1. Pengertian Budaya
“Kebudayaan” atau Budaya berasal dari bahasa
Sansekerta Yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau
akal diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.Dalam
bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Lati Colere,
yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan jug sebagai mengolah tanah atau
bertani.Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam
bahasa Indonesia. masyarakat dan budayadalam hal ini sebagai keseluruhan sistem
gagasan atau tindakan dari hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia melalui proses belajar. Oleh karena
itu hampir seluruh tindakan manusia adalah kebuidayaan karena hanya sedikit
tindakan manusia yang berasal dari naluri tanpa melalui proses belajar.
Kebudayaan sering diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan akal dan
kebudayaan juga sering diartikan sebagai semua hasil karya rasa dan cipta.
Masyarakat karya menghasikan kebudayaan benda yang menjadikan norma dan nilai
social untuk mengatur kehidulpan masyarakat. Adapun cipta merupakan kemampuan
mental dan kemampuan berfikir manusia yang menghasilkan filsafat dan ilmu
pengetahuan rasa dan cipta disebut juga kebudayaan spiritual.
Unsur-unsur
kebudayaan yaitu:
1.
Sistem Religi/ Kepercayaan
2.
Sistem organisasi kemasyarakatan
3.
Ilmu Pengetahuan
4.
Bahasa dan kesenian
5.
Mata pencaharian hidup
6.
Peralatan dan teknologi
2. Hakikat Kebudayaan
Kebudayaan
biasanya dikaitkan dengan berbagai macam kesenian, seperti seni rupa, seni
tari, seni musik, sastra dan drama. Dalam bahasan antropologi, istilah
kebudayaan bemakna “keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar” (Koentjaraningrat, 1990).
Unsur
pertama kebudayaan adalah berupa ide, gagasan, peraturan, norma dan nilai yang
bersifat abstrak atau mujarad karena mereka berada di dalam alam pikiran warga
masyarakat. Unsur kedua kebudayaan terdiri atas serangkaian kegiatan manusia
dalam tindakannya dengan manusia lain. Sedangkan unsur ketiga kebudayaan yaitu
memiliki wujud yang lebih nyata dan kasat mata yaitu meliputi semua hasil
kegiatan manusia, atau benda hasil karya manusia dan disebut kebudayaan fisik.
Diantara ketiga unsur kebudayaan tersebut, hasil kebudayaan fisiklah yang
paling mudah diamati dan diteliti.
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas
Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi system idea tau gagasan yang terdapat dalam fikiran manusia,sehingga
kebudayaan itu bersifat abstrak. Perwujudan dari kebudayaan adalah benda-benda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya yang berupa
perilaku maupun benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola perilaku, bahasa,
organisasi sosial, kesenian dan lain sebagainya yang berfungsi untuk menunjang
kehidupan bermasyrakatnya. Kebudayaan dari barat saat ini sudah mendominasi
segala aspek kehidupan pada masyarakat Indonesia. Peradaban yang disebarkan
oleh barat telah mengacu terhadap segala hal dan hal itu telah menguasai dunia
tak terkecuali bangsa Indonesia, peradaban bangsa kita saat ini secara perlahan
mulai mengikuti kebudayaan bangsa barat.
3. Teori Kebudayaan
Teori tentang perubahan
budaya, pengaruh budaya, atau fenomena budaya lainnya. dengan harapan dapat
digunakan sebagai alat untuk memperspektif suatu fenomena budaya atau fenomena
sosial yang muncul baik dalam dimensi masa kini, masa lampau atau pun di masa
mendatang. Adapun beberapa teori tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Budaya
yang lebih tinggi dan aktif akan mempengaruhi budaya yang lebih rendah dan
pasif melalui kontak budaya (Malinowski, 1983:21-23). Teori Malinowski ini
sangat nampak dalam pergeseran nilai-nilai budaya kita yang condong ke Barat.
Dalam era globalisasi informasi menjadi kekuatan yang sangat dahsyat dalam
mempengaruhi pola pikir manusia. Budaya barat saat ini diidentikkan dengan
modernitas (modernisasi), dan budaya timur diidentikkan dengan tradisional atau
konvensional. Orang tidak saja mengadopsi ilmu pengetahuan dan teknologi Barat
sebagai bagian dari kebudayaan tetapi juga meniru semua gaya orang Barat,
sampai-sampai yang di Barat dianggap sebagai budaya yang tidak baik tetapi
setelah sampai di Timur diadopsi secara membabi buta. Seorang yang sudah lama
menetap di Australia kemudian mudik ke Indonesia, ia tercengang melihat betapa
cepatnya perubahan budaya di Indonesia. Ia saat itu bahkan merasa berada di
Amerika. Ada beberapa saluran TV yang menayangkan banyak film Amerika yang
penuh dengan adegan kekerasan dan seks. Selama beberapa minggu ia berada di
tanah air, ia tidak melihat kesenian tradisional yang ditayangkan di TV swasta
seperti yang pernah dilihatnya dahulu di TVRI. Ia kemudian sadar bahwa reog,
angklung, calung, wayang golek, gamelan, dan tarian tradisional tidak hanya
nyaris tidak ditayangkan di TV, tetapi juga jarang sekali dipertontonkan
langsung di tengah-tengah masyarakatnya. Sementara itu, ia justru menemukan Mc.
Donald’s, Kentucky Fried Chicken, Pizza Hut, dan Dunkin Donuts di sini. Beberapa
toserba dan pasar swalayan juga mirip seperti yang ia temukan di luar negeri
dengan penataan yang serupa. Kedua tempat berbelanja tersebut bahkan lebih
banyak menggunakan petunjuk-petunjuk berbahasa Inggeris, meskipun mayoritas
pengunjungnya adalah orang Melayu. Ia melihat banyak pemuda bergaya masa kini,
dengan rambut panjang di buntut kuda, sebelah telinganya beranting, bercelana
Levi’s duduk-duduk santai di Mall, seraya meneguk minuman dingin ‘Soft Drink’.
Demikian pula pemuda-pemudinya banyak sekali yang hanya menggunakan kaos
sepotong yang ketat dan tidak sempat menutup pussarnya, dengan celana panjang
yang ketat pula, sedangkan rambutnya disisir dengan gaya semrawut. Di kota-kota
besar sudah tumbuh pub-pub, night-club, diskotik dan karaoke yang sangat laris.
Restoran-restoran yang menyediakan makanan ala China, dan Eropa. Fenomena
tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan Indonesia yang halus dan yang tinggi
nilai budayanya telah terkontaminasi oleh kebudayaan Barat yang sekuler seperti
itu.
2.
Teori
Budaya Fungsional. Ahli antropologi aliran fungsional menyatakan, bahwa budaya
adalah keseluruhan alat dan adat yang sudah merupakan suatu cara hidup yang
telah digunakan secara luas, sehingga manusia berada di dalam keadaan yang
lebih baik untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam
penyesuaiannya dengan alam sekitarnya untuk memenuhi kebutuhannya (Malinowski,
1983: 65) atau “Budaya difungsikan secara luas oleh manusia sebagai sarana
untuk mengatasi: masalah-masalah yang dihadapi sebagai upaya penyesuaiannya
dengan alam dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya”. Contoh budaya fungsional
ini banyak sekali dalam masyarakat kita dan bisa kita jumpai dalam kehidupan
kita sehari-hari. Misalnya pada musim kemarau di mana seorang petani sulit menanam,
peceklik, akhirnya ia menjadi nelayan, dan setelah musim penghujan tiba ia
kembali menjadi petani lagi.
3. Agen
Eropa merupakan pendorong utama terjadinya proses perubahan budaya (Malinowski,
1983:24). Sejak zaman pemerintahan kolonisasi Belanda membuka perkebunan dan
pabrik-pabrik sampai dengan abad ke-21 di mana pemerintah mengeluarkan
kebijakan dengan membuka kran dan kemudahan bagi para investor asing, sedikit
banyaknya akan membawa perubahan dalam sistem perekonomian kita. Perusahaan
asing yang dikelola dengan modal besar menggunakan tenaga murah dari penduduk
pribumi. Dalam sistem ekonomi kapitalis tenaga kerja dianggap sebagai faktor
produksi dan tujuan perusahaan asing di Indonesia jelas bukan untuk
melaksanakan demokrasi ekonomi seperti yang tertera dalam UUD 1945 Pasal 33.
Salah satu sisi perusahaan asing berbondong-bondong menanamkan investasinya di
bumi Indonesia adalah karena (1) Indonesia memiliki sumber alam ‘Natural
Resource’ yang berlimpah ruah; (2) Perusahaan asing dapat mendapatkan tenaga
kerja murah dengan demikian perusahaan asing yang menanamkan modal di sini
memiliki keunggulan daya saing berimbang atau komparatif ‘Comparative
Advantage’ sehingga dapat menjual hasil produksinya di bawah harga dengan
kualitas produksi yang sama. Kondisi ini tentu secara perlahan tetapi pasti
diikuti oleh para pelaku ekonomi bangsa kita. Dengan demikian secara
berangsur-angssur sistem ekonomi kapitalis akan semakin tertanam dalam jiwa
para pelaku ekonomi di bumi persada kita. Sebagai bukti adalah pertama,
sulitnya para konglomerat mendengar himbauan Presiden untuk menyisihkan
keuntungannya sebagai upaya pengentasan kemiskinan ; kedua, sulitnya Menteri
Sosial untuk mendapatkan bantuan dalam HKSN.
4. Proses
perubahan budaya dapat terjadi karena difusi, yakni unsur budaya yang satu
bercampur dengan unsur budaya lainnya sehingga menjadi kompleks, di mana unsur
komponennya menjadi tidak dekat lagi dengan unsur budaya aslinya. Kajian di
Melanesia dan Afrika Barat pengaruh aliran budaya dari Asia Tenggara. Budaya
Mesir purba yang masih tertinggal di India, Cina, Kepulauan Pasifik hingga
sampai ke Dunia Baru Malinowski tidak sepakat dengan teori tersebut, melalui
kajian empiris dia menyatakan difusi merupakan proses yang diarahkan oleh
budaya yang lebih kuat / pemberi budaya dan mendapat tantangan hebat dari
budaya yang lemah / penerima budaya (Malinowski, 1983: 27). Hasil penelitian di
daerah transmigrasi Rajabasa Lama, Way Jepara Lampung Tengah 1995-1997
menunjukkan terjadinya difusi di bidang cara pengolahan lahan pertanian. Hal
ini terjadi di mana penduduk suku Lampung yang tadinya terbiasa mengolah lahan
secara tertutup (masih menyisakan bagian hutan di lahan pertanian), kini mereka
mulai mengolah lahan secara terbuka (membabat habis sisa hutan yang tadinya
sebagai cadangan kayu dan sebagainya). Transmigrasi asal suku Jawa yang tadinya
mencangkul dalam-dalam tanahnya sebelum ditanami, kini mereka hanya mengoret
(mencangkul tipis-tipis lahannya untuk sekedar menghilangkan rumputnya) seperti
yang biasa dilakukan oleh orang Lampung, karena ternyata dengan mengoret
humusnya tidak cepat habis. Para transmigran juga membuat gerobak, seperti
halnya gerobaknya orang Lampung yang berukuran kecil dan ramping, sehingga
cukup ditarik oleh sapi seekor dan mudah menerobos di jalan-jalan setapak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar