (4) pemerincian dan urutan isi paragraf. Kedua, perincian dapat diurutkan secara kronologis (menurut urutan waktu), secara logis (sebab–akibat , akibat-sebab, khusus-umum, umum-khusus), menurut urutan ruang (spasial), menurut proses, dan dapat juga dari sudut pandangan yang satu ke sudut pandangan yang lain.
3)      Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan.
Sumber:
Arifin, Zaenal, et. al. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo. 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar