Sabtu, 19 Desember 2015

IKHLASSUNNIYAH

2. IKHLASSUNNIYAH

TUJUAN :
Peserta memahami makna ikhlassunniyah baik secara bahasa maupun istilah
Peserta memahami pentingnya ikhlassunniyah dalam beramal
Peserta mengetahui cara-cara untuk menumbuhkan niat yang ikhlas
RINCIAN BAHASAN
Secara bahasa ikhlas berasal dari kata khalasha yang berarti bersih/murni.
Sedangkan niat berarti al-qoshdu artinya, maksud atau tujuan. Ikhlassunniyah berarti
membersihkan maksud dan motivasi kepada Allah dari maksud dan niat lain. Hanya
mengkhususkan Allah azza wajalla sebagai tujuan dalam berbuat. Allah telah
memerintahkan kita untuk ikhlas dalam beramal dan beribadah kepadanya seperti yang
tercantum dalam QS.98:5; 7:29; 18:110.
Pentingnya Ikhlassunniyah
1.  Merupakan ruhnya amal karena seperti badan yang tidak ada ruhnya, maka tanpa
ikhlas amal; sebagus apapun tidak ada artinya.
2.  Salah satu syarat diterimanya amal.”Allah azza wajalla tidak menerima amal kecuali
apabila dilaksanakan dengan ikhlas dalam mencari keridhoannya semata”(HR.Abu
Daud dan Nasai)
3.  Syarat diterimanya amal atau perbuatan:
Bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya
Ikhlas dalam berniat
Sesuai dengan syariat Islam(al-Qur’an dan Sunnah)
4.  Penentu nilai/kualitas suatu amal (QS.4:125),”Sesungguhnya segala amal
perbuatan tergantung pada niat, dan bahwasanya bagi tiap-tiap orang apa yang ia
niatkan. Maka barangsiapa hijrah menuju ridho Allah dan Rasul-Nya, maka
hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa berhijrah kepada dunia
(harta atau kemegahan dunia) atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya,
maka hijrahnya itu ke arah yang ditujunya.”(HR.Bukhari- Muslim)
5.  Mendatangkan berkah dan pahala dari Allah (QS.2:262; 4:145-146).
Cara-cara untuk menumbuhkan niat yang ikhlas
1.  Mengetahui arti keikhlasan dan urgensinya dalam beramal
2.  Menambah pengetahuan tentang Allah swt dan hari kiamat. Dengan mengetahui
ilmu tentang-Nya, maka seseoang mengenal Allah swt dengan sebenar-benarnya
tentulah tidak akan berani berbuat syirik (menyekutukan Allah dengan selain-Nya di
dalam niatnya). Ia juga akan mempertimbangkan amal-amalnya dan balasannya
nanti di akhirat.
3.  Memperbanyak membaca/berinteraksi dengan al-Qur’an, karena al-Quran adalah
penyembuh dari segala penyakit dalam dada (QS.10:57) termasuk penyakit riya,
ujub, dan sum’ah.









4.  Memperbanyak amal-amal rahasia, sehingga kita terbiasa untuk beramal karena
Allah semata tanpa diketahui orang lain.
5.  Menghindari / mengurangi saling memuji, karena dengan pujian terkadang orang
jadi lalai hatinya dan menjadi sombong.
6.  Berdoa, dengan tujuan agar selalu diberi keikhlasan dan dijauhi dari syirik. Doa
yang dicontohkan oleh Rasulullah saw : “Allahumma innii a’udzubika annusyrikabika
syaian a’lamuhu wa astaghfiruka lima laa a’lamuhu.” (Ya Allah aku berlindung
kepada-Mu dari syirik kepada-Mu dalam perbuatan yang aku lakukan dan aku
memohon ampun kepada-Mu terhadap apa yang tidak aku ketahui.)
DISKUSI
Suatu ketika di sebuah kereta, Amin akan memberikan infaq kepada pengurus masjid
yang mengumpulkannya lewat kotak-kotak yang disodorkan kepada para penumpang.
Ketika kotak itu hampir mendekati tempat duduknya, ia mengurungkan niatnya
memberikan infaq, karena takut riya kepada orang-orang di sekitarnya. Bagaimana
menurut pendapatmu? Tepatkah yang dilakukan Amin tersebut?
REFERENSI
  Imam al-Ghazali,Ibnu Razab al-Hambali,dan Ibnu Qoyyim al-Jauziyah,Pembersih
Jiwa, Pustaka.
  Ibnu Taimiyah, Etika beramar ma’ruf nahi munkar,GIP.
  Panduan Aktivis Harokah,hal.42,al-ummah.





Meninggalkan AMAL karena manusia adalah riya.
Beramal karena manusia adalah syirik   .
IKHLAS beramal adalah yang selamat dari keduanya.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar