2. IKHLASSUNNIYAH
TUJUAN :
Peserta memahami makna
ikhlassunniyah baik secara bahasa maupun istilah
Peserta memahami pentingnya
ikhlassunniyah dalam beramal
Peserta mengetahui cara-cara untuk
menumbuhkan niat yang ikhlas
RINCIAN
BAHASAN
Secara bahasa ikhlas berasal dari
kata khalasha yang berarti bersih/murni.
Sedangkan niat
berarti al-qoshdu artinya, maksud atau tujuan. Ikhlassunniyah berarti
membersihkan
maksud dan motivasi kepada Allah dari maksud dan niat lain. Hanya
mengkhususkan
Allah azza wajalla sebagai tujuan dalam berbuat. Allah telah
memerintahkan
kita untuk ikhlas dalam beramal dan beribadah kepadanya seperti yang
tercantum
dalam QS.98:5; 7:29; 18:110.
Pentingnya
Ikhlassunniyah
1. Merupakan ruhnya amal karena seperti badan
yang tidak ada ruhnya, maka tanpa
ikhlas amal; sebagus apapun tidak
ada artinya.
2. Salah satu syarat diterimanya amal.”Allah
azza wajalla tidak menerima amal kecuali
apabila dilaksanakan dengan ikhlas
dalam mencari keridhoannya semata”(HR.Abu
Daud dan Nasai)
3. Syarat diterimanya amal atau perbuatan:
♦ Bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya
♦ Ikhlas dalam berniat
♦ Sesuai dengan syariat Islam(al-Qur’an dan Sunnah)
4. Penentu nilai/kualitas suatu amal
(QS.4:125),”Sesungguhnya segala amal
perbuatan tergantung pada niat, dan
bahwasanya bagi tiap-tiap orang apa yang ia
niatkan. Maka barangsiapa hijrah
menuju ridho Allah dan Rasul-Nya, maka
hijrahnya itu kepada Allah dan
Rasul-Nya. Barangsiapa berhijrah kepada dunia
(harta atau kemegahan dunia) atau
karena seorang wanita yang akan dinikahinya,
maka hijrahnya itu ke arah yang
ditujunya.”(HR.Bukhari-
Muslim)
5. Mendatangkan berkah dan pahala dari Allah
(QS.2:262; 4:145-146).
Cara-cara
untuk menumbuhkan niat yang ikhlas
1. Mengetahui arti keikhlasan dan urgensinya
dalam beramal
2. Menambah pengetahuan tentang Allah swt dan
hari kiamat. Dengan mengetahui
ilmu tentang-Nya, maka seseoang
mengenal Allah swt dengan sebenar-benarnya
tentulah tidak akan berani berbuat
syirik (menyekutukan Allah dengan selain-Nya di
dalam niatnya). Ia juga akan
mempertimbangkan amal-amalnya dan balasannya
nanti di akhirat.
3. Memperbanyak membaca/berinteraksi dengan
al-Qur’an, karena al-Quran adalah
penyembuh dari segala penyakit
dalam dada (QS.10:57) termasuk penyakit riya,
ujub, dan sum’ah.
4.
Memperbanyak amal-amal rahasia, sehingga kita terbiasa untuk beramal
karena
Allah semata tanpa diketahui orang
lain.
5.
Menghindari / mengurangi saling memuji, karena dengan pujian terkadang
orang
jadi lalai hatinya dan menjadi
sombong.
6.
Berdoa, dengan tujuan agar selalu diberi keikhlasan dan dijauhi dari
syirik. Doa
yang dicontohkan oleh Rasulullah
saw : “Allahumma innii a’udzubika annusyrikabika
syaian a’lamuhu wa astaghfiruka lima
laa a’lamuhu.” (Ya Allah
aku berlindung
kepada-Mu dari syirik kepada-Mu
dalam perbuatan yang aku lakukan dan aku
memohon ampun kepada-Mu terhadap
apa yang tidak aku ketahui.)
DISKUSI
Suatu ketika di sebuah kereta, Amin
akan memberikan infaq kepada pengurus masjid
yang mengumpulkannya lewat
kotak-kotak yang disodorkan kepada para penumpang.
Ketika kotak itu hampir mendekati
tempat duduknya, ia mengurungkan niatnya
memberikan infaq, karena takut riya
kepada orang-orang di sekitarnya. Bagaimana
menurut pendapatmu? Tepatkah yang
dilakukan Amin tersebut?
REFERENSI
♦ Imam
al-Ghazali,Ibnu Razab al-Hambali,dan Ibnu Qoyyim al-Jauziyah,Pembersih
Jiwa, Pustaka.
♦ Ibnu Taimiyah,
Etika beramar ma’ruf nahi munkar,GIP.
♦ Panduan Aktivis
Harokah,hal.42,al-ummah.
“Meninggalkan AMAL karena
manusia adalah riya.
Beramal karena manusia adalah
syirik .
IKHLAS beramal adalah yang selamat dari
keduanya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar