MEMBACA KRITIS
1. Membaca
a. Pengertian Membaca
Henry
Guntur Tarigan berpendapat, bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan
serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan
oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang
menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam
pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat
diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang
tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak
terlaksana dengan baik.
Aktivitas
membaca akan membukakan jendela pengetahuan yang luas, gerbang kearifan yang
dalam, dan lorong keahlian yang lebar di masa depan. ada beberapa alternatif
untuk melakukan aktivitas membaca untuk studi yang lain dari kebiasaan yang
mungkin anda lakukan, dan alternatif itu bermaksud untuk memberikan:
1)
Kecepatan membaca yang sesuai dengan
tujuan membaca tingkat kesukaran bahan serta tingkat pemahaman yang hendak
dicapai.
2)
Hasil-hasil pemahaman yang tertanam
kuat-kuat dalam ingatan.
3)
Hasil-hasil pemahaman yang tepat
seperti yang dimaksudkan oleh penulis/pengarang.
4)
Hasil-hasil pemahaman yang akan
memperkaya diri pembaca, dan dapat membantu pembaca untuk membangun ilmunya.
5)
Hasil-hasil pemahaman yang dapat
membantu pembaca untuk mahir membingkis gagasan pengarang.
b. Jenis-jenis Membaca
1) Membaca Nyaring
Membaca
nyaring sering kali disebut membaca bersuara atau membaca teknik. Disebut
demikian karena pembaca mengeluarkan suara secara nyaring pada saat membaca.
2) Membaca Dalam Hati, terdiri dari:
a.
Membaca Ekstensif, di antaranya
membaca survey, membaca sekilas, dan membaca dangkal.
b.
Membaca Intensif, terdiri dari:
•
Membaca Telaah Isi, di antaranya
membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide-ide.
•
Membaca Telaah bahasa, di antaranya
membaca bahasa dan membaca sastra.
3) Membaca Cepat
c. Tujuan Membaca
Tujuan
membaca menurut Paul S. Anderson, yaitu:
1)
Memahami untuk memperoleh fakta atau
perincian-perincian.
2)
Membaca untuk memperoleh ide-ide
utama.
3)
Membaca untuk mengetahui urusan atau
organisasi cerita.
4)
Membaca untuk menyimpulkan.
5)
Membaca untuk mengelompokkan.
6)
Membaca untuk menilai.
7)
Membaca untuk memperbandingkan atau
mempertentangkan.
Tujuan
utama kegiatan membaca adalah menikmati pembacaan itu dan menjadikan kegiatan
membaca sebagai kebiasaan yang menyenangkan. Selayaknya membaca tidak
mengandung pengertian tugas atau kewajiban. Membaca harus merupakan suka cita.
Selain itu orang yang gemar membaca dapat disebut sebagai orang yang arif.
Mengapa demikian, karena pertama, dengan membaca orang menjadi luas
cakrawalanya. Kedua, dengan membaca buku pembaca di bawa ke dalam dunia pikiran
dan renungan. Ketiga, dengan membaca orang menjadi mempesona dan terasa nikmat
dalam tutur katanya.
2.
Hakikat Membaca Kritis
a.
Pengertian Membaca Kritis
Membaca
kritis ialah kegiatan membaca dilakukan dengan bijaksana, penuh tenggang rasa,
mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan ingin mencari kesalahan penulis.
Membaca kritis berusaha memahami makna tersirat sebuah bacaan. Dalam membaca
kritis, pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis.
Membaca
kritis adalah membaca yang bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta yang terdapat
dalam bacaan kemudian memberikan penilaian terhadap fakta itu. Pembaca tidak
hanya sekedar menyerap masalah yang ada, tetapi ia bersama-sama penulis
berpikir tentang masalah yang dibahas. Membaca kritis berarti harus membaca
secara analisis dan dengan penilaian. Dalam membaca kritis pembca harus terbuka
terhadap gagasan orang lain. Pembaca harus mengikuti pikiran penulis secara
tepat, akurat, dan kritis. Akurat artinya dalam hubungan relevansi, membedakan
yang relevan dan yang tidak relevan atau tidak benar. Kritis berarti menerima pikiran
penulis dengan dasar yang baik, logis, benar, atau menurut realitas. Karena
adalam membaca kritis membaca akan menganalisis, membandingkan, dan menilai.
Soedarsono mengatakan bahwa membaca kritis (critical reading) adalah cara membaca dengan melihat motif penulis dan menilainya. Pembaca tidak sekadar menyerap apa yang ada, tetapi ia bersama- sama penulis berpikir tentang masalah yang dibahas. Kita membaca dengan nuansa dan arti. Membaca secara kritis berarti kita harus membaca secara analisis dan dengan penilaian. Membaca harus merupakan interaksi antara penulis dan pembaca, kedua belah pihak “saling mempengaruhi” hingga terbentuk pengertian baru.
Soedarsono mengatakan bahwa membaca kritis (critical reading) adalah cara membaca dengan melihat motif penulis dan menilainya. Pembaca tidak sekadar menyerap apa yang ada, tetapi ia bersama- sama penulis berpikir tentang masalah yang dibahas. Kita membaca dengan nuansa dan arti. Membaca secara kritis berarti kita harus membaca secara analisis dan dengan penilaian. Membaca harus merupakan interaksi antara penulis dan pembaca, kedua belah pihak “saling mempengaruhi” hingga terbentuk pengertian baru.
Selain
itu, dikemukakan pula bahwa membaca kritis merupakan suatu strategi membaca
yang bertujuan untuk mendalami isi bacaan berdasarkan penilaian yang rasional
lewat keterlibatan yang lebih mendalam dengan pikiran penulis yang merupakan
analisis yang dapat diandalkan. Dengan membaca kritis, pembaca dapat pula
mencamkan lebih dalam apa yang dibacanya dan dia pun akan mempunyai kepercayaan
diri yang lebih mantap daripada kalau dia membaca tanpa usaha berpikir secara
kritis. Oleh karena itu, membaca kritis harus menjadi ciri semua kegiatan
membaca yang bertujuan memahami isi bacaan sebaik-baiknya. Membaca kritis
meliputi penggalian lebih mendalam, upaya untuk menemukan bukan hanya mengenai
keseluruahan kebenaran mengenai apa yang ditulis, tetapi juga (dan inilah yang
lebih penting pada masa-masa selanjutnya) menemukan alas an-alasan mengapa sang
penulis mengatakan apa yang dilakukannya. Apabila seorang pembaca menemukan
bukan hanya apa yang dikatakan, tetapi juga mengapa hal itu dikatakan maka dia
sudah melakukan membaca kritis yang merujuk pada keterpahaman.
a.
Konsep Literasi Kritis
Istilah
literasi kritis dengan berpikir kritis dan kesadaran kritis. Berpikir kritis
adalah kemampuan untuk berpikir logis dengan cara bertanya, menganalisis,
membandingkan, mengontraskan, dan mengevaluasi. Kesadaran kritis adalah
kemampuan mengenali kondisi yang menghasilkan ide-ide istimewa melebihi yang
lain di dalam suatu budaya atau masyarakat tertentu. Literasi kritis adalah
pembahasan tentang bagaimana kekuasaan digunakan dalam teks oleh individu atau
kelompok untuk membikan hak istimewa suatu kelompok melwbihi kelompok yang lain.
Konsep
literasi kritis diadopsi dari analisis wacana kritis yang dikemukakan oleh
Norman Fairclough. Analisis wacana kritis menyediakan teori dan metode yang
dapat digunakan untuk melakukan kajian empiris tentang hubungan antara wacana
dan perkembangan sosial dan kultural dalam domain sosial yang berbeda.
Menurut
perspektif Fairclough, wacana dipandang sebagai bentuk praktik sosial yang
menyusun dunia sosial dan disusun oleh praktik-praktik sosial yang lain.
Fairclough mendefinisikan analisis wacana kritis sebagai poendekatan yang
berusaha melakukan penyelidikan secara sistematis terhadap hubungn-hubungan
kualitas dan penemuan yang sering samar antara praktik kewacanaan, peristiwa,
dan teks dengan struktur-struktur kultural dan sosial yamg lebih luas, hubungan
dan proses bagaimana praktik, peristiwa, dan teks muncul di luar dan secara
ideologis dibentuk oleh hubungan kekuasaan dan perjuangan atas kekuasaan dan
bagaimana kesamaran hubungan-hubungan antara wacana dan masyarakat itu sendiri
merupakan faktor yang melanggengkan kekuasaan dan hegemoni.
Analisis
wacana kritis itu bersifat “kritis.” Maksudnya adalah bahwa analisis itu
bertujuan mengungkapkan peran praktik kewacanaan dalam upaya melestarikan dunia
sosial, termasuk hubungan-hubungan sosial yang melibatkan hubungan kekuasaan
yang tidak sepadan. Teori wacana kritis memiliki tiga ciri utama. Pertama,
memahami pengalaman kehidupan orang-orang dalam konteks yang sebenarnya. Kedua,
pendekatan kritis menyelidiki kondisi sosial untuk mengungkapkan struktur tersembunyi.
Ketiga, melakukan usaha sadar untuk menyatukan antara teori dan tindakan. Dalam
pandangan wacana kritis, setiap ujaran yang disampaikan oleh penulis,
ilustrator, atau pelaku sosial yang lain, disadari atau tidak, merupakan wacana
yang tidak hanya berasal dari ide-ide yang ada di benak pelaku-pelaku sosial
itu, tetapi berasal dari praktik sosial yang berakr kuat dalam berorientasi
pada struktur sosial materi yang riil.
Untuk itu, sikap kritis selalu diperlukan untuk mempertanyakan apa yang ada di balik kata-kata dan dari siapa kata-kata itu berasal. Bahasa sebagai praktik sosial menuntut kita untuk bersikap kritis, tidak begitu saja menerima pendapat, konsep, kumpulan ide-ide yang dianggap mapan. Asumsi utamanya adalah tidak ada kata-kata yang murni atau polos.
Untuk itu, sikap kritis selalu diperlukan untuk mempertanyakan apa yang ada di balik kata-kata dan dari siapa kata-kata itu berasal. Bahasa sebagai praktik sosial menuntut kita untuk bersikap kritis, tidak begitu saja menerima pendapat, konsep, kumpulan ide-ide yang dianggap mapan. Asumsi utamanya adalah tidak ada kata-kata yang murni atau polos.
b.
Teknik Membaca Kritis
Menurut
sudarso (1988:72) ada empat teknik yang dapat digunakan dalam membaca kritis.
1)
Mengerti Isi Bacaan
Mengenali
fakta dan menginterprestasikan apa-apa saja yang dibaca dengan kata lain
mengerti ide pokok, mengetahui fakta penting dan dapat membuat kesimpulan serta
menginterprestasikan ide-ide tersebut. Fakta berguna untuk menambah informasi
sedangkan ide bermanfaat untuk menambah pemahaman. Mendapat informasi bertujuan
sekedar mengetahui sesuatu itu fakta sebaliknya pemahaman bertujuan mengetahui
segalanya tentang fakta.
2) Menguji
Sumber Penulis
Apakah
penulis dapat dipercaya?. Kita harus mencari tahu kebenarannya misalnya
mengetahui di bidang apa penulis itu berkompeten, dalam hal ini termasuk uji
pandangan, tujuan dan asumsi penulis yang terdapat dalam tulisannya untuk
membedakan apakah tulisan itu fakta atau opini.
3)
Interaksi Antara Penulis Dengan Pembaca
Pembaca
tidak hanya mengetahu maksud penulis tetapi juga membandingkan dengan
pengetahuan yang dimilikinya dari penulis-penulis lain. Pembaca juga perlu
menilai dan membandingkan isi bacaan dengan pengetahuan yang ada padanya.
4)
Terbuka Terhadap Gagasan Penulis
Pembaca
hendaknya menghargai pendapat yang dikemukakan oleh penulis kemudian pembaca
juga mengevaluasi teknik penulisannya. Akhirnya penulis mempertimbangkan dan
mengujinya alasannya dengan alasan yang logis dan interprestasi yang berdasar.
c.
Kegiatan dalam membaca Kritis
Ada
tiga kegiatan yang terdapat dalam membaca kritis
1)
Membaca Dengan Berpikir
Membaca
hendaknya memikirkan persoalan-persoalan atau fakta-fakta yang ditampilkan
dalam bacaan. Pembaca memikirkan maksud dan tujuan penulis mengemukakan
fakta-fakta tersebut. Tujuan pembaca dengan cara berpikir ini supaya pembaca
dapat menentukan batasab-batasan dari persoalan-persoalan atau fakta-fakta yang
dikemukakan oleh pengarang
2)
Membaca Dengan Menganalisis
Analisis
merupakan kunci membaca kritis. Dengan menganalisis pembaca dapat mengetahui
apakah gagasan atau fakta-fakta yang dikemukakan pengarang sungguh di sokong
oleh detail-detail yang diberikannya atau tidak. Pembaca selanjutnya dengan
cara itu akan dapat memisah-misahkan mana detail-detail yang penting, mana
detail yang cocok dan detail yang tidak cocok.
3)
Membaca Dengan Penilaian
Tugas
pembaca kritis adalah menilai fakta atau pernyataan yang dapat menyokong
gagasan pokok yang dikemukakan. Pembaca harus sanggup menentukan apakah fakta
yang dibacanya ada hubungannya satu dengan yang lainnya atau mungkin pembaca
nenemukan dua atau lebih fakta yang seharusnya dipandang sebagai fakta yang
terpisah. Akhirnya pembaca menentukan penilaian terhadap fakta-fakta yang
disajikan oleh penulis.
e.
Karakteristik Membaca Kritis
1)
Berpikir dan Bersikap Kritis
Membaca
kritis pada dasarnya merupakan langkah lebih lanjut dari berpikir dan bersikap
kritis. Adapun kemampuan berpikir dan bersikap kritis meliputi :
a.
Menginterpretasi secara kritis;
b.
Menganalisis secara kritis;
c.
Mengorganisasi secara kritis;
d.
Menilai secara kritis;
e.
Menerapkan konsep secara kritis.
Adegan
teknik-teknik yang digunakan untuk meningkatkan setiap kritis adalah sebagai
berikut:
(a)
Kemampuan mengingat dan mengenali bahan bacaan,
(b)
kemampuan menginterpretasi makna tersirat,
(c)
kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep dalam bacaan,
(d)
Kemampuan menganalisis isi bacaan,
(e)
kemampuan menilai isi bacaan,
(f)
kemampuan meng-create bacaan atau mencipta bacaan.
Keenam
sikap kritis tersebut sejalan dengan ranah kognitif dalam taksonomi Bloom yang
sudah direvisi oleh Anderson dan krathwhol (2001:268). Berikut ini adalah
penjelasan masing-masing.
a) Kemampuan mengingat dan mengenali Kemampuan mengingat dan
mengenali meliputi kemampuan:
1.
Mengenali ide pokok paragraf
2.
Mengenali tokoh-tokoh cerita dan
sifat-sifatnya
3.
Menyatakan kembali ide pokok paragraf
4.
Menyatakan kembali fakta-fakta atau
detil bacaan
5.
Menyatakan kembali fakta-fakta
perbandingan, unsur-unsur hubungan sebab-akibat, karakter tokoh dan sebagainya.
b)
Kemampuan memahami/menginterpretasi makna tersirat
Tidak
semua gagasan yang terdapat dalam teks bacaan itu dinyatakan secara tersurat
atau secara eksplisit pada baris kata-kata atau kalimat-kalimat. Sering kali
pula, gagasan serta makna tersebut terkandung di balik baris kata-kata atau
kalimat-kalimat tersebut, dan untuk menggalinya diperlukan sebuah interpretasi
dari Anda sebagai pembacanya. Anda harus mampu menafsirkan ide-ide pokok dan
ide-ide pokok dan ide-ide penunjang yang secara eksplisit tidak dinyatakan oleh
penulisnya, serta harus mampu membedakan faktafakta yang disajikan secara kritis.
Kemampuan menginterpretasi makna tersirat adalah kemampuan:
1.
Menafsirkan ide pokok paragraf
2.
Menafsirkan gagasan utama bacaan
3.
Membedakan fakta detil bacaan
4.
Menafsirkan ide-ide penunjang
5.
Membedakan fakta atau detil bacaan
memahami secara kritis
c) Kemampuan mengaplikasikan
konsep-konsep
Sebagai
pembaca kritis Anda tidak boleh berhenti sampai pada aktifitas menggali makna
tersirat melalui pemahaman dan interpretasi secara kritis saja, tetapi Anda
juga harus mampu menetapkan konsep-konsep yang terdapat dalam bacaan ke dalam
situasi baru yang bersifat problematik.
Dalam hal ini, kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep, meliputi kemampuan:
Dalam hal ini, kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep, meliputi kemampuan:
1.
Mengikuti petunjuk-petunjuk dalam
bacaan;
2.
Menerapkan konsep-konsep/gagasan
utama ke dalam situasi baru yang problematik;
3.
Menunjukkan kesesuaian antara
gagasan utama dengan situasi yang dihadapi.
d) Kemampuan menganalisis
Kemampuan
menganalisis ialah kemampuan pembaca melihat komponen-komponen atau unsur-unsur
yang membentuk sebuah kesatuan. Sebagaimana Anda ketahui, kesatuan dalam bacaan
meliputi gagasan-gagasan utama, pernyataan-pernyataan, simpulsnsimpulsn, dan
sebagainya. Pembaca kritis diharapkan melihat fakta-fakta, detil-detil
penunjang, atau unsur pembentuk yang lain yang tidak disebutkan secara
eksplisit.
Lebih
lanjut, kemampuan itu dikembangkan menjadi kemampuan pembaca melihat kesatuan
gagasan melalui bagian-bagiannya. Sebagaimana Anda ketahui, sebuah teks bacaan,
apa pun bentuknya, pada dasarnya di dalamnya membuat sebuah kesatuan gagasan
yang bulat dan utuh. Hanya saja akibat cara dan gaya pengungkapan yang berbeda
akan membuat gagasan atau suatu pesan tersebut terlihat samara-samar. Dalam
kasus semacam itu, kewajiban pembaca adalah melakukan penyintesisan.
Bentuk-bentuk penyintesisan tersebut, misalnya berupa simpulan atau ringkasan,
ide pokok, gagasan utama bacaan, tema, atau kerangka bacaan. Secara terperinci
kemampuan menganalisis sekaligus menyintesis, meliputi kemampuan berikut ini.
1.
Menangkap gagasan utama bacaan.
2.
Memberikan detil/fakta penunjang.
3.
Mengklasifikasikan fakta-fakta.
4.
Membandingkan antargagasan yang ada
dalam bacaan.
5.
Membandingkan tokoh-tokoh yang ada
dalam bacaan.
6.
Membuat simpulan bacaan
7.
Mengorganisasikan gagasan utama
bacaan.
8.
Menentukan tema bacaan
9.
Menyusun kerangka bacaan.
10.
Menghubungkan data sehingga
diperoleh simpulan
11.
Membuat ringkasan.
e) Kemampuan menilai isi bacaan
Kemampuan
menilai isi dan penataan bacaan secara kritis dilakukan melalui
aktifitasaktifitas mempertimbangkan, menilai, dan menentukan keputusan.
Caranya, antara lain dengan mengajukan penilaian atas kebenaran gagasan atau
pernyataan-pernyataan yang dikemukakan oleh penulis lewat
pertanyaan-pertanyaan, seperti apakah pernyataan tersebut benar? Apa maksud
yang ingin dituju oleh penulis lewat tulisan yang dibuatnya tersebut? Kemampuan
menilai bacaan ini menunjukkan bahwa seorang pembaca kritis tidak begitu saja
mempercayai apa saja yang dibacanya sebelum dilakukan proses pengkajian
terlebih dahulu. Secara terperinci, kemampuan yang menyangkut sikap kritis
dalam menilai bacaan, terutama terhadap aspek isi dan penggunaan bahasa meliputi
kemampuan berikut ini.
1.
Menilai kebenaran gagasan utama/ide
pokok paragraf/bacaan secara keseluruhan.
2.
Menilai dan menentukan bahwa sebuah
pernyataan adalah fakta atau opini.
3.
Menilai dan menentukan bahwa sebuah
bacaan diangkat dari realitas atau fantasi penulis.
4.
Menentukan tujuan penulis dalam
menulis
5.
Menentukan relevansi antara tujuan
dan pengenbangan gagasan
6.
Menentukan keselarasan antara data
yang diungkapkan dengan simpulan yang dibuat.
7.
Menilai keakuratan dalam penggunaan
bahasa, baik pada tataran kata, frasa atau penyusunan kalimatnya
f) Kemampuan meng-create isi bacaan
atau kemampuan mencipta bacaan (menulis)
Kemampuan meng-create isi bacaan
adalah kemampuan:
1.
Menyerap inti bacaan;
2.
Membuat rangkuman atau membuat
kerangka bacaan yang disusun sebagai tanggapan terhadap bacaan atau membuat
kerangka bacaan yang betul-betul baru berdasarkan pengetahuan dari bacaan;
3.
Mengembangkan/menulis berdasarkan
kerangka bacaan yang telah disusun.
Selanjutnya,
untuk dapat melakukan kegiatan membaca kritis, ada beberapa persyaratan pokok
yang perlu dipenuhi, yakni:
1.
Pengetahuan tentang bidang ilmu yang
disajikan dalam bacaan;
2.
Sikap bertanya dan sikap menilai
yang tidak tergesa-gesa;
3.
Penerapan berbagai metode analisis yang
logis atau penelitian ilmiah.
Jika Anda
memiliki persyaratan pokok tersebut maka Anda akan dapat menarik manfaat yang
sangat penting dalam membaca kritis, antara lain:
1.
Pemahaman yang mendalam dan
keterlibatan yang padu sebagai hasil usaha menganalisis sifat-sifat yang
dimiliki oleh bahan bacaan;
2.
Kemampuan mengingat yang lebih kuat
sebagai hasil usaha memahami berbagai hubungan yang ada di dalam bahan bacaan
itu sendiri dan hubungan antara bahan bacaan itu dengan bacaan lain atau dengan
pengalaman membaca Anda;
3.
Kepercayaan terhadap diri sendiri
yang mantap untuk memberikan dukungan terhadap berbagai pendapat tentang isi
bacaan.
Setelah
Anda mencermati manfaat membaca kritis secara teoretis, marilah kita cermati 7
prosedur ikhwal membaca kritis.
1.
Berpikirlah secara kritis
2.
Lihatlah apa yang ada di balik
kata-kata itu untuk mengetahui motivasi penulis
3.
Waspadalah kata-kata yang mempunyai
sifat berlebihan yang tidak tentu batasannya, yang emosional, yang ekstrem atau
yang merupakan generalisasi yang berlebihan
4.
Waspadailah perbandingan yang tidak
memenuhi persyaratan
5.
Cermati logika penulis yang tidak
logis
6.
Perhatikan pernyataan-pernyataan
yang Anda baca
7.
Janganlah bingung
2)
Meningkatkan Minat Baca
Pada
dasarnya orang yang membaca dengan baik adalah orang yang biasanya berpikir
baik. Untuk meningkatkan minat baca, Anda perlu melakukan langkah-langkah
berikut ini.
a. Menyediakan waktu untuk membaca.
a. Menyediakan waktu untuk membaca.
Alasan
yang umum untuk tidak membaca adalah kekurangan waktu. Memang tidak dapat
diingkari bahwa terdapat banyak tuntutan terhadap waktu anda, tetapi kalau anda
sesungguhnya berminat pada kemajuan pribadi maka anda pun akan mengatur hari
anda sehingga akan mempunyai waktu yang digunakan untuk membaca yang baik. Pada
tahap awal, anda tidak perlu lebih dari lima belas menit atau tiga puluh
menitdan yang penting adalah komitmen dan kesetiaan anda untuk membaca. Hal itu
akan memudahkan anda membaca lebih banyak.
c.
Memilih bahan bacaan yang baik
(ditinjau dari norma estetik, sastra dan moral)
Menyediakan
waktu membaca sangat erat kaitannya dengan salah satu aspek yang paling penting
dari membaca kritis, yaitu mengetahui apa yang baik dan bermanfaat untuk
dibaca.
3) Langkah-langkah Membaca Kritis
a.
Mengingat dan mengenali isi bacaan
b.
Menginterpretasi makna tersiratmengaplikasikan
konsep-konsep dalam bacaan
c.
Menganalisis isi bacaan
d.
menilai isi bacaan
Sumber:
Agustina, 2008, Pembelajaran Keterampilan Membaca, UNP.
Henry
Guntur, 1979, Membaca Suatu Keterampilan
Berbahasa, angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar