19. BANGUNAN ISLAM
TUJUAN
Peserta mengetahui gambaran
menyeluruh tentang bangunan Islam.
Menumbuhkan kesadaran bahwa Islam
adalah sistem hidup yang lengkap dan
sempurna sehingga peserta
termotivasi untuk memasukinya secara keseluruhan.
Peserta menyakini bahwa Islam akan dimenangkan
oleh Allah dan berkeinginan
untuk berperan aktif dalam
kebangkitan Islam.
RINCIAN BAHASAN
Konsepsi Islam dapat diibaratkan
sebagai sebuah bangunan yang utuh dan
kokoh, yang tegak di atas pondasi
keimanan. Sabda Rasulullah SAW:
“Bangunan Islam itu atas lima
perkara: bersaksi sesungguhnya tidak ada Tuhan selain
Allah dan Muhammad adalah
utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke
Baitullah dan puasa di bulan
Ramadhan”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Kesempurnaan Islam telah ditegaskan
oleh Allah SWT dalam firman-Nya:
“ ...Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah
Kuridhai jadi agama bagimu...”(QS. 5:3)
Karakteristik (ciri khas) Islam
berikut ini dapat menggambarkan kesempurnaan
Islam sebagai satu-satunya agama
yang diridhai Allah:
1.
Bersumber dari Allah SWT (robbaniyyah), bukan buatan manusia. Tujuan
pertama
dan terakhirnya adalah agar manusia
menyembah Allah yang merupan tujuan
penciptaan manusia. (QS. 51:56)
2.
Bersifat kemanusiaan yang universal, yaitu diturunkan Allah SWT sebagai
petunjuk
untuk seluruh umat manusia, bukan
hanya dikhususkan untuk suatu kaum atau
golongan. (QS. 21:107, 34:28,
7:158)
3.
Lengkap dan mencakup seluruh aspek kehidupan. Tidak ada suatu pekerjaan,
baik
kecil ataupun besar, kecuali Islam
telah menerangkan hukumnya. (QS. 6:38, 16:89)
4.
Ajaran Islam mudah untuk dikerjakan tanpa kesulitan sedikitpun, sebab
Islam tidak
membebankan manusia suatu kewajiban
kecuali sebatas kemampuannya. (QS.
2:286)
5.
Ajaran Islam bertujuan untuk menegakkan keadilan mutlak dan mewujudkan
persaudaraan dan pesamaan ditengah
kehidupan manusia, serta memelihara
darah, kehormatan harta, akal, dan
agama mereka. (QS. 5:8, 6:152, 4:125)
6.
Bersifat seimbang (tawazun), dimana seluruh ajaran Islam menjaga
keseimbangan
antara kepentingan pribadi dan
kepentingan umum,antara jasad dan ruh, antara
dunia dan akhirat. Firman Allah:
“Dan carilah pada apa yang telah
dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bagianmu dari (kenikmatan)
duniawi....”
Dalam hal keseimbangan antara
kebutuhan jasad dan ruh, Nabi SAW bersabda:
“Sesungguhnya badanmu memiliki hak
atasmu, jiwamu mempunyai hak atasmu dan
kelurgamu juga memiliki hak atasmu,
maka dirikanlah setiap yang mempunyai hak-
haknya”. (Al Hadist)
7. Perpaduan antara ‘tidak berubah’ dan
‘menerima perubahan’. Ajaran Islam tidak
berubah pada pokok-pokok dan
tujuannya, namun menerima perubahan pada
cabang, sarana dan cara-caranya,
sehingga dengan sifat menerima perubahan ini
Islam dapat menyesuaikan diri dan
dapat menghadapi perkembangan zaman. Dan
dengan sifat tidak berubah pada
pokok-pokok dan tujuannya Islam tidak dapat larut
dan tunduk pada perubahan zaman dan
perputaran waktu.
Beberapa karakteristik inilah yang
membedakan agama Islam dari agama yang
lain, dari
peraturan dan undang-undang buatan manusia Islam merupakan satu-satunya
agama Allah
dan Allah tidak akan menerima agama selain Islam. (QS. 3:19,85) Namun
manusia saat
ini banyak yang lebih suka membuat aturan sendiri dan tidak mau
menjalankan
aturan Islam dalam kehidupan. Padahal jelas manusia hanyalah ciptaan
Allah sehingga
dalam hidupnya tentu saja membutuhkan aturan dari pencip-Nya.
Dalam tubuh umat Islam sendiri saat
ini ada yang merasa pesimis melihat
realita umat
yang serba menyedihkan. Mereka ragu dan bahkan menilai mustahil
dengan isu
bangkitnya kembali Islam. Padahal Allah telah menjanjikan kemenamgan
agama ini
dalam firman-Nya:
“Dan Dialah
yang menurunkan Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang
benar untuk
dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak
menyukainya”.(QS.
9:33).
Kandungan
ajaran Islam secara global dapat dbagi atas tiga bagian, yaitu:
1. Pokok dan pondasi (asas), yang terdiri atas
aqidah dan ibadah. Aqidah mencakup
dua kalimat syahadat dan rukun iman
yang enam, sebagaimana firman Allah dalam
QS. 2:177. Sedangkan ibadah disini
adalah dalam pengertian khusus yang tercakup
dalam rukun Islam.
2. Bangunan (bina’), berupa aturan yang mencakup
seluruh aspek kehidupan manusia
(sistem hidup), seperti:
a. Sistem politik, diantaranya
prinsip musyawarah (QS. 3:159; 42:38), perdamaian
(QS. 2:208; 8:61), hukum (QS. 6:57;
12:40)dan jinayat.
b. Sistem perekonomian, seperti
masalah utang piutang (QS. 2:282), pegadaian
(QS. 2:283), penghalalan jual beli
dan pengharaman riba (QS. 2:275).
c. Sistem keprajuritan (militer),
seperti mempersiapkan tentara (QS. 8:60).
d. Sistem akhlak, diantaranya
tentang berbuat kebaikan (QS. 2:44), berkata benar
(QS. 2:177), memaafkan (QS. 2:237).
e. Sistem sosial kemasyarakatan,
seperti masalah zakat (QS. 2:43), keadilan
dalam menegakkan hukum (QS. 4:58)
dan konsep persaudaraan (QS. 49:10,13)
f. Sistem pengajaran, seperti
berlaku lemah lembut dalam memberi pelajaran (QS.
3:159), pemberian nasihat (QS.
31:12-19).
3. Pendukung dan penopang (muayyidat) yang
mencakup:
a. Konsep jihad (QS. 22:39,40)
b. Amar ma’ruf nahi munkar (QS.
3:104)
c. Hukum-hukum (QS. 5:49)
d. Sanksi (QS. 5:33,38)
Bangunan Islam tidak bisa berdiri
kecuali dengan adanya pondasi. Dan agama
Islam belum tegak sempurna bila
bangunannya belum berdiri pada pribadi-pribadi kaum
muslimin dan pada sistem hidup
masyarakat. Dan dengan adanya penopang, bangunan
itu akan berdiri tegak dan kokoh.
DISKUSI
Kita telah meyakini bahwa Islam
akan dimenangkan oleh Allah terhadap sistem-sistem
yang lain. Bahkan dalam QS. Ali
Imran ayat 110 dan 139 dijelaskan bahwa umat Islam
adalah umat yang terbaik. Tetapi
kenyataannya tidak menunjukkan demikian. Umat
Islam masih dikenal sebagai umat
yang miskin, terbelakang dan berbagai atribut jelek
yang lain. Bagaimana menjelaskan
kontradiksi ini?
REFERENSI
Aqidah Seorang Muslim, Al-Ummah
Panduan Pendidikan Agama Islam, IPB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar