Sabtu, 19 Desember 2015

TAWAZUN

1. TAWAZUN

TUJUAN :
Peserta memahami makna dan hakikat tawazun
Peserta mengetahui potensi-potensi yang ada pada diri manusia dan kebutuhan-
kebutu-hannya
Peserta mengetahui contoh-contoh manusia yang tidak tawazun

RINCIAN BAHASAN
Tawazun artinya seimbang. Allah telah mengisyaratkan agar kita hidup
seimbang, sebagaimana Allah telah menjadikan alam beserta isinya berada dalam
sebuah keseimbangan. (QS.67:3)
Manusia dan agama Islam kedua-duanya merupakan ciptaan Allah
yang sesuai dengan fitrah yang telah Allah tetapkan. Mustahil Allah
menciptakan agama Islam untuk manusia yang tidak sesuai dengan fitrah
tersebut (QS.30:30). Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa manusia itu
diciptakan sesuai dengan fitrah Allah yaitu memilki naluri beragama (agama
tauhid : al-Islam) dan Allah menghendaki manusia untuk tetap dalam fitrah itu.
Kalau ada manusia yang tidak beragama tauhid, itu hanyalah karena pengaruh
lingkungan (Hadits,”Tiap bayi terlahir dalam keadaan fitrah (Islam)
orangtuanyalah yang menjadikan ia sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”).
Sesuai dengan fitrah Allah,manusia memiliki tiga potensi, yaitu al-jasad
(jasmani), al-aql (akal), dan ar-ruh (ruhani). Islam menghendaki ketiga dimensi
tersebut berada dalam keadaan tawazun (seimbang). Perintah untuk
menegakkan neraca keseimbangan ini dapat dilihat pada QS.55:7-9.
Ketiga potensi ini membutuhkan makanannya masing-masing, yaitu
sbb :
1. Jasmani
Jasmani atau fisik adalah amanah dari Allah swt,karena itu harus kita
jaga . Dalam sebuah hadits dikatakan ,”Mu’min yang kuat itu lebih baik atau
disukai Allah daripada mu’min yang lemah.”(HR.Muslim), maka jasmani pun
harus dipenuhi kebutuhannya agar menjadi kuat. Kebutuhannya adalah
makanan, yaitu makanan yang halalan thoyyiban (halal dan baik)
(QS.80:24,2:168), beristirahat (QS.78:9), kebutuhan biologis (QS.30:20-21) dan
hal-hal lain yang menjadikan jasmani kuat.
2. Akal
Yang membedakan manusia dengan hewan adalah akal. Akal pulalah
yang menjadikan manusia lebih mulia dari makhluk-makhluk lainnya. Dengan
akal manusia mampu mengenali hakikat sesuatu, mencegahnya dari kejahatan
dan perbuatan jelek. Membantunya dalam memanfaatkan kekayaan alam yang









oleh Allah diperuntukkan baginya supaya manusia dapat melaksanakan
tugasnya sebagai khalifatullah fil-ardhi (wakil Allah di atas bumi)
(QS.2:30;33:72). Kebutuhan akal adalah ilmu (QS.3:190) untuk pemenuhan
sarana kehidupannya.
3. Ruh (hati)
Kebutuhannya adalah dzikrullah (QS.13:28;62:9-10). Pemenuhan
kebutuhan ruhani sangat penting, agar ruh/jiwa tetap memiliki semangat hidup,
tanpa pemenuhan kebutuhan tersebut jiwa akan mati dan tidak sanggup
mengemban amanah besar yang dilimpahkan kepadanya.

Dengan keseimbangan, manusia dapat meraih kebahagiaan hakiki
yang merupakan ni’mat Allah, karena pelaksanaan syariah sesuai dengan
fitrahnya. Untuk skala ketawazunan akan menempatkan umat Islam menjadi
umat pertengahan / ummatan wasathon (QS.2:143), yaitu umat yang seimbang.
Kebahagiaan pada diri manusia itu dapat berupa:
· Kebahagiaan bathin/jiwa, dalam bentuk ketenangan jiwa (QS.13:28)
· Kebahagiaan dzahir/gerak, dalam bentuk kesetabilan, ketenangan ibadah,
bekerja dan aktivitas lainnya.
Dengan menyeimbangkan dirinya, maka manusia tersebut tergolong
sebagai hamba yang pandai mensyukuri ni’mat Allah. Hamba/manusia seperti
inilah yang disebut manusia seutuhnya.

Contoh-contoh manusia yang tidak tawazun
· Manusia Atheis: tidak mengakui Allah, hanya bersandar pada akal (rasio
sebagai dasar).
· Manusia Materialis: mementingkan masalah jasmani/materi saja.
· Manusia Pantheis (kebatinan): bersandar pada hati/batinnya saja.

DISKUSI
1. Banyak artis yang hidup dengan kemewahan, namun akhirnya dia mati
bunuh diri akibat over dosis obat-obatan terlarang (NAZA). Menurut kamu,
apa sebenarnya arti kebahagiaan itu?
2. Sejujurnya, apakah kamu selama ini sudah hidup seimbang?
3. Coba diskusikan dengan temanmu, usaha-usaha apa saja yang sudah dan
akan kamu lakukan agar hidup kamu seimbang?

REFERENSI
Al-Qadiry, Seimbanglah dalam Beragama,Jakarta:GIP

Silabus Materi Mentoring th 1994/1995

Tidak ada komentar:

Posting Komentar